The Sun (Chapter 8 : Life drama)

248 31 6
                                    


Kang Daniel memang bilang kalau dia akan menemani Sejeong ke acara grand opening Ayah Mina, walaupun demikian bukan berarti Sejeong akan suka rela membiarkan Daniel menemaninya. Sejeong tidak mengerti, seharusnya Daniel mengurus urusannya sendiri, dia tidak perlu repot-repot untuk meluangkan waktu berharganya untuk menemani Sejeong ke acara grand opening restoran Korea milik Ayah Mina.

Kemarin sebelum Sejeong ingin tidur, dia mendapati Daniel mengiriminya email. Pria itu bertanya jam berapa dia harus menjemput Sejeong dan juga meminta alamat tempat tinggalnya. Tapi Sejeong mengabaikannya. Saat pagi hari pun Daniel kembali mengiriminya email yang berisi hal yang sama. Dan lagi-lagi Sejeong mengabaikannya. Biar bagaimana pun, Sejeong ingin pergi sendiri.

Bukan Kim Sejeong namanya kalau tidak keras kepala.

Sekarang ini, Sejeong sudah rapi. Dengan kemeja putih lengan panjang kasual yang dipadupadankan dengan rok mini berwana baby pink, Sejeong terlihat cantik dan menawan. Pakaiannya cukup sederhana namun juga berkelas, jangan tanya berapa harga pakian yang dikenakannya hari ini. Sejeong sudah siap berangkat, hanya tinggal membalut tubuhya dengan mantel berwarna senada agar membuat tubuhnya tetap hangat. Angin musim semi cukup dingin, jadi mantel tidak boleh ketinggalan.

Sejeong berjalan keluar kamarnya, lalu berjalan menuju lift. Selama di dalam lift, Sejeong sesekali memainkan ponselnya. Ketika pintu lift terbuka, Sejeong harus membelalakkan matanya ketika melihat siapa yang tengah berdiri di tengah lobby apartemennya.

Pria yang selalu saja memakai jas kemana pun dia pergi itu sedang berdiri di tengah lobby, pandangannya lurus ke depan seolah sudah bisa menebak kalau pintu lift terbuka, Kim Sejeong lah yang berada di dalam. Pria itu tersenyum miring sekilas, lalu berjalan ke arah Sejeong yang masih berdiri di dalam lift.

Sejeong tak beranjak dari posisinya, hingga tanpa sadar pintu lift berdenting pertanda akan segera tertutup. Namun sebelum pintu itu tertutup, Daniel menghentikannya.

“Sampai kapan kau mau diam disitu?” tanya Daniel.

Sejeong masih diam, hingga kemudian Daniel meraih tangannya. Kemudian menariknya lembut untuk segera keluar dari gedung apartemen.

Dar-darimana kau tau alamat apartemenku?!” tanya Sejeong dengan dahi berkerut, Daniel yang masih menggandeng tangannya hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan Sejeong. Sejeong sendiri tidak mengerti kenapa dia hanya menurut saja ketika tangannya ditarik dan dirinya berakhir duduk di dalam mobil Daniel.

“Kau pakai baju itu?” tanya Daniel yang seolah baru sadar kalau Sejeong memakai pakaian yang cukup kasual dan terkesan santai. Sejeong menunduk menatap pakaiannya sekilas sebelum menatap Daniel dengan kernyitan di dahinya.

“Kenapa? Ini bagus,” jawab Sejeong.

Daniel tak menjawab, dia meraih ponselnya dan meletakkan ponselnya di telinganya.

“Bae Irene-ssi, bisa belikan sebuah dress untuk acara ulang tahun Tuan Lim? Aku tidak tau ukuran bajunya, tapi sepertinya ukurannya sama denganmu. Iya, tolong temui aku setelah kau mendapatkan dressnya, akan kukirim lokasiku setelah aku sampai disana,” Daniel mengakhiri sambungannya dan meletakkan ponselnya di atas dashboard.

“Pakai sabuk pengamanmu,” ucap Daniel. Sejeong meraih sabuk pengaman di sebelahnya namun pandangannya tak lepas dari Daniel.

Yak, darimana kau tau alamat apartemenku?” Sejeong kembali bertanya karena sebelumnya Daniel tidak menjawab pertanyaannya.

“Sudah aku bilang, jangan remehkan aku dalam mendapatkan informasi,” Daniel menyalakan mobilnya, “selain itu, kenapa kau tidak membalas emailku?”

1. The Sun (Wannaone Universe-Kang Daniel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang