Only You - 다른 남자 말고 너

239 23 7
                                    

Pasangan itu makan dengan diam, mereka memang selalu melakukan itu mungkin untuk tidak mengurangi cita rasa makanan.

"Terima kasih makan malamnya" kata Myung Soo saat ia selesai memakan nasi goreng buatan Na Eun.
"Ne, sekarang kau pulanglah, sudah malah" jelas Na Eun sambil mengambil piring kotor dan membawanya ke wastafel.
"Ani, aku belum mau pulang"
"Myung-ie ya, aku itu sulit tidur, sekarang sudah jam sepuluh malam, aku harus beres-beres kurang lebih sejam sampai sekitar jam sebelas, dan kau tahu?" Na Eun menunjuk matanya.
"Untuk menutup mata ini membutuhkan waktu lebih dari satu jam, aku baru bisa tertidur sekitar pukul satu paling cepat, semakin lama kau pulang, semakin lama juga aku mengundur waktu tidurku" terang Na Eun lalu mencuci piring.
"Hei, hei, hei, bukankah gadisku ini mudah tertidur? Saat kita pulang dari makan es krim hari itu, kau tidur di mobilku kan" Myung Soo ikut berdiri di sebelah wastafel dengan menyederkan diri pada meja wastafel itu sehingga ia bisa menatap wajah gadisnya.
"Itu pengecualian, dan aku juga tidak tahu apa yang terjadi, mungkin karena sakit?" Na Eun menggeleng.
"Bahkan setelah sampai di kamar setelah kau minum obat, kau juga langsung tertidur" kata Myung Soo mengingatkan.
"Benar, mungkin karena obat" Na Eun terus berpikir.
"Ani, kalau kau memang sulit tidur, dan mungkin kau bisa tertidur hari itu karena kau di sampingku, ada aku yang menemanimu" lagi-lagi lesung pipi itu.

Na Eun tidak habis pikir bagaimana bisa ia berakhir berpacaran dengan seorang yang memiliki tingkat ke narsisan tinggi seperti lelaki di sampingnya ini.

"Ayolah, apakah itu mungkin?" Lalu Na Eun memberikan piring yang sudah ia cuci ke Myung Soo.

Myung Soo mengambil piring itu, mengelap piring basah itu hingga kering dan meletakkannya di rak.

"Kalau kau tidak percaya, biar aku bantu kau tidur malam ini"
"Tidak terima kasih" Na Eun masih dengan kegiatannya memberikan piring yang sudah di cuci ke Myung Soo.
"Aku tidak akan pulang sebelum kau tidur"
"Terserah" Na Eun mulai malas berdebat.
"Aku serius" Myung Soo menaruh piring terakhir itu di rak lalu menatap kekasihnya.
"Baiklah, tuan pemaksa" lalu Na Eun membuka apronnya dan memasuki kamar.

"Kau tunggu di luar, aku mau mandi dulu" Myung Soo hanya mengangguk lalu duduk manis di sofa.

Sudah sekitar setengah jam Myung Soo menunggu, akhirnya ia berjalan menuju kamar itu dan mengetuknya.

"Eun? Sudah boleh masuk"
"Masuk lah, aku tidak menguncinya, aku sedang mengeringkan rambutku" tahu begitu aku masuk dari tadi saja, pikiran liar Myung Soo.
"Ne" Myung Soo langsung masuk dan menuju meja rias di mana Na Eun mengeringkan rambutnya lalu mengambil alat pengering rambut itu.
"Tidak perlu Myung" tapi lagi-lagi Myung Soo tidak menerima bantahan.
"Ani, biar aku saja" lalu Na Eun masih memikirkan bagaimana caranya biar ia mengeringkan rambutnya sendiri.
"Tanganmu kotor, nanti rambutku kotor" keluh Na Eun.
"Aku sudah mencuci tanganku di wastafel tadi setelah membatumu dengan piring-piring itu" akhirnya Na Eun tidak bisa beralibi lagi.

"Sudah, jangan terlalu kering, nanti rambutmu rusak, seperti ini sudah cukup"
"Ne, gamsahabnida daepyonim" kata Na Eun seolah ia adalah salah satu pekerja di kantor Myung Soo.
"Baiklah, sekarang tidur" Myung Soo seperti seorang ayah yang menyuruh anaknya tidur.
"Ne?" Na Eun sedikit bingung.
"Kan sudah ku bilang, aku akan membantumu tidur"
"Ku pikir tidak perlu?" Na Eun sedikit memiringkan kepalanya ke arah pintu seperti isyarat kalau sebaiknya Myung Soo pulang saja?
"Ani, aku tidak akan keluar dari flat ini maupun kamar ini, cha, kemarilah" bahkan Myung Soo sudah duduk dan bersender pada kepala kasur itu.

Na Eun sedikit ragu namun mendekat, mau bagaimana? Itu kan kasurnya, masa ia yang pergi? Mana bisa begitu?

"Myung, apa harus seperti ini?" Na Eun tidur terlentang menghadap langit-langit kamarnya dengan Myung Soo yang masih duduk bersender di kepala kasur itu.
"Ayo tidur lalu aku akan pulang" jelas Myung Soo pada Na Eun.
"Bagaimana bisa aku tidur kalau kau melihatku terus seperti itu?" Tanya Na Eun pada Myung Soo.
"Baiklah" sekarang Myung Soo ikut merebahkan badannya di kasur bahkan memiringkan badannya ke arah Na Eun.

Na Eun merasa salah bicara karena Myung Soo malah semakin dekat dan menatapnya lekat.

"Ayo tidur chagi" Myung Soo menopang kepalanya dengan tangan kirinya lalu tersenyum.

Na Eun benci adegan ini tapi ia tidam bisa mengelak kalau kekasihnya ini sungguh tampan.

"Ah terserah kau saja lah" akhirnya Na Eun memunggungi Myung Soo.

Myung Soo akhirnya menggantikan Na Eun untuk menatapi langit-langit kamar itu.

"Myung?"
"Tidur Eun"
"Satu hal saja"
"Apa?" Akhirnya Na Eun membalikkan badannya untuk menatap Myung Soo.
"Siapa Suzy?" Akhirnya pertanyaan itu keluar.
"Masa laluku" jawab Myung Soo tegas.
"Hanya masa lalu?"
"Iya, seperti kau dan Dong Min, ada masalah? Kau tahu dari Cho Rong ya?"
"Jangan marahi dia, janji?"
"Hm, sekarang tidurlah" akhirnya Na Eun kembali memposisikan dirinya memunggungi Myung Soo.

Ternyata tidak butuh lama, suara dengkuran halus dan nafas teratur itu terdengar.

"Sudah ku bilangkan, kau hanya membutukanku, chagi" Myung Soo mencium pelipis yeojanya lalu berpamitan.
"Good night sweet heart, sleep tight, mimpikan aku ya, aku pulang dulu" lalu mengecup singkat bibir cherry yeojanya.

.

Keesokkan pagi Na Eun bangun lebih segar, tentu saja karena kualitas tidurnya meningkat di karenakan ia tidur bahkan sebelum jam dua belas.

"Daebak, aku tidak percaya kalau Myung Soo benar-benar membuatku tertidur semalam" tidak mau banyak berpikir Na Eun memilih membereskan dirinya di pagi hari ini.

Setelah ia mandi ia memilih untuk memasak karena ia adalah orang yang tidak melewatkan makan pagi, tapi begitu ia keluar kamar.

"Morning"

Betapa terkejutnya Na Eun bahwa yang menyambutnga di pagi ini bukan kekasihnya, tetapi.

"Dong Min?"

Akhirnya mereka sarapan bersama dengan omelete yang Na Eun buat seadanya untuk pagi ini.

"Kenapa kemari?" Na Eun benci kalau ia lupa mengganti password unitnya.
"Aku mau jelaskan persoalan yang kemarin" kata Dong Min menghentikan aktivitas makan paginya.
"Ku rasa tidak perlu ada yang kau jelaskan, aku melihatnya sendiri dengan mata kepalaku, dan kau juga sudah tahu kan, aku sudah memiliki pacar"
"Aku tahu, si Myung Soo pasienmu itu, yang selalu mengejarmu, tapi aku hanya ingin kau tahu Na Eun-ah, hati ini masih milikmu" Dong Min menunjuk tepat di jantungnya.
"Katakan itu milikku dan kau sudah membaginya dengan yeoja lain, dan maaf, aku tidak suka berbagi ruang yang bahkan tidak luas itu" Na Eun bangkit berdiri dan turut mengambil piring Dong Min yang bahkan belum habis di makan.
"Dengarkan dulu penjelasanku"
"Aku tidak butuh"
"Aku tidak berselingkuh!" Terang Dong Min yang membuat Na Eun menghentikan langkahnya lalu berbalik.
"Lalu ada apa dengan kecupan di pipimu? Kau pikir aku akan dengan bodohnya percaya kalau itu rekan kerjamu?"
"Dia memang rekan kerjaku, ia seniorku, ia direktur rumah sakit itu, ia sedang berulang tahun hari itu, tolong percaya padaku" Na Eun sempat terdiam untuk sekedar berpikir.
"Baiklah, aku percaya" kata Na Eun tanpa ekspresi.
"Jadi" Dong Min ingin menyimpulkan.
"Apapun yang terjadi aku tidak bisa kembali padamu, Dong Min-ah, mian, ku rasa hati ini sudah di miliki olehnya" hanya dia, Kim Myung Soo ku.

121019

Crazy Meet You [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang