The Sun (Chapter 20 : Missed)

241 35 8
                                    

Lee Hangyul baru saja ingin pergi ke kamar mandi saat bel apartemennya tiba-tiba saja berbunyi. Hangyul yang sudah mengenakan bathrobe memutar tubuhnya, berjalan ke arah pintu sambil mengikat tali pinggang bathrobenya. Dilihatnya dari intercom, ada seorang pria mengenakan masker yang menutupi wajahnya serta topi warna hijau lumut. Pria di luar sana tampak gelisah menoleh ke kanan ke kiri, namun, bukannya takut, Hangyul malah tersenyum dan beralih membuka kunci pintu apartemennya.

“Ini barang yang kau minta,” pria misterius itu langsung berucap begitu Hangyul berdiri di depan pintu apartemennya. Lee Hangyul menatap sebentar pada amplop cokelat yang disodorkan oleh pria di depannya ini sebelum akhirnya mengambilnya.

“Bayarannya?” tanya pria itu, matanya terlihat tajam mengintip dari balik topi yang menutupi wajahnya.

Hangyul membuka tali amplop itu dengan santai sambil berkata, “sudahku transfer,” setelah tutup amplop yang dipegangnya itu terbuka, Hangyul mengintip isinya, “plus bonus yang kujanjikan,”

Pria bertopi hijau itu langsung pergi, tak mengucapkan kalimat apapun lagi bahkan terimakasih pun tidak. Pekerjaannya memang tidak mengharuskannya memiliki tata krama atau basa-basi.  Sedangkan Lee Hangyul hanya tersenyum miring, lalu melangkahkan kakinya kembali  masuk ke dalam apartemennya.

Lee Hangyul menghempaskan tubuhnya ke sofa, melupakan rencananya yang ingin membersihkan tubuhnya setelah aktivitasnya seharian ini. Amplop di tangannya ini lebih menarik daripada acara mandinya. Hangyul mengeluarkan isi amplop itu.

Pria yang memiliki wajah tegas itu membaca setiap isi kertas di depannya dengan wajah puas, bahkan sesekali terkekeh geli saat isi kertas itu sesuai dengan apa yang ia prediksikan. Setelah beberapa saat, akhirnya Lee Hangyul menyudahi kegiatannya. Lebih baik dia mandi sekarang. Hangyul melangkahkan kakinya ke arah kamar mandinya. Meninggalkan setumpuk kertas dokumen di atas meja ruang tengahnya. Salah satu dokumen itu berisi foto Kim Sejeong.

*The Sun*

Sejeong menatap cemas pada layar ponselnya. Benda pipih itu sedari tadi hanya menampilkan layar hitam saja, padahal sudah beberapa jam yang lalu Sejeong mengirimi Daniel pesan. Tapi hingga sekarang, pria itu tidak membalasnya. Jangankan membalas, membacanya saja pun tidak. Kim Sejeong jadi bingung, kemana pria itu, kenapa saat ini Sejeong merasa... diabaikan?

“Sejeong-ah, ready on set!” suara teriakan itu terdengar, Sejeong menoleh dengan lesu. Seorang penata rias menghampirinya dan merapikan tatanan rambutnya. Sejeong harus pasrah saat Manajer Lee meminta ponsel yang sedang Sejeong pegang. Hari ini adalah proses syuting video musiknya. Ini adalah hari yang ditunggu-tunggu olehnya, namun entah kenapa, sekarang Sejeong malah tidak ada gairah sama sekali untuk syuting. Dia merasa sepi.

Mengingat Kang Daniel, Sejeong jadi ingat kejadian kemarin. Tanpa sadar, dia terbawa suasana dan menyatakan perasaannya. Dan sekarang kalau diingat-ingat lagi, Daniel tak menanggapi pernyataannya. Pria itu hanya diam, seolah tak mendengarnya. Sekarang, setelah hari kemarin berlalu dan pria itu mengabaikan pesannya, Sejeong jadi merasa... Daniel menjauhinya. Dan entah kenapa itu membuat Sejeong takut.

Tanpa sadar, Sejeong benar-benar sudah sangat bergantung pada Daniel. Dia butuh Daniel. Dia ingin Kang Daniel.

*The Sun*

Bahkan saat bulan sudah berada di puncak pun, Kang Daniel tidak membalas pesannya. Pria itu membaca pesannya, tapi tidak dibalas. Sialan, Kang Daniel. Dia pikir dia setampan apa hingga berani mengabaikan Sejeong.

Tapi Kang Daniel memang tampan. Sejeong enggan mengakuinya, tapi memang itu kenyataannya.

“Sejeong!” Sejeong tersentak saat mendengar seseorang meneriakinya. Sejeong menoleh dan memelototi Manajer Lee yang berada di sampingnya.

1. The Sun (Wannaone Universe-Kang Daniel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang