The Sun (Bonus Chapter)

265 27 2
                                    

[Seoul, Lima tahun lalu]

"Pulang sekolah nanti, tidak usah menjemputku,"

Semua orang di meja makan itu tampak terkejut mendengar penuturan seorang gadis manis dengan rambut sebahu itu. Eomma dan Appa yang duduk bersebelahan saling tatap sebentar.

"Kau pulang sekolah malam, kenapa tidak dijemput?" tanya Eommanya heran. Putrinya itu dengan santai membenarkan poni yang menutupi matanya sambil asik mengunyah roti panggang kesukaannya.

"Tidak apa-apa," katanya sambil tersenyum saat kedua pipinya penuh, "hanya ingin jalan-jalan sebentar sebelum pulang,"

"Supir Ahn bisa mengantarmu jika ingin jalan-jalan sebelum pulang," kali ini Appanya yang menjawab. Pasalnya... tumben sekali putrinya menolak untuk dijemput. Padahal biasanya, jika supir Ahn telat menjemput barang sedetik saja saat dia keluar dari gerbang sekolah, gadis itu akan marah pada semua orang di rumah.

"Aku ingin sendiri," Kim Sejeong mulai mengerutkan dahinya tidak senang, "aku bisa pulang naik taksi nanti, tidak usah mencemaskanku, aku sudah besar,"

"Kau masih murid tahun pertama di sekolah," kata Eommanya.

Sejeong mencebikkan bibirnya lalu menoleh ke sampingnya, "Oppa~" panggilannya terdengar meminta pembelaan. Laki-laki yang duduk di sebelahnya itu, yang sedari tadi hanya diam saja mendengar adiknya berbicara, kini berdeham. Bukan karena roti panggang yang membuat tenggorokannya tersedak, tapi karena sedang mengulur waktu untuk mulai berbicara.

Setelah meminum susu cokelatnya, Kim Doyoung menatap kedua orang tuanya yang ternyata sudah menunggunya untuk bicara.

"Aku rasa, membiarkan Sejeong mengeksplor pengalaman baru tidak ada salahnya. Selama ini dia tidak pernah benar-benar berada di dunia luar sendiri. Dia selalu bersama dengan kita," jelasnya tanpa ragu, lalu menoleh ke samping dan mendapati adiknya sudah tersenyum senang mendengar pembelaan dari Oppanya.

"Benarkah? Tapi eomma khawatir," wanita anggun itu menatap putrinya cemas.

"Kkokjeongmaseyo eommonim, dia sudah enam belas tahun. Aku yakin naik taksi sendiri untuk pulang akan terasa mudah baginya," lagi-lagi Kim Doyoung berusaha meyakinkan orang tuanya. Wanita yang dipanggilnya eomma itu walau tampak cemas tapi akhirnya juga mengangguk kecil.

"Kabari eomma setiap kau berubah posisi, ya?"

"Ne, eomma!"

*The Sun*

Gadis itu sudah merencanakannya jauh-jauh hari. Dia ingin menonton orang-orang melakukan basking di taman dekat sekolahnya. Katanya orang-orang yang melakukan busking itu semuanya berbakat dan ada seorang yang sangat menarik perhatian teman-temannya.

"Huh... tidak kusangka akan semakin dingin," Kim Chungha menggosokkan kedua telapak tangannya kemudian meniupnya seolah hal itu bisa membantu memberi kehangatan di kulitnya.

"Geurae, salju sedang turun, wajar saja," sahut Jung Chaeyeon sambil berusaha menyembunyikan separuh wajahnya pada syal tebal yang melilit lehernya.

Sejeong menghela napasnya hingga uap putih terlihat, "ayolah, tidak seburuk itu. Kau tau, aku sangat semangat ingin menonton busking. Ini kesempatan pertamaku,"

Chungha menarik napas karena ingusnya nyaris saja keluar, "tumben kau diizinkan,"

"Oppa membantuku bicara," kata Sejeong sambil tersenyum, "oh, omong-omong kau bilang ada salah satu orang yang menarik? Dancer?"

Jung Chaeyeon mengangguk antusias, lantas tersenyum dengan mata berbinar cerah.

"Dia paling jago b-boy, dan bonusnya... wajahnya benar-benar tampan!" jawab Chaeyeon bersemangat hingga membuat Sejeong terkekeh lucu mendengarnya.

1. The Sun (Wannaone Universe-Kang Daniel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang