Petal - 꽃잎점

219 21 2
                                    

Myung Soo segera memasangkan gelang kaki itu pada kaki kanan indah pasangannya. Setelah itu ia berdiri dengan mengangkat Na Eun, lebih tepatnya menggendong gadis itu sehingga membuat gadis itu lebih tinggi darinya dan tentu saja terkejut. Gadis itu segera mencengkram erat pundak pasangannya. Berbeda dengan Na Eun yang ketakutan karena Myung Soo menggendongnya tiba-tiba, situasi di sana malah menjadi lebih riuh. Orang-orang yang mengitari mereka kini memberikan tepuk tangan yang meriah, karena merasa terharu dibayar menjadi saksi cinta mereka. Tunggu, dibayar?

"Myung Soo turunkan aku"
"Tidak mau"
"Aku bilang turunkan aku, SAYANG" karena tatapan sinis dengan senyuman miris yang Na Eun berikan, Myung Soo menurunkannya.

Tidak lama setelahnya, semua orang kembali ke meja makan masing-masing meninggalkan mereka berdua.

"Sekarang mau jelaskan?" Tanya Na Eun.
"Kau suka?" Myung Soo malah bertanya balik.
"Tentu saja suka kau melamarku, padahal kau bilang tidak ingin bertunangan denganku"
"Aku tidak pernah berkata aku tidak mau bertunangan denganmu kan sayang"
"Sekarang jelaskan, bagaimana bisa mereka semua di sini"
"Orang-orang tadi?"
"Iya, kau menyewa mereka kan?"
"Tentu saja tidak"
"Myung Soo!"
"Aku hanya mentraktir makan mereka semua, itu saja"
"Bagaimana bisa mereka tahu kalau kau mau melamarku?"
"Aku membuka sayembara untuk membantuku melamar kekasihku, yang datang dan membantu di jam itu, boleh makan sepuasnya"
"Gila"
"Tapi kau suka kan dengan lelaki gila ini"
"Percaya diri sekali"
"Tentu saja, kalau tidak percaya diri, bagaimana aku bisa mendapatkan gadis yang sekarang ada di sampingku?"
"Gombal" lalu Na Eun berjalan keluar restoran menuju mobil.
"Hei, tunggu aku sayang" kata Myung Soo setengah berlari.

Mereka melaju dengan bugatti itu menuju apartemen Na Eun. Kali ini tidak ada yang namanya perjalanan hening untuk keduanya.

"Sayang"
"Apa sih Myung? Fokus menyetir bisa tidak?" karena kesal akhirnya Myung Soo malah meminggirkan mobil itu.

"Sekarang aku sudah tidak menyetir"
"Tapi kau memperlambat proses kita sampai di rumah"
"Eun"
"Baiklah, apa?"
"Jawab aku"
"Pertanyaannya?"
"Tapi aku sudah bertanya sayang"
"Apa?"
"Tadi"
"Ya apa?"
"Tidak tahu atau pura-pura tidak tahu?"
"What?"
"Pertanyaanku di restoran tadi" Na Eun berusaha mengingat.
"Yang mana?"
"Aku tidak suka mengulang pertanyaanku dan aku juga tidak suka pertanyaanku tidak dijawab" akhirnya Myung Soo menjalankan lagi mobilnya.

Sekarang Na Eun mengingatnya.

"Bahkan kau sudah memasangkan gelang kaki itu padaku"
"Tapi kan aku belum mendengar bahwa kau bersedia"
"Aku iya"
"Iya apa?"
"Bersedia"
"Bersedia apa?"
"Bertanya lagi aku batalkan pertunangan kita"
"Sulit sekali bagimu mengatakan itu, lalu kenapa kau menerimaku? Apa kau mencintaiku?"
"Iya"
"Iya apa sayang"
"Molla" Na Eun tahu ia lagi-lagi dipermainkan.
"Ayolah, kenapa sulit sekali mengatakan cinta"
"Karna jika mudah, aku takut akan di permainkan" Myung Soo terdiam.

Kali ini ia benar-benar menghentikan mobilnya lagi di bahu jalan.

"Hei" kata Myung Soo meraih wajah kekasihnya.
"Bahkan suhu tubuhmu masih hangat" kata Myung Soo lagi.
"Aku tidak tahu mengapa kau begitu takut" Myung Soo membetulkan anak rambut Na Eun yang sedikit menutupi wajah cantiknya.
"Tapi yang ku tahu, aku bukan sumber ketakutanmu" Myung Soo tersenyum.
"Aku tidak bisa membuat dunia untuk tetap bersamamu, tapi aku bisa memastikan bahwa aku akan selalu di sisimu, i promise you, kau bisa pegang janjiku, sekarang kita pulang ya" Myung Soo mengusap pelan pipi yeojanya lalu kembali menancapkan gasnya.

Sesampainya di apartemen mereka kembali masuk ke kamar dan Myung Soo izin membersihkan diri karena ia merasa panas. Tentu saja seorang Myung Soo selalu punya baju cadangan di mobilnya dan ia membeli perlengkapan mandi di mini market di bawah.

Na Eun sedari tadi berjalan seperti setrikaan sembari memikirkan sesuatu.

"Katakan, tidak"
"Katakan, tidak"

Iya, ini perihal kata yang ia tidak sebut dalam menjawab pertanyaan Myung Soo.

"Katakan, tidak"
"Apa sih yang mau kau katakan?" Tiba-tiba suara tenor itu mengagetkan Na Eun.
"Perihal jawaban pertanyaanmu"
"Kau mau menjawabnya?" Tanya Myung Soo antusias.
"Padahal aku sudah mengatakannya tadi"
"Kapan?"
"Saat kau datang dengan rumput laut"
"Benarkah?"
"Kau lupa?"
"Kau hanya bilang bahwa kau takut bahwa hanya kau yang terlalu mencintaiku"
"Maka dari itu"
"Apa sayang?"
"Berarti kan aku sudah mengungkapkannya"
"Terserah" lalu Myung Soo duduk di meja makan, sementara Na Eun berinisiatif membuatkan minuman.

"Padahal aku sudah mengatakannya tadi""Kapan?""Saat kau datang dengan rumput laut""Benarkah?""Kau lupa?""Kau hanya bilang bahwa kau takut bahwa hanya kau yang terlalu mencintaiku""Maka dari itu""Apa sayang?""Berarti kan aku sudah mengungkapkannya"...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Minum, dan jangan marah lagi" Na Eun memberikan orange juice yang ia buat.

Myung Soo masih tidak menyambutnya membuat Na Eun menatuh jus itu di meja makan.

"Eh? Kenapa wajahmu merah sekali" Na Eun menyentuh kening Myung Soo.
"Jangan sentuh aku, tidak akan membuatku luluh, jus nya nanti ku minum"
"Kau demam bodoh"
"Alasan"
"Aku serius, pasti karna tadi kau menciumku, kau jadi sakit juga kan! Cepat habiskan jus mu lalu istirahat"
"Memangnya orang sakit bisa mengurus orang sakit?"
"Myung Soo"
"Arasseo" Myung Soo menenggak jusnya sebelum kekasihnya benar-benar marah.

Setelah minum jus itu, kini Myung Soo digiring Na Eun untuk ke kamarnya dan beristirahat.

"Kau tidurlah" tapi saat Na Eun ingin keluar dari kamar itu, tangannya tertahan.
"Kau temani aku"
"Myung"
"Biasanya kan aku yang menemanimu"
"Baiklah" akhirnya Na Eun kalah dan ikut membaringkan diri di sebelah Myung Soo-nya.

Kali ini memang berbeda. Myung Soo yang biasanya selalu menatap Na Eun kini tidur terlentang dengan mata terpejam seperti menahan sakit atau tidak merasa nyaman dengan dirinya. Selimut sebatas dada dengan keringat di pelipis yang mulai bercucuran membuat perhatian Na Eun sedikit tersita. Ia tahu lelakinya sakit dan kini sedang tertidur lemas, dan ia juga tahu sedikit akar dari permasalahan ini adalah dia.

"Maaf ya, karena aku, kau juga jadi ikut sakit" sembari berbincang dengan kekasihnya yang sedang tidur, ia membetulkan arah poni Myung Soo.
"Kau tidak suka kan kalau pertanyaanmu tidak di jawab?" Gumam Na Eun lagi.
"Aku akan lebih sering menjawab pertanyaanmu nantinya, aku usahakan" kata Na Eun.
"Aku memang sulit untuk menyatakan perasaanku, bahkan kalau kau mau tahu, aku saja tidak pernah bilang cinta dengan Dong Min" cerita Na Eun.
"Kau mau tahu apa yang akan aku katakan padamu tadi? Bahkan mungkin kau sudah tahu, aku orangnya terlalu mudah untuk ditebak, bukan begitu?" Tanya Na Eun lagi pada seseorang yang sedang tertidur di sebelahnya itu.
"Iya, aku mencintaimu, bahkan mungkin aku sangat mencintaimu untuk sekarang ini" bisik Na Eun di telinga Myung Soo sebelum ia ikut tertidur memeluk Myung Soo sekarang.

"Aku mau itu untuk selamanya sayang, bukan hanya untuk sekarang ini, i love you more, baby" kata Myung Soo yang belum tertidur.

111119

Crazy Meet You [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang