The Sun (Chapter 10 : I Want To Make U Angry)

292 32 5
                                    


"Jadi, kenapa kau tidak naik mobilmu sendiri ke kantor?"

Daniel menoleh ke sampingnya dan melihat Kim Jaehwan yang sedang serius menatap lurus ke jalanan. Daniel menyilangkan tangannya di depan dada.

"Mobilku masuk bengkel,"

"Benarkah? Apanya yang rusak, setahuku kau belum lama beli mobilmu itu,"

Daniel memutar bola matanya malas, ini dia yang dia sebal dari Kim Jaehwan. Temannya ini punya rasa penasaran yang tinggi, dia selalu saja bertanya sejak Daniel duduk di dalam mobilnya sedangkan suasana hati Daniel sendiri yang sedang unmood membuatnya menjadi semakin sebal ketika mendengar Jaehwan terus menodongnya dengan berbagai pertanyaan. Sebenarnya bisa saja Daniel meminta Ong atau Minhyun untuk mengantarnya ke Kantor, namun kedua orang itu sudah berangkat kerja dan sangat kebetulan hanya tersisa Jaehwan. Tempat mengajar Kim Jaehwan searah dengan Kantor Daniel, jadi ini satu-satunya opsi yang paling baik dibanding harus berdesakan di dalam bus serta dipotret paparazzi.

"Uhm, hyung, bagaimana dengan Universitas? Apa banyak yang berubah?" Daniel berusaha merubah topik pembicaraan.

"Tentu saja banyak yang berubah," Jaehwan menanggapi, "sekarang semakin banyak mahasiswa cantik," sambungnya dengan senyum lebar hingga pipinya naik menghimpit matanya yang sipit.

"Ei, ingat. Kau ini Dosen," kata Daniel.

Setelah lulus dari jurusan Psikolognya, Jaehwan pernah bekerja di beberapa tempat hingga saat ini dia sudah tiga tahun bekerja sebagai Dosen Psikologi di kampus mereka yang lama. Mungkin aneh jika mendengar Kim Jaehwan menjadi seorang Dosen karena Jaehwan terlihat terlalu banyak bermain-main dan sering kali tertawa seakan-akan dia tidak pernah serius, tapi dibalik itu semua dia punya otak yang encer. Dia dapat diandalkan dan dia tanggap jika disuruh mengerjakan sesuatu.

"Ah iya, tapi Daniel, akhir-akhir ini aku merasa salah satu mahasiswiku sedang berusaha mendekatiku," ucap Jaehwan yang membuat Daniel terkekeh.

"Mana mungkin,"

"Aku serius,"

"Mungkin hanya perasaanmu saja,"

"Tidak, sungguh. Dia bahkan terang-terangan memberiku cokelat,"

Di mata laki-laki, seorang perempuan yang memberikan makanan manis kepada laki-laki, tandanya perempuan itu menyukai laki-laki tersebut.

"Dia bilang apa saat memberimu cokelat?" tanya Daniel penasaran.

"Dia bilang kalau dia punya banyak cokelat, jadi dia memberikanku satu," jawab Jaehwan.

"Yasudah, itu sudah jelaskan? Dia punya alasan memberimu cokelat, jangan suka melebih-lebihkan suatu hal," kata Daniel kemudian menyandarkan kepalanya pada kursi. Memang pada dasarnya Daniel sendiri adalah manusia yang kurang peka, makanya dia merespons begitu pada cerita Jaehwan. Jaehwan sendiri bodoh, padahal dia Dosen psikologi, tapi respon dan tingkat kepekaannya tidak berfungsi saat ada seseorang yang menyukainya.

"Benarkah? Kalau begitu mungkin aku harus memberikan dia sesuatu juga supaya kita impas, bagaimana menurutmu?"

"Itu bagus. Kebaikan harus dibalas kebaikan,"

Daniel tersenyum ceria begitupun dengan Jaehwan, padahal jika Jaehwan memberikan suatu hal yan manis lagi pada perempuan yang dia maksud bisa saja si perempuan itu mengartikan kalau Jaehwan juga punya perasaan yang sama pada perempuan itu bukan? Sepertinya salah jika Jaehwan menanyakan saran pada Daniel.

*The Sun*

Wannaone (11)

Rihanna : Sudah lama kita tidak bertemu, bagaimana kalau nanti malam kumpul?

1. The Sun (Wannaone Universe-Kang Daniel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang