22. Dizzy

735 158 135
                                    

"Kau bisa tidur di kamarku," kata Hyunjin kemudian.

(Y/n) yang sudah sangat pusing itu hanya bisa berjalan mengikuti Hyunjin ke kamarnya lagi. Walau dalam keadaan seperti ini, ia masih dapat merasakan jantungnya yang terus berdebar selama ada disisi Hyunjin.

Ternyata benar, melupakan memang tidak semudah itu, walau kita telah yakin merelakan. Karena saat kembali bertemu, sisa-sisa perasaan yang pernah ada akan mengembalikan rasa yang seutuhnya.

"Kita harus memanggil Han, kita bisa tidur bersama disini," kata (y/n) saat mereka sudah berada di kamar Hyunjin.

"Aku sudah menelponnya namun nomornya sibuk. Aku akan menyuruhnya kesini ketika selesai menelpon Rosè," jawab Hyunjin.

(Y/n) berbaring di tempat tidur milik Hyunjin. Kepalanya sudah pusing jadi tidak bisa terlalu banyak memikirkan hal lain.

30 menit berlalu namun (y/n) tidak bisa tertidur. Suasana juga semakin canggung karena mereka sama-sama tenggelam dengan pikiran masing-masing.

"Kau belum tidur?" Hyunjin akhirnya memecah keheningan.

(Y/n) bangkit dan langsung duduk di tempat tidur itu. Gadis itu menggeleng, "Kita sudah terlalu lama berpisah, rasanya ini sedikit canggung," ia jujur karena kondisinya memang sedang setengah mabuk.

Hyunjin terkekeh, "Kenapa? Kau takut kalau aku tiba-tiba memelukmu lagi saat tidur?"

Hyunjin langsung terdiam. Ia baru saja mengatakan sebuah kejujuran yang terjadi beberapa tahun yang lalu, saat ia menginap di kos (y/n). Apa mungkin karena Hyunjin juga sudah hampir mabuk sekarang?

Raut wajah (y/n) berubah. Ia ingat betul tentang kejadian itu. Kejadian dimana ia terbangun dalam posisi Hyunjin sedang memeluknya. Namun selama ini.. ia tidak pernah tahu kalau Hyunjin sadar akan hal itu.

Mata (y/n) mulai berkaca, hatinya kembali terasa sensitif setelah mengingat kejadian-kejadian yang telah ia lalui bersama Hyunjin.

Ya Tuhan, (y/n) masih sangat mencintai pria yang ada di hadapannya ini.

Hyunjin segera mendekat, dan duduk tepat di hadapan (y/n) di tempat tidur itu.

"K-Kenapa kau menangis?" tanya-nya khawatir.

"A-Aku.." belum sempat (y/n) melanjutkan kata-katanya, kedua tangannya Hyunjin langsung menakup pipi gadis itu dengan lembut, kedua matanya memandangi mata milik (y/n) yang kini tampak sayu. Hyunjin dapat merasakan pipi gadis itu yang memanas, membuatnya segera melepaskan kedua tangannya.

"Tidurlah, besok kita keliling London ya," Hyunjin bangkit, lalu pergi begitu saja meninggalkan (y/n) sendirian di kamarnya. "Aku merokok dulu," katanya sebelum menghilang dari balik pintu.

Sepeninggal Hyunjin, (y/n) menangis. Bahkan hingga saat ini, ia masih menjadi pengecut yang hanya bisa mencintai Hyunjin di dalam hati saja.

🎈🎈

"(Y/n)?" panggil Han beberapa jam setelah Hyunjin meninggalkan (y/n) sendirian di kamarnya.

"Han? Mana Hyunjin?" tanya (y/n) yang masih belum bisa terlelap.

Bagaimana bisa terlelap dalam kondisi seperti ini?

"Seharusnya aku yang bertanya, dimana Hyunjin? Aku kesini karena dia terus mengirimiku pesan untuk kesini."

"Benar. Hyunjin memang tidak pernah nyaman berdua saja denganku. Seharusnya dari dulu aku sudah mengerti tentang perasaannya," (y/n) menghela napasnya.

BEST FRIEND (SK & you)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang