The Only

265 26 13
                                    

Myung Soo terlihat sudah memejamkan matanya dan bernafas teratur sehingga Na Eun memberanikan diri menyentuh rambut kekasihnya itu lalu bergumam.

"Cepat sembuh ya, besok kita mau pergi ke gereja kan?" Lalu Na Eun ikut tertidur di sebelah Myung Soo.

Kini wanita itu juga sudah bernafas teratur dan tanpa sadar memeluk Myung Soo-nya layaknya sebuah guling, dan ternyata laki-laki itu belum benar-benar tertidur.

"Good night, chagi" lalu memeluk balik kekasihnya, serta memberikan kecupan di puncak kepala wanita itu.

.

Sinar mentari menyambut kedua insan yang masih tertidur saling memeluk satu sama lain, dan ternyata si pria lebih peka terhadap rangsang, mungkin si wanita terlalu lelah mengurus pria sakit di sebelahnya seharian. Pria itu bergerak se-pelan mungkin untuk tidak membuat guncangan yang dapat membangunkan sang kekasih, terlalu sedih jika kekasihnya harus terbangun dari tidurnya yang terkesan sangat nyenyak dan nyaman itu, apa lagi si pria tahu, kalau wanitanya memang kurang tidur dan sulit tidur. Myung Soo memilih melangkahkan kakinya ke kamar mandi untuk membersihkan diri, bukankah semalam kekasihnya mengajaknya pergi ke gereja di hari Minggu ini? Lalu suara shower terdengar.

Tidak perlu waktu lama deru langkah itu sudah kembali menuju ruang kamar dengan kimono putih khas orang selesai mandi, tanpa ia sadari, gemercik air tadi mampu membuat sang kekasih sedikit mengerjap lalu sekarang menggeliat.

"Eoh, kau terbangun ya? Pasti karena suara air dari shower-ku, mian" kata Myung Soo pada Na Eun-nya yang sekarang kembali mengerjapkan matanya.
"Good morning hubby" benarnya ucapan itu mampu membuat Myung Soo memanas dan memerah.
"Kau menggodaku ya?"
"Kau tidak suka? Ya sudah, ku tarik lagi ucapanku"
"Good morning, calon ibu dari anak-anakku" iya, pagi ini begitu manis di lewatkan oleh kedua insan itu.
"Sudah ah, kenapa kau sudah bangun, lalu tidak membangunkanku pula, kau sudah enakkan? Apa perutmu masih sakit?" Pertanyaan itu cukup banyak dan cukup memusingkan.
"Bertanya itu satu-satu bisa tidak? Aku sudah jauh lebih baik dari kemarin, perutku juga sudah berkompromi, aku tidak membangunkanmu karena kau terlihat nyenyak sekali tadi, dan bukannya kita ingin ke gereja?" Myung Soo menjawab pertanyaan beruntun itu sambil mencubit gemas pipi kekasihnya lalu di akhiri dengan pertanyaan balik.
"Baiklah, aku bersiap-siap dulu" Na Eun keluar dari kamar itu menuju kamarnya yang berada di kamar tamu.

Setelah keduanya siap, hari ini Myung Soo membawa ferrari-nya sendiri tanpa Jong In karena ia merasa tidak ingin waktunya dengan Na Eun diganggu oleh orang ke-tiga. Mereka beribadah kurang lebih satu jam dan setelahnya Na Eun bergumam.

"Kita jangan langsung pulang ya Myung, kita ke restoran Itali yang waktu itu terlebih dahulu, okay" ajak Na Eun yang tidak mungkin ditolak oleh Myung Soo.

Jadilah sekarang mereka berdua di dalam mobil yang Myung Soo arahkan ke restoran tempat mereka merayakan hari jadi.

"Kenapa tiba-tiba ingin ke sana?"
"Kau tidak mau?" Tanya Na Eun dengan wajah murungnya.
"Ani, bukan begitu chagiya" Myung Soo bingung dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Kalau begitu tidak perlu bertanya, langsung saja" akhirnya Myung Soo melanjutkan perjalanan tanpa pertanyaan.

Sesampainya di sana, lain dengan saat mereka merayakan hari jadi, di mana restoran kosong karena Myung Soo menyewanya, kali ini mereka datang dengan situasi restoran sangat ramai, bahkan penuh, Myung Soo bertanya-tanya apakah restoran se-ramai ini karena hari Minggu? Tapi biasanya jika ia datang ke sini di hari Minggu juga tidak se-ramai ini? Dan ternyata semua kejanggalan itu terjawab dengan melihat mobil yang terparkir indah di sana.

Sesampainya di sana, lain dengan saat mereka merayakan hari jadi, di mana restoran kosong karena Myung Soo menyewanya, kali ini mereka datang dengan situasi restoran sangat ramai, bahkan penuh, Myung Soo bertanya-tanya apakah restoran se-ramai ini...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Loh, itu kan mobil hyung?" Lamborghini itu memang punya Jun Myeon, dan seketika Na Eun memalingkan wajahnya.
"Na Eun, kau menyembunyikan sesuatu?"
"Baiklah, Jun Myeon oppa yang mengundang kita untuk makan bersama, aku salah?" Na Eun dengan gelagat marahnya membuat Myung Soo lagi-lagi terdiam.
'bukankah seharusnya aku yang marah, kenapa jadi dia yang marah?' ia berkata pada hatinya.

Setelah memarkirkan mobil, mereka segera masuk ke restoran itu dan sudah di penuhi dengan banyak orang berpakaian formal dan mereka adalah rekan bisnis keluarga Kim, dengan Jun Myeon dan Joo Hyun yang sudah berada di panggung yang entah sejak kapan ada di sana. Myung Soo dan Na Eun pun memilih duduk di tempat yang sudah di tunjukkan oleh pelayan, lalu terdengarlah suara Jun Myeon melalui alat pengeras suara itu.

"Iya, terima kasih sudah bersedia hadir di acara hari ini, saya Kim Jun Myeon selaku anak tertua keluarga Kim, secara resmi mengundang para hadirin untuk makan bersama di hari Minggu yang indah ini. Pada kesempatan ini juga, saya akan menyampaikan dua kabar bahagia sekaligus, mengenai saya dan juga adik saya" Myung Soo pun mulai bingung kenapa namanya di sebut-sebut oleh hyungnya, kabar gembira? Rasanya kantornya tidak sedang merayakan ulang tahun, begitu juga universitas maupun rumah sakit, lalu apa?
"Saya dengan rendah hati mengundang para hadirin ke dalam acara pernikahan saya yang akan saya selenggarakan pada dua puluh lima Desember yang bertepatan pada hari natal, dan di mohon kesediaannya untuk hadir kembali pada acara yang berbahagia itu, untuk undangan resmi akan saya kirimkan segera" whoa, Myung Soo benar-benar kagum dengan hyungnya karena ia harus mengetahui hal ini dari pengumuman publik bukan bincangan antara adik dan kakak.
"Tapi sebelum acara besar saya, keluarga kami juga akan mengadakan pesta kecil untuk adik saya, yang akan bertunangan dengan kekasihnya, yaitu Dokter Son Na Eun" lalu Na Eun berdiri dari duduknya dan sedikit melambaikan tangan.
"Pada hari Minggu di Minggu depan, mohon kesediaannya juga untuk datang di acara berbahagia adik saya, sekian kabar bahagia dari kami, silahkan dinikmati untuk hidangan yang kami sediakan" lalu Jun Myeon dan Joo Hyun turun dari panggung itu dan duduk di meja yang sama dengan Myung Soo.

"Whoa, kau hebat sekali hyung, sudahlah berpacaran tidak bilang dengan siapa, ternyata Irene nunna yang kau kencani, sekarang, kau akan menikah pun aku harus tahu dari acara resmi seperti ini, dan apa? Kau menunangkanku dengan Na Eun, kau mengikat dua orang tanpa membicarakannya terlebih dahulu kepada yang bersangkutan? Sejak kapan kau jadi seperti ini?" Tanya Myung Soo dengan tegasnya.

Tanpa di sadari di sana ada yang menunduk dan mulai menitikkan air mata, iya itu Joo Hyun.

"Aduh, Irene, sayang, jangan menangis ya, omongan Myung Soo memang seperti itu, tapi ia tidak marah padamu kok, sudah ya"
"Tidak" lalu Joo Hyun menoleh ke Myung Soo dengan mata berairnya.
"Aku yang meminta merahasiakan identitasku sebagai kekasih kakakmu, dan juga peristiwa hari ini, kau pasti benci sekali kan padaku" lalu Joo Hyun menghapus linangan air mata itu.
"Lagi pula aku sudah mengetahuinya Myung, ku kira kau akan senang, ternyata malah membuat Irene eonni menangis" jawab Na Eun lalu berdiri meninggalkan meja itu.

Sungguh, Myung Soo merasa ingin dibunuh saja jika seperti ini, kenapa sulit sekali memahami wanita? Yang satu menangis karena nada bicaranya yang tinggi, yang satu tersinggung karena ekspresi yang dianggap tidak menyukai pertunangan. Myung Soo harus berbuat apa?

"Okay, pertama, Myung Soo meminta maaf pada nunna karena sudah berbicara dengan nada tinggi, sungguh Myung Soo tidak berniat untuk marah apalagi membenci nunna, Myung Soo tahu semua yang nunna buat pasti ada alasannya, bukan begitu? Sudah ya nunna jangan menangis" Myung Soo menunjukkan lesung pipinya yang di sertai anggukkan pelan oleh Joo Hyun, lalu Myung Soo pergi untuk mengejar Na Eunnya, tapi hebatnya.

"Hai, Myung-ie, lama tidak berjumpa" langkahnya harus terhenti oleh sapaan ramah untuknya.

301019

Crazy Meet You [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang