Son Na Eun

528 45 3
                                    

"Line" bunyi notifikasi itu memasuki indra Myung Soo.
"Ah, pasti hyung sudah memberikan aku nomor psikiatris itu di line ku"

Jun Myeon Hyung
"Dokter Son 010-2313-1002"

Me
"Kau menamainya seperti itu karena takut kakak iparku cemburu kan"
Me

"Btw, thanks hyung"

Jun Myeon Hyung
"Hm"

Aku tahu ini sudah malam tidak sopan bagiku untuk menghubungi orang malam-malam. Iya, walaupun dia seorang dokter, tapi bukan dokter pribadiku, dan lagi aku juga belum pernah berhubungan maupun mengenalnya sebelum ini, walaupun ia adik kelasnya hyung, dan lagi, ia seorang wanita. Seperti yang dikatakan hyung, apa lagi dia sudah memiliki kekasih, sementara hyung saja menamainya Dokter Son agar kekasihnya tidak marah, bukannya kalau aku mengiriminya pesan malam hari seperti ini bisa membuatnya bertengkar dengan kekasihnya? Baiklah, besok saja ku hubungi.

"Dokter Son Na Eun" begitu kira-kira aku menulis namanya di kontak handphone ku.

Pagi harinya aku tetap harus bangun di pukul lima pagi untuk bersiap pergi ke kantor. Iya aku hanya tinggal berdua dengan hyungku karena orang tua kami sudah lama tiada, pertama ibuku, lalu di susul dengan ayahku.

Setelah selesai bersiap, aku keluar dari kamarku menuju meja makan yang tentunya sudah ada hyung di sana, ya, kami tidak pernah melewatkan makan pagi bersama jika memang tidak ada sesuatu yang benar-benar penting.

"Bagaimana?" Jun Myeon hyung buka suara sembari melahap sandwichnya.
"Bagaimana apanya?" Kataku bingung lalu menggigit sandwich milikku.
"Na Eun" oh, iya.
"Aku belum menghubunginya" lalu melahap habis sandwicku.
"Dasar lamban" padahal sandwich dia yang belum habis.
"Ya kan tidak sopan hyung menghubungi perempuan malam-malam" kataku lalu menengguk segelas susu hangat yang sudah disediakan.
"Dia kan dokter Myung"
"Aku akan menghubunginya nanti siang oke hyung, aku duluan ya, pagi ini aku ada meeting" lalu aku melesat pergi.

.

"Baiklah, meeting kali ini cukup sampai di sini"
"Ne daepyonim" semua anggota rapat menunduk sembilan puluh derajat menghantarku keluar dari ruang rapat ini.

Aku kembali melihat arlojiku.

"Ah ternyata baru jam sepuluh" haruskah aku menghubunginya sekarang? "Setahuku hari ini daepyonim tidak memiliki jadwal""Benarkah?""Ne""Kalau sedang berdua kau tidak perlu seformal itu Jong In-ah" "Ne hyung" lagi-lagi ia membungkuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ah ternyata baru jam sepuluh" haruskah aku menghubunginya sekarang?
"Setahuku hari ini daepyonim tidak memiliki jadwal"
"Benarkah?"
"Ne"
"Kalau sedang berdua kau tidak perlu seformal itu Jong In-ah"
"Ne hyung" lagi-lagi ia membungkuk.
"Ah, sulit memang menghilangkan kebiasaan formalmu"
"Tapi ini di kantor hyung"
"Semua orang di kantor ini juga tahu kau adik sepupuku Jong In-ie"
"Yak hyung"
"Iya aku tahu kau kompeten makanya kau jadi sekretarisku Jong In-ah, sekarang buatkan aku kopi ne"
"Ne" ia dengan langkah gontai meninggalkan ruanganku.

"Baiknya, ku telpon saja atau ku kirimi pesan saja ya?" Aku memandangi kontak itu, iya Dokter Son.
"Lebih baik sebelum makan siang atau setelah makan siang yah?" Kenapa rumit sekali hanya ingin menghubungi seorang psikiatris?
"Kopinya siap"
"Cepat sekali" aku baru menoleh sebentar, Jong In sudah menaru kopi itu di mejaku lalu berada di sisi kananku.
"Apa yang sedang kau lihat hyung?" Yak! Pintarnya ia menyenggol lenganku.
"Yak! Jong In-ah"
"Apa sih hyung? Tidak perlu berteriak bisa?"
"Annyeonghasseo uisa-nim" kau membuatku tidak sengaja meneleponnya bodoh! Itu gerak bibir yang ku tunjukkan pada Jong In.
"Mian hyung" lalu ia pergi dari ruanganku.
"Ne? Nugusseo? Naneun Son Na Eun imnida" baiklah, suaranya indah.
"Ah, ne, maaf mengganggu sebelumnya, saya ingin menanyakan jadwal praktek anda dokter"
"Ah, geureoguna, praktek dilaksanakan Senin-Jumat pukul sembilan pagi sampai pukul tiga siang"
"Oh, ternyata di jam kerja ya"
"Iya, maaf sebelumnya, saya sedang berbicara dengan?" Kalimat itu menggantung dengan indah.
"Ah, ne, maaf karena belum sempat memperkenalkan diri" karena telepon ini adalah insiden.
"Di maafkan, jadi?"
"Kim Myung Soo imnida"
"Kim Myung Soo?"
"Kim Joon Myeon dongsaeng"
"Aah, Joon Myoen-ie oppa"
"Ne"
"Jadi kapan mau mulai berkonsultasi Kim Myung Soo-ssi?" Kenapa dia memanggil Joon Myeon hyung oppa dan aku Myung Soo-ssi?
"Eum, besok mungkin?"
"Sayang sekali besok Sabtu Myung Soo-ssi" bodoh, kau tidak lihat tanggal.
"Ah, mian" aku pasti memalukan sekali.
"Gwaenchana, karena kata Joon Myeon-ie oppa, eum, kondisimu sedang tidak baik, aku akan membuka sebentar klinikku untukmu Myung Soo-ssi" entah apa yang hyung katakan tapi aku berterima kasih dengan ini.
"Terima kasih uisa-nim"
"Panggil saja Na Eun"
"Ne, Na Eun-ssi"
"Geurom" begitu panggilanku terputus.

"YAK JONG IN-AH"
"SUDAH KU BILANG JANGAN BERTERIAK HYUNG AKU MENDENGARNYA!" Aku tahu dia di depan pintuku tidak melepas pendengarannya.

Ini aneh bukan? Aku hanya akan pergi ke klinik untuk menjalani pengobatan di hari Sabtu bukannya pergi malam minggu, apakah sembuh semenyenangkan itu? Entah lah, setidaknya aku belum mau menangis di situasi ini. Aku harap, aku bisa merasakan rasa itu lagi nanti, semoga saja Dokter Son bisa membantu.

New Cast

Kim Jong In

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim Jong In

He is not a player, just handsome.
Sepupu Myung Soo yang bekerja sebagai sekretaris atau lebih tepatnya yang membatu segala urusan kantor Myung Soo.

220819

Crazy Meet You [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang