CHAPTER 28

139 13 10
                                    

"Hah?! E-eh Ello?!" Nelson terkejut saat melihat Ello yang sedang bergandengan mesra dengan Alliya.

Zen, Adit, dan Riri membalikkan tubuhnya ke arah yang Erpan tunjuk. Ternyata memang benar, Alliya sedang bergandengan mesra dengan Ello.

"Siapa kak Zen?" Tanya Riri yang penasaran sambil mengguncangkan lengan Zen.

"Ssttt!!" Perintah Zen untuk diam.

Seketika Riri berhenti mengguncangkan lengan Zen, Riri memperhatikan Alliya dan Ello yang sedang bergandengan.

"Keterlaluan Alliya!" Erpan mendengus dengan muka yang tampak kesal.

Erpan mengepalkan tangannya, seperti sudah siap untuk meninju wajah lelaki yang bersama dengan Alliya.

Erpan berlari ke arah Alliya dan Ello, dan Nelson pun ikut menghapiri temannya itu, Ello.

Sedangkan Zen, Adit, dan Riri membuntuti Erpan dan Nelson dari belakang.

"Alliya!" Erpan berteriak sambil menghampiri Alliya dan Ello.

Alliya terkejut mendengar suara tersebut, Alliya melihat kehadiran Erpan dan kawan-kawannya yang sedang datang menghampiri Alliya dan Ello.

"E-eh? Erpan?!" Alliya terkejut melihat Erpan yang sekarang sedang berdiri di depannya, dan melepas gandengannya dengan Ello.

"Dia siapa Alliya?!" Tanya Erpan yang sedikit membentak.

"E-eeh, i-ini.." jawab Alliya yang ragu.

"Siapa?!" Tanya Erpan lagi yang benar-benar membentak.

"Dia pacar gue! Emangnya kenapa?!" Jawab Alliya yang kembali membentak.

"CEWEK BAJINGAN!" Erpan mulai kesal dan mengeluarkan semua amarahnya.

"LO GAK USAH NGATAIN GUA CEWEK BAJINGAN!" Alliya yang mencoba melawan bentakan Erpan.

"Hah! Lagian gua juga gak bener-bener cinta sama lo! Gua sih cuman manfaatin uang lo buat gua foya-foya" Alliya memberikan cibiranya.

"BANGSAT! Dan lo juga, bisa-bisanya lo deketin cewek gue!" Erpan menarik kerah baju lelaki yang ada di samping Alliya.

"Eh santai bro.. emang cewek lo duluan yang deketin gue"

"GAK USAH BANYAK ALASAN LO ANJING!"  Tangan Erpan sudah tidak tak kuasa menahanya, Erpan memukul bagian pipi kanan Ello.

"ERPAN!"

"KAK ERPAN!"

"HEH ANJING! LO GAK USAH MAIN KEKERASAN!" Hina Alliya sambil mendekati Ello yang terjatuh di lantai.

"Erpan! Tahan emosi lo, Jangan lakuin kaya begini, ini tempat umum pan!" Nelson mencoba untuk menahan emosi Erpan.

Bagaimana tidak? Sekarang mereka menjadi bahan tontonan pengunjung mall, apa lagi, mereka sudah terkenal yang pasti sudah banyak orang mengenalnya.

"ORANG KAYA GINI HARUS DI KASIH PELAJARAN NEL!" Tolak Erpan, dan mendekati Ello untuk memukulnya kembali.

"ERPAN! APA-APAAN SI LO!" Bentak Alliya.

Erpan tidak memperdulikan omongan Alliya, Erpan terus ingin memukul Ello, dan pastinya Ello membalas pukulan Erpan dengan pukulan juga.

Sedangkan Riri, ia hanya bersembunyi di balik badan Adit, sambil melihat Zen dan Nelson yang berusaha memisahkan Erpan dan Ello.

"ERPAN! CUKUP!" Perintah Alliya sambil memisahkan Ello dan Erpan.

"DIEM LU ANJ--" baru saja Erpan ingin menampar pipi Alliya, tapi tangannya terhenti mengingat, pasti harga dirinya akan jatuh jika melakukan kekerasan pada wanita.

"Kenapa? Kenapa berhenti?! Mau nampar gue? Tampar aja nih! Lo takut?! Emang gak ada rasa harga dirinya lo itu!" Seakan-akan Alliya menghina Erpan.

Erpan terdiam membeku, seakan-akan perkataan yang di berikan oleh Alliya memang benar, jika ia memberikan kekerasan pada wanita sudah membuatnya ia malu di tempat umum.

"BAJINGAN LO! MULAI HARI INI KITA PUTUS!" Erpan seakan-akan mengalah setelah Alliya memberikan perkataan tersebut.

"Bla bla bla, gua gak peduli! Lagian juga gua cuman manfaatin uang lo doang, lo kan Youtuber terkenal yang pastinya duitnya banyak" Alliya mengungkapkan yang sebenarnya di depan Erpan.

"Ayu Ello, kita pulang aja, yang ada kita di liatin banyak orang gara-gara cowok kaya gini" Alliya membantu Ello untuk bangun, sambil menyindir Erpan.

Kini, mereka berlima telah di tonton banyak orang. Perkataan yang Alliya lontarkan cukup membuatnya tergores sakit, karena ia cuman di manfaatkan oleh Alliya.

"Erpan, Ayuk pulang aja. Gak usah pikirin Alliya lagi" bujuk Nelson sambil memegang kedua bahu Erpan.

"Gue emang cowok lemah.." batin Erpan yang menghina dirinya sendiri.

Riri hanya melihat Erpan berjalan dengan tatapan kosong, ia tak tahu apa apa dengan urusan Erpan, apa lagi kejadian barusan tadi saat Erpan bertengkar, cukup membuat Riri terkejut.

Saat mereka berjalan ke arah luar mall, banyak orang yang memperhatikan gerak-gerik mereka. Setelah menjadi bahan tontonan, sekaligus membuat malu.

Setelah sampai di parkiran, Erpan masih tak memperdulikan di sekelilingnya. Dan yang mengendarai mobilnya tentu bukan Erpan, melainkan Adit yang menyetir.


TBC


Bagaimana dengan chapter yang ini? Tegang? Atau tidak sama sekali? Hehehehe, aku belum pandai membuat cerita bagaimana orang bisa membayangkan apa yang aku bayangkan:v

Accidentally || Erpan1140 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang