The Sun (Chapter 3 : Scandal)

287 38 0
                                    


Kim Sejeong merengut sambil menatap ke arah Manajer Lee yang sudah sejak setengah jam lalu menceramahinya. Jika ditanya apa hal yang paling menyebalkan bagi Sejeong, maka dia akan menjawab kalau mendengarkan Manajer Lee mengomelinya lah merupakan yang paling menyebalkan baginya. Sambil memeluk bantal sofa berwarna cream, Sejeong sengaja menguap hingga menimbulkan suara. Manajer Lee langsung menatap Sejeong tajam.

Yak! Beraninya kau menguap!” Manajer Lee terdengar marah. Sedangkan Sejeong menanggapinya santai.

“Empat puluh menit,”

Mwo?”

“Sudah empat puluh menit kau marah-marah,” jawab Sejeong sambil menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa. Manajer membuka mulutnya seolah-olah tidak percaya dengan apa yang barusan Sejeong bilang.

“Apa kau tidak mendengarkan ceramahku selama empat puluh menit itu?”

“Tidak,”

“Kalau begitu aku akan mulai ceramah empat puluh menitku dari awal lagi,”

“Aku mendengarnya! Jadi berhentilah mengoceh!” Sejeong menjawab dengan sebal. Namun Manajer Lee tak kalah sebal dari Sejeong. Pria yang nyaris berusia empat puluh tahun itu menarik kacamatanya dan kemudian duduk di single sofa yang berada di depan Sejeong.

“Sejeong, dengar,” Manajer Lee Donghae menatap Sejeong dengan tulus, “aku sudah menganggapmu sebagai adikku sendiri, aku sungguh mengkhawatirkan karirmu, tidak. Aku mengkhawatirkanmu. Aku tau kau juga merasa tertekan selama ini,”

Ucapan Manajer Lee membuat raut wajah Sejeong berubah. Entah kenapa ucapan Manajer Lee terasa menyentil dirinya. Semenjak keluar dari groupnya, Sejeong memang belum muncul kembali ke publik. Dia belum kembali membintangi acara TV, iklan atau drama. Dia masih menjadi Sejeong ex I.O.I. Yang setiap harinya selama dua tahun belakangan, hanya menghabiskan waktunya di ruang latihan, menari, menyanyi dan hal-hal tidak berguna lainnya yang membuatnya muak.

Entah alasan apa yang membuat agensi membuat Sejeong tak kunjung debut kembali atau bahkan memberinya job untuk membintangi drama. Padahal saat Sejeong melihat SNS, ada banyak drama baru dan banyak orang berharap bahwa dialah yang memerankan karakter di drama tersebut. Tapi tetap saja, walaupun antusiasme masyarakat sangat tinggi terhadapnya, Agensi tetap tidak berbuat apa-apa. Maksudnya, Agensi tidak memanfaatkan peluang ini untuk membuat Sejeong debut atau mengizinkannya bermain drama.

“Lalu aku harus apa?” tanya Sejeong dengan tatapan kosong, lalu beralih menatap Manajer Lee dengan mata sedikit berair, “aku sudah melakukan semua yang aku bisa, tapi aku tidak mendapatkan hasil apa-apa atas usahaku selama ini,”

“Pertimbangkan saranku yang tadi, Sejeong-ah,”

“Saran yang mana?”

“Ingat-ingat lagi soal ceramah empat puluh menitku,”

Sejeong kembali merengut, namun tak lama kemudian Manajer Lee berkata, “kau harus ambil resiko muncul ke publik. Buat sesuatu yang mengejutkan orang-orang, buat sesuatu yang membuat warga heboh dan semua media beralih menyorotmu, dengan begitu, pasti banyak tawaran yang masuk supaya kau menghadiri acara mereka. Kau pasti akan kembali muncul ke publik secara resmi nantinya,”

Sesuatu yang mengejutkan? Sejujurnya, Sejeong belum terpikirkan sesuatu hal yang bisa membuat orang-orang terkejut hingga hari ini berakhir.

*The Sun*

Sejeong melepas masker yang menutupi wajahnya ketika melenggang masuk ke sebuah ruangan yang cukup luas. Ruangan itu rapi, deretan lemari berisi berbagai jenis dokumen, sofa bentuk L yang menghiasi sisi ruangan, beberapa lukisan abstrak menghiasi dinding, serta sebuah meja dengan kursi besar berada di tengah ruangan. Di kursi besar itu, ada seorang pria paruh baya yang menatap ke arah Sejeong ketika pintu ruangannya terbuka, lantas tersenyum dan bangkit menyambut Sejeong dengan pelukan hangat.

1. The Sun (Wannaone Universe-Kang Daniel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang