The Sun (Chapter 30 : Healing)

262 33 11
                                    

Meninggalkan Bali, entah kenapa menjadi hal yang berat bagi Sejeong. Tempat yang indah ini telah menjadi saksi dirinya mengalami banyak keajaiban. Di tempat ini pula, hatinya yang sudah hancur kini mulai utuh sedikit demi sedikit. Perasaannya sudah mulai membaik, kenyataan yang menimpanya perlahan mulai bisa dia terima. Toh, dia tidak bisa memperbaiki masa lalu, yang dia miliki sekarang adalah masa depan. Jadi dia tidak ingin melewatkan kesempatan ini dan menyesal kemudian.

Kim Sejeong menghela napasnya, lalu menoleh ke belakang. Melihat Daniel yang sedang berbincang dengan pemilik penginapan, sedangkan Oppanya, sedang berada di dekat mobil, berusaha membantu Pak Choi yang sedang memasukkan koper ke dalam bagasi.

Lagi-lagi Sejeong menghela napasnya, rasanya berat.

“Kenapa?”

Tiba-tiba saja Daniel sudah berdiri di sebalahnya, menatapnya dengan wajah penuh tanya. Sejeong menggeleng sambil tersenyum tipis.

Ani,” jawab Sejeong singkat. Daniel menaikkan sebelah alisnya.

“Kau tau, kau bisa cerita kalau kau mau,” kata Daniel, seolah jawaban Sejeong tadi tidak cukup puas untuknya.

“Hanya... sedikit berat meninggalkan tempat ini,” Sejeong berucap pelan.

“Kita bisa tinggal untuk beberapa hari kalau kau mau,”

“Jangan,” Sejeong buru-buru menjawab, “walau terasa berat, tapi semua sudah cukup,”

Kang Daniel tersenyum lucu, dia mengusak puncak kepala Sejeong dengan gemas lalu mengajak Sejeong ke mobil. Pria itu berjalan lebih dulu, dan Sejeong menyempatkan dirinya untuk menoleh. Dilihatnya, Pak Gusti yang tersenyum ramah di wajah keriputnya, Sejeong balas tersenyum lantas membungkukkan tubuhnya beberapa detik sebagai penghormatannya.

Gadis itu kemudian berjalan mendekat ke mobil, sebelum masuk ke dalam mobil, dia sempat menghirup udara Bali sekali lagi. Semoga saja, ini bukan kali terakhirnya berada di Bali.

*The Sun*

Kang Daniel segera membukakan pintu begitu bel pertama terdengar.

“Hey, lama tidak bertemu,”

“Biasanya juga lama tidak bertemu,”

“Bukan kau, Kim songsaenim. Aku bicara pada kucingku,” kata Daniel lalu mengambil alih kandang-kandang kucil yang dibawa oleh Kim Jaehwan.

“Itukah ucapan terimakasih yang seharusnya kuterima karena mengatar kucing-kucingmu ke dokter hewan dan memberi mereka makan saat mereka nyaris sekarat?” Jaehwan menjawab dengan nada kesal, mengekori Daniel kemudian menutup pintu apartemen.

Kim Jaehwan melepas mantelnya lalu duduk di sofa dan menatap aneh pada Daniel yang sedang mengobrol dengan kucing-kucingnya sambil melepaskan ketiganya dari dalam kendang.

“Bagaimana Korea selama aku pergi?” tanya Daniel setelah selesai prosesi melepas rindunya. Kini pria itu berjalan ke arah lorong dapur.

“Jika kau bertanya tentang kasusmu dengan Kim Sejeong, kupikir semuanya tidak berubah. Maksudku masih ada beberapa portal berita yang membahasnya karena baik dari pihakmu maupun pihak agensi Sejeong tidak ada yang memberikan klarifikasi,” jelas Jaehwan, dia menyandarkan punggungnya ke sofa.

“Ini,” ketika Daniel muncul, pria itu meletakkan sebuah kotak makanan di atas meja.

Jaehwan tertarik, pria itu menegakkan punggungnya lalu mengambil kotak itu, “apa ini?” dia memutar-mutar kardus makanan itu sambil membaca tulisan abjad yang tidak dia tau artinya.

1. The Sun (Wannaone Universe-Kang Daniel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang