The Sun (Chapter 18 : I Think I Love You)

245 33 6
                                    

Song Recommended  :  Byul - I Think I Love You

*The Sun*


“Terimakasih atas kerja kerasnya,” Kim Sejeong membungkukkan tubuhnya lalu tersenyum setelah menegakkan kembali tubuhnya. Prosesi rekaman untuk albumnya baru saja selesai, Sejeong semakin merasa lega dan antusias karena debut solonya semakin di depan mata. Hari yang cukup melelahkan karena setengah dari lagu yang ada di albumnya, Sejeong selesaikan hari ini. Sebelumnya dia sudah menyelesaikan sebagian dan hari ini tinggal menyanyikan sisanya lagi.

Menyanyi tidak semudah melakukannya sesekali. Jika menyanyi terus menerus, diulang lagi dan lagi, lama kelamaan tubuh juga merasa lelah. Belum lagi kalau sedang ada masalah mulut dan suara, biasanya tubuh akan semakin letih karenanya. Tapi untungnya, selama beberapa terakhir ini Sejeong menurut ucapan pelatih vokalnya untuk rajin meminum air putih dan menghindari makanan berminyak. Biasanya Sejeong bandel dan mencuri-curi kesempatan untuk melanggar, tapi karena ini adalah debutnya, Sejeong ingin memberikan yang terbaik pada albumnya.

“Park Woojin-ssi, terimakasih atas kerja kerasnya,” Sejeong berucap ramah saat Woojin baru saja keluar dari bilik rekaman. Park Woojin terlihat malu-malu, dia menggaruk tengkuknya dan menunduk sekilas.

Aniya, terimakasih nuna karena memberiku kesempatan berduet denganmu,” setelah beberapa kali bertemu, akhirnya Woojin sepakat untuk memanggil Sejeong dengan nuna. Ini adalah permintaan Sejeong, karena dia sendiri merasa aneh jika terus-terusan dipanggil sunbaenim. Padahal dia sendiri merasa belum pantas dipanggil sunbae.

Sejeong menggeleng lucu, “apa setelah ini kau ada waktu?”

Woojin melihat jam tangannya lalu tampak sedang mengingat-ingat sesuatu.

“Nanti sore aku harus segera kembali ke dorm,” jawab Woojin.

“Bagus! Kalau begitu sekarang free kan?” tanya Sejeong semangat. Woojin mengangguk ragu karena tidak mengerti. Kim Sejeong kemudian mengajak Park Woojin untuk minum kopi di lantai satu gedung. Walau tampak kebingungan, tapi Park Woojin tetap menuruti Sejeong. Mungkin karena merasa sungkan karena ini adalah ajakan sunbaenimnya.

“Pesanlah tidak usah sungkan,” kata Sejeong begitu keduanya sudah duduk di salah satu meja di coffee shop lantai satu. Park Woojin memesan, begitu juga Sejeong.

“Omong-omong, kau benar satu kuliah dengan Kang Daniel?” Sejeong mulai bertanya ketika pesanan sudah terhidang di meja. Park Woojin mengulum bibirnya sebentar lalu mengalihkan pandangannya. Merasa sedikit menyesal karena menerima ajakan Sejeong yang ternyata ingin mengintrogasinya tentang Daniel. Kim Sejeong sendiri memang ingin menanyakan soal Daniel pada Woojin, karena dia tidak mungkin bertanya soal masa lalu Daniel langsung pada orangnya. Beruang es itu tidak akan menjawabnya.

Ne,”

“Seperti apa dia semasa kuliah?” Sejeong meyangga pipinya dengan sebelah tangan. Park Woojiin menelan ludah gugup. Membayangkan bagaimana jika Daniiel tau kalau dia membocorkan kehidupan Daniel pada orang lain. Tapi... orang yang bertanya ini kan pacarnya? Apa Woojin salah jika dia bercerita? Sungguh. Woojin sangat ingin ada seseorang yang menelponnya atau kenalannya yang tiba-tiba memanggilnya, supaya Woojin bisa terlepas dari hadapan Sejeong saat ini.

“Seperti... seperti mahasiswa kebanyakan, hehehe,”

“Oh, mungkin pertanyaanku kurang spesifik, ya,” Sejeong bergumam kecewa, “maksudku, apa dia playboy?”

Park Woojin menggeleng tegas, “tidak, Daniel hyung tidak seperti itu,”

Kim Sejeong menaikkan sebelah alisnya, merasa sedikit aneh karena biasanya pria tampan itu kan suka sekali main perempuan.

1. The Sun (Wannaone Universe-Kang Daniel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang