The Sun (Chapter 19 : Jealous)

304 39 13
                                    


Kim Sejeong mengatur napasnya yang putus-putus karena baru saja menyelesaikan latihan koreografi lagunya. Dia meraih sebotol minuman dan meminumnya.

“Sejeong-ah, ada beberapa yang harus kukoreksi,” pelatih Wendy menghampirinya. Beberapa backdancer diperbolehkan istirahat lima menit, mereka duduk di pinggir ruang latihan. Sejeong yang baru saja selesai mengatur napasnya menatap pelatih Wendy yang kini sudah berada di sebelahnya.

“Saat bagian chorus, kau lupa memperhatikan detail untuk menoleh ke arah kanan atas,” pelatih Wendy mencontohkannya dan Sejeong memperhatikannya melalui kaca besar di depannya, “lalu saat menggerakan pinggul, kau kurang menggerakkannya dengan maksimal, jadi tidak terlalu kelihatan,”

“Aku agak sulit kalau dengan pinggul kiri,” kata Sejeong lalu melakukan gerakan yang dimaksud oleh pelatih koreografinya. Wendy membantu Sejeong hingga gadis itu sedikit lebih baik daripada yang sebelumnya.

Setelah istirahat, mereka mulai menari lagi hingga tiga kali. Ini adalah latihan terakhir mereka sebelum esok hari mereka akan mulai syuting video musik. Hari debutnya semakin dekat, tentu saja Sejeong semakin gugup namun disaat yang bersamaan juga merasa antusias.

Kim Sejeong mengambil handuk kecilnya di pinggir ruangan lalu mengusap keringat yang mengucur di keningnya.

“Kau sudah sempurna Sejeong, kau harus ingat detail yang tadi kuajarkan agar menyempurnakan penampilanmu,” pelatih Wendy menghampirinya dan Sejeong mengangguk mendengarkan. Pelatih Wendy cukup sabar mengajarinya, biarpun Sejeong seringkali membuat kesalahan di awal-awal latihan tapi pelatih Wendy tidak terlihat marah. Mungkin ini yang dinamakan profesional.

“Terimakasih atas kerja kerasnya selama ini, pelatih,” Kim Sejeong membungkukkan tubuhnya di depan pelatih Wendy.

Aniya, kau juga sudah bekerja keras. Kudoakan semoga debutmu sukses, ya,”

Ne, khamsahamnida,” jawab Sejeong tersenyum.

Setelah mengobrol sebentar dengan pelatih Wendy dan juga backdancer yang akan ikut dalam musik videonya nanti, Sejeong melangkahkan kakinya ke ruangan Manajer Lee. Setelah berada di depan pintu kaca gelap itu, Sejeong langsung membuka pintu itu. Kebiasaan Sejeong ketika mengunjungi Manajer Lee ke ruangannya, dia tidak pernah mengetuk pintu terlebih dahulu.

Yak! Sudah kubilang berapa kali padamu, ketuk dulu sebelum masuk!” Manajer Lee meneriaki Sejeong saat gadis itu dengan santainya menutup pintu dan melangkahkan kakinya menuju sofa panjang. Gadis itu langsung menyandarkan kepalanya pada lengan sofa dan kakinya diluruskan ke atas lengan sofa yang satunya lagi.

“Manajer Lee, setelah ini antar aku ke Konnect Ent, ya,” Sejeong tidak menanggapi omongan Manajer Lee, dia malah mengganti topik dengan santainya sambil memejamkan mata.

“Konnect ent? Mau apa kau kesana?” tanya Manjaer Lee lalu melangkahkan kakinya keluar dari meja besarnya, kini beralih duduk di single sofa yang tak jauh dari tempat Sejeong tiduran.

“Mau menemui Daniel,”

Manajer Lee memutar bola matanya malas, “Kim Sejeong, selama ini kalau kuperhatikan, selalu kau yang menemui dia, kenapa dia tidak pernah menemuimu duluan?”

Pertanyaan Manajer Lee mampu membuat Sejeong membuka matanya lalu melayangkan tatapan tajam pada pria paruh baya itu.

“Manajer Lee kan tau kalau dia CEO, pekerjaannya tentu saja banyak,” kata Sejeong sewot. Padahal di dalam hati, Sejeong membenarkan ucapan Manajer Lee. Selama ini, Sejeong sering kali menemui Daniel tanpa alasan. Datang tidak diundang dan hanya ingin merecoki keseharian Daniel saja. Sejeong sempat melupakan fakta bahwa mereka hanyalah pasangan pura-pura. Ada keuntungan yang sudah mereka dapatkan dari sandiwara ini. Seharusnya Sejeong tidak perlu repot-repot mendatangi si beruang es.

1. The Sun (Wannaone Universe-Kang Daniel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang