The Sun (Chapter 25 : Fact)

237 32 10
                                    

“Putuskan kontrak? Sajangnim, bukankah anda bilang jika kita membiarkan kabar ini maka akan membuat orang-orang berpikir kalau kabar tentang Kim Sejeong benar adanya? Lantas jika anda memutuskan kontrak dengan Sejeong, bukankah ini malah membuat semuanya terlihat semakin jelas kalau Sejeong lah yang salah?”

Bukan Sejeong yang mengeluarkan kalimat protes itu, melainkan Manajer Lee. Pria yang berdiri di samping Sejeong itu melayangkan tatapan protesnya pada Park sajangnim. Sedangkan Sejeong sendiri, dia tidak tau harus bagaimana. Layaknya burung, dia berasa sayapnya baru saja dipotong. Kebebasannya diambil dan dia kesakitan sekarang.

“Apa dengan mempertahankan Sejeong di agensi, semuanya akan menjadi lebih baik? Justru jika Sejeong tetap ada di agensi, komentar buruk akan semakin banyak bermunculan. Terlebih lagi jika kita tidak menanggapi kabar ini,” Park sajangnim terlihat tidak senang idenya dibantah, lantas dia menatap Sejeong yang terdiam dengan tatapan kosong.

“Diam tidak selamanya baik, terkadang kita harus berani mengambil langkah sulit jika itu memang satu-satunya jalan,”  Park sajangnim menatap Sejeong, namun gadis itu masih melamun. Tatapannya kosong, pikirannya pun kosong.

Sejak kecil impiannya adalah menjadi idol. Dia sudah suka bernyanyi sejak kecil, dan sudah mulai belajar menari saat masuk usia tiga belas tahun. Dia sadar, menjadi idol tidak bisa hanya sekedar suka menyanyi. Dia harus punya keahlian, harus punya sikap yang bagus, tidak pantang menyerah dan bertanggung jawab. Selama ini, dia berusaha seorang diri agar bisa mencapai cita-citanya.

Kemudian, saat dia bisa meraih cita-citanya tanpa bantuan koneksi dari Appanya yang notabenenya merupakan orang yang berpengaruh di Korea, Sejeong sangat bahagia. Kerja kerasnya selama ini akhirnya terbayar dengan kalimat, ‘Sejeong, kau akan debut,’. Keringat lelahnya selama ini akhirnya diganti dengan air mata bahagia.

Tergabung dalam I,O.I dan menjadi main vokal adalah salah satu momen yang tidak pernah dia lupakan seumur hidupnya. Dalam I.O.I lah dia mulai belajar bagaimana menjadi profesional. Dia mulai belajar, biarpun lelah karena menari selama berjam-jam, biarpun mengantuk karena hanya tidur selama dua jam perhari, dia harus bisa bersikap profesional dan menunjukkan senyumnya di depan para penggemar.

Kalau penggemar melihatnya kelelahan maka penggemar akan cemas, dan Sejeong tidak ingin hal itu terjadi. Membuat orang lain bahagia adalah tugasnya menjadi idol. Lantas bagaimana dengan kebahagiaannya? Simpel saja. Bisa membuat orang lain bahagia karena dirinya, merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri bagi Sejeong.

Menjelang I.O.I bubar, Eommanya meninggal. Perlahan-lahan, kebahagiaannya mulai hilang satu persatu. Eommanya meninggalkannya selamanya, Oppanya pergi dan tak kembali sampai saat ini, kemudian ketika satu-satu kebahagiaan Sejeong tersisa, I.O.I bubar.

Setelah I.O.I bubar, Sejeong vakum selama dua tahun. Dua tahun bukan waktu yang singkat, belum lagi dia harus terus berlatih seperti trainee lainnya. Dua tahun dia menjalani hari-harinya tanpa semangat, dunianya serasa abu-abu.

Kemudian, saat akhirnya Sejeong kembali ke publik dan debut albumnya sudah di depan mata, dia dihadapkan kejadian yang sulit lagi. Dunianya tak lagi abu-abu, tapi lenyap. Menyisakan kegelapan tanpa cahaya hingga membuatnya tidak tau harus berjalan kemana. Dia tidak bisa membayangkan dirinya keluar dari agensi musik. Ini adalah satu-satunya hal yang dia sukai dan selalu ingin dia kerjakan seumur hidupnya.

Tapi sekarang, kebahagiaannya benar-benar tidak tersisa.

“Tapi sajangnim, tetap saja. Mengeluarkan Sejeong dari agensi bukanlah keputusan yang tepat. Bukankah lebih baik jika anda mendiskusikan ini terlebih dahulu dengan Kang sajangnim? Ini bukan hanya tentang Sejeong, tapi juga dengan Konnect Entertainment,” dengan suara keras, Manajer Lee masih tidak setuju dengan keputusan Park sajangnim.

1. The Sun (Wannaone Universe-Kang Daniel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang