With You

329 34 8
                                    

Sabtu berjalan begitu cepat bagi seorang tanpa pasangan. Jun Myeon memberanikan diri untuk melangkahkan kakinya mendekati kamar Myung Soo. Ya, bukan soal apa mengenai berani atau tidak ke kamar adik sendiri, Jun Myeon merasa privasi ya privasi walaupun mereka saudara kandung.

"Apa dia baik-baik saja?"

Jun Myeon berpikir karena adik semata wayangnya itu sudah memasuki kamar setelah jam enam sore tadi dan tidak ada rimbanya. Memang sih, baru satu jam berlalu, tapi tidak masalahkan kalau khawatir, hey, ini malam minggu pertamanya tanpa pasangankan! Dan akhirnya Jun Myeon memberanikan diri melihat sedikit keadaan di dalam kamar Myung Soo yang kebetulan pintunya tidak tertutup rapat dengan sedikit celah.

"Kau tidur?" Tidak ada suara di sana.

"Chagi-ya, aku jemput ya, Myung Soo sudah tidur, malam mingguan kita tidak jadi ku batalkan" begitu katanya pada sambungan telepon di seberang sana.

.

Pagi sekali Myung Soo sudah terbangun, wajar saja, bagaimana tidak? Ia tertidur seperti bayi, di mana matahari belum benar-benar tenggelam, ia sudah tidur, dan sekarang sebelum matahari benar-benar terbit, ia sudah terbangun.

"Pukul berapa sekarang" ia merentangkan kedua tangannya ke atas lalu menguap kecil.
"Selamat hari Minggu" ia lagi-lagi mengawali harinya dengan senyum, iya, sekarang baru pukul empat pagi.

Bagi seorang umat kristiani hari Minggu adalah harinya ia untuk pergi ke rumah Tuhan. Dan Myung Soo adalah umatnya yang tidak pernah lalai untuk menjalankan ibadahnya bahkan di jam yang paling pagi.

"Misa pukul 05.45 kan?" Myung Soo melihat jam di nakasnya menunjukkan pukul 04.15 lalu ia segera membereskan diri untuk bersiap.

Sebelum ia pergi pagi-pagi sekali, ia mengetuk pelan pintu kamar hyungnya.

"Hyung, aku gereja dulu ya" kenapa tidak bersama? Karena mereka memiliki kepercayaan yang berbeda, ya mereka di didik untuk bebas berpendapat bahkan memilih kepercayaan sesuai dengan yang mereka anut.

"Hm" setelah mendengar itu ia berangkat.

Tapi ternyata pergi gereja di hari ini benar-benar berbeda dari hari lainnya. Myung Soo bukanlah seseorang yang dengan pagi datang di gereja untuk duduk di bangku paling depan, ia hanya seorang yang taat beribadah tapi cukup mencari tempat duduk yang nyaman, tidak terlalu depan, tidak terlalu belakang, posisi yang pas di bangku barisan bagian kanan Katedral Myeongdong. Tidak lama setelah ia duduk di situ.

"Itu kan?" Ya, ia melihat sosok wanita yang melalui deret bangkunya tanpa menyadari kehadiran dirinya, perempuan itu memilih duduk agak sedikit bagian depan tapi Myung Soo masih bisa melihatnya.
"Permisi, di sini kosong?" Kata wanita itu kepada seseorang pria yang menduduki bangku panjang itu.
"Iya nona" lalu Na Eun duduk di sana.

Setelah ibadah selesai, Myung Soo sengaja menunggu wanitanya di depan halaman karena merasa ingin saja, tunggu, wanitanya katanya?

"Son Na Eun-ssi?" Ia memanggil waita yang baru saja keluar dari gereja itu.
"Oh, Myung Soo-ssi?"
"Kebetulan sekali"
"Eh kebetulan?"
"Iya, aku selalu gereja di sini dan di jam ini, tapi kenapa baru kali ini melihatmu?"
"Eum, itu"
"Ah hal pribadi?"
"Aku hanya tidak pandai bangun pagi Myung Soo-ssi" tidak bisa ya panggil oppa saja?
"Oh, begitu, sekarang kau akan pulang?" Ya menurutmu saja.
"Ah, ne"
"Di mana Dong Min-ssi?" Buat apa kau menanyakan sainganmu bodoh?
"Eum, kami beda kepercayaan" kau terlalu dalam menanyakan hal itu bodoh!
"Oh, maaf"
"Tidak masalah"
"Kau bawa mobil?"
"Eum, kalau ke gereja aku jarang membawa kendaraan karena parkiran padat sekali, jadi aku naik taksi online"
"Seperti itu rupanya, kau sibuk hari ini?"
"Kebetulan tidak ada jadwal, ada apa ya Myung Soo-ssi?"
"Bagaimana kalau ke Coffee Bean?"
"Okay" kenapa refleksku bagus sekali kalau masalah kopi, batin Na Eun.

Na Eun dengan terpaksa mempertanggung jawabkan jawabannya meng-iyakan ajakan Myung Soo untuk ke kedai kopi itu.

"Mari" Myung Soo membukakan pintu mobilnya agar Na Eun menaiki mobil itu, duduk di samping Myung Soo.
"Gentle sekali" gumam Na Eun pelan yang tentunya tidak di dengar Myung Soo.

Tidak butuh waktu lama karena lokasi Coffee Bean tidak terlalu jauh dari gereja.

"Mau pesan apa?"

Akhirnya setelah memesan menu terlebih dahulu, kini mereka sudah dihidangkan makanan yang mereka pesan.

"Sebenarnya ada apa Myung Soo-ssi sampai mengajakku pergi?" Memang harus ada alasannya?
"Eum, Na Eun-ssi pasti belum makan pagi kan?"
"Ajik, kenapa bisa anda mengetahuinya?"
"Tentu saja, karena gereja tadi sangat pagi, bahkan aku juga belum sarapan, oh iya, jangan terlalu formal, Na Eun-ah" Na Eun yang sedikit terkejut di panggil seperti itu berusaha menetralkan diri.
"Eum, baiklah, kalau begitu, aku makan ya?"
"Sebentar"
"Ada apa?"
"Izinkan aku mengambil potretnya"
"Kau tipikal anak SNS?"
"I think so, kalau sudah ketahuan, boleh bagi id instagrammu?"
"Ku pikir kau bukan orang yang seperti itu Myung Soo-ssi, follow saja marcellasne_ nanti ku follback"
"Baiklah" setelah Myung Soo selesai mengambil gambar mereka akhirnya makan.

Liked by marcellasne_ and 433

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Liked by marcellasne_ and 433.598 others
kim_msl With God we meet.

zdklin : Oh My God, hyung!
kimjuncotton : adikku sudah besar
skuukzky : selamat ya, sudah menemukan yang baru!

"Kau bahkan meng-uploadnya secepat itu?" Myung Soo tersenyum, bukan menjawab malah mendekat.
"Kau itu lucu sekali sih" ia mengelap sisa gula halus di sisi bibir Na Eun.
"Aku bisa melakukannya sendiri" Na Eun gelagapan lalu mengambil tissue mengelap sisi bibirnya yang sudah bersih berkali-kali.
"Aku ingin menceritakan sisanya" kataku tiba-tiba.
"Maksudmu?"
"Tadi kau menanyakannya bukan? Mengapa aku mengajakmu pergi?" Na Eun seperti berpikir lagi untuk menarik memorinya.
"Ah, iya, sudah ku duga, kau pasti ingin berkonsultasi kan, maaf ya kemarin aku buru-buru sehingga"
"Gwaenchana, aku malah berterima kasih kau sudah mau bekerja di hari Sabtu bahkan aku kembali menyusahkanmu di hari Minggu"
"Tidak masalah Myung Soo-ssi"
"Oh, iya, kemarin juga aku belum membayarmu"
"Ku rasa untuk pengobatanmu kau perlu memikirkan masalah biayanya"
"Mengapa begitu?"
"Aku tidak memungut apapun untuk pengobatan ini" lalu tersenyum.
"Mana bisa begitu" tolong jangan tersenyum terus, aku bisa gila lama-lama.
"Anggap saja aku membayar kebaikan Jun Myeon hyung" lali ia menyesap kopinya.

Bisa tidak, jika kita sedang bersama, jangan bahas hyung? Bisa tidak jika kita sedang bersama hanya membahasku saja? Because when i'm with you, i just wanna hear about us.

"Ah, ne, bagaimana maumu saja Na Eun-ah" lagi-lagi Na Eun merasa canggung dengan panggilan itu.

310819

Crazy Meet You [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang