The Sun (Chapter 27 : Escape)

274 33 5
                                    

Suasana bandara malam ini terlihat lengang. Tidak banyak orang yang memilih penerbangan pada pukul dua dini hari, itulah yang membuat Daniel memilih mengambil penerbangan pada jam ini. Tidak akan ada orang yang sadar keberadaan dirinya, tidak akan ada juga media yang menyorot dirinya.

Diliriknya gadis yang duduk di sampingnya, gadis itu menoleh ke arah jendela di pesawat di samping tubuhnya. Sedari tadi dia hanya diam, tak banyak bertanya.

Gwenchana?” Daniel menegurnya, berbarengan dengan tangannya yang menyentuh pungung tangan Sejeong yang ada di atas pahanya. Gadis dengan mata yang masih bengkak itu menoleh padanya dan berdeham kecil sambil mengangguk.

“Omong-omong, mau kemana kita?” akhirnya gadis itu menyuarakan isi kepalanya. Sejak mereka kembali dari sungai han, Daniel mengantar Sejeong ke apartemennya untuk menyiapkan koper dan barang-barang yang ingin dibawanya. Gadis itu pun tak banyak bertanya, dia hanya menurut apa yang Daniel suruh. Sepertinya, dia benar-benar tidak punya arah tujuan.

“Ke tempat... yang jauh dari hingar bingar kehidupan?” Daniel menaikkan kedua alisnya, tidak yakin dengan yang dia ucapkan juga.

Sejeong menatap Daniel tidak percaya, “heol,” gadis itu terkekeh, “jangan bilang kau mau mengajakku ke kutub utara? Bertemu dengan saudara-saudaramu?”

Beruang es, batin Daniel menebak hingga menghasilkan senyum simpul di wajahnya.

“Tentu saja,” Daniel terlihat antusias, “akan kubawa kau pada mereka supaya kau kewalahan, bertemu satu beruang es ini saja kau sudah kerepotan bukan?”

Entah kenapa Kim Sejeong langsung tertawa mendengar jawaban Daniel. Gadis itu tertawa lepas hingga matanya menyipit. Hal yang terasa mulai langka karena akhir-akhir ini, dia tidak pernah melihat tawa yang menular itu. Tidak, jangankan tertawa, untuk tersenyum saja gadis itu enggan. Raut sedih dan tangisnya terus yang Daniel lihat beberapa hari belakangan ini.

Dan begitu melihat Sejeong tertawa sebebas itu, tanpa sadar Daniel ikut tertawa kecil. Sedangkan hatinya mengucapkan syukur.

*The Sun*

Biasanya Daniel tidak membutuhkan penjagaan ketika berpergian ke tempat-tempat jauh ketika mengurus perusahaannya. Seringkali Daniel malah menyuruh para bodyguard itu untuk berjaga di sekitar agensi saja, menjadikan mereka malah seperti satpam gedung dibanding bodyguard pribadinya. Tapi, hari ini pengecualian. Setelah memutuskan akan melakukan pelarian bersama Sejeong, Daniel segera menghubungi sekretarisnya, Bae Irene.

Daniel meminta perempuan itu untuk mengurus tiket penerbangan dan juga penginapannya, selain itu, Daniel juga meminta Irene untuk mempersiapkan empat bodyguard sama perjalanannya. Yang membuat Daniel menyukai Irene adalah, gadis itu tidak banyak bertanya biarpun seringkali diberi perintah yang mendadak. Gadis itu akan menjalankannya dan diam tak bertanya.

Saat ini Daniel sedang dalam pelarian bersama dengan Sejeong. Berada di negeri orang, akan sangat berisiko jika pergi tanpa adanya penjagaan. Setidaknya, Daniel butuh empat bodyguard selama pelarian ini. Entah sampai kapan, Daniel tidak tau. Namun, yang dia harapkan, pelarian ini tidak akan berlangsung lama.

Dia berharap semuanya segera membaik dan dia bisa kembali ke Korea dengan tenang bersama Sejeong di sampingnya.

Ketika turun dari pesawat, matahari belum sepenuhnya terbit. Semburat jingganya masih terlihat malu-malu di ufuk timur. Udara sejuk khas negara tropis mulai terasa di kulitnya, berbeda sekali hawanya dengan Korea yang saat ini sedang musim dingin.

Daniel menuntun Sejeong agar berada di depanya ketika menuruni eskalator bandara. Gadis itu belum bertanya tentang tempat yang saat ini dipijakinya. Entah karena tidak terlalu ingin tau, atau karena masih merasa jetlag.

1. The Sun (Wannaone Universe-Kang Daniel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang