Remember - 리멤버

230 24 6
                                    

Na Eun terdiam sebentar menyadari keadaan yang sedang ia alami.

"Tunggu, jadi maksud eonni?"
"Kau pasti mengira adikku yang hamil bukan?" Na Eun lagi-lagi terdiam.
"Sudah tidak perlu dijawab, sekarang, kita makan pagi dulu ya, eonni sudah bawa bubur untukmu, cepat dimakan sebelum dingin" Joo Hyun membuka bekal buatannya untuk Na Eun dan memberikannya.

Setelah Na Eun memakan sarapannya, rasanya Joo Hyun juga sudah tidak ada alasan lagi untuk lebih berlama-lama di sini.

"Jangan lupa minum obatmu ya sayang, eonni pulang dulu, jaga dirimu baik-baik"
"Ne"
"Jangan terlalu lama marah dengan kekasihmu itu, setidaknya kau harus menyalakan teleponmu, dan memberitahu dia bahwa kau baik-baik saja, karena ia tidak baik-baik saja memikirkanmu terus" lalu Joo Hyun pergi.

Na Eun dengan ragu kembali melangkah ke kamarnya. Merebahkan dirinya kembali lalu mengambil ponselnya. Menghidupkannya sejenak karena terpikir ucapan Joo Hyun tadi.

'ia tidak baik-baik saja memikirkanmu terus'

Iya, Na Eun bukan sengaja mematikan telepon genggamnya, hanya saja kemarin saat pulang teleponnya kehabisan daya dan ia terlalu sibuk menangis sampai di malam hari ia mengisi daya teleponnya tanpa menghidupkannya, sehingga teleponnya tidak hidup sampai di pagi hari, lebih tepatnya ia lupa.

Seperti benar perkataan Joo Hyun, begitu ponsel itu hidup, ia tidak berhenti bergetar. Menggetarkan notifikasi yang sembilan puluh sembilan persennya adalah Myung Soo-nya, mau itu pesan, telepon, whatsapp, line, instagram, sampai Na Eun saja bergeleng melihatnya, karena baterai teleponnya langsung terkuras beberapa persen karena itu.

.

Myung Soo seperti orang bodoh menunggu centang abu-abu di whatsapp yang ia kirimkan ke Na Eun menjadi dua, padahal ia sedang di kantor dan berada di dalam rapat. Dan ternyata penantiannya sejak semalam itu terjawab sudah.

"Bagaimana presdir?" Tanya seseorang yang sedang berpresentasi di depannya.
"Sudah, sudah terkirim!" Myung Soo dengan semangat menggenggam ponselnya lalu keluar dari ruang itu tanpa memerdulikan rapat, lagi-lagi Jong In hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Eun" Myung Soo mencoba menelepon kekasihnya lagi dan ternyata diangkat.
"Hm?"
"Masih marah padaku?"
"Aku demam"
"Kau mau aku bawakan sup rumput laut?" Myung Soo kehabisan akal.
"Kau bisa memasakkannya untukku kan?" Tanya Na Eun di seberang sana, yang tanpa sadar membuat Myung Soo bergembira.
"Aku segera ke sana" Myung Soo menutup teleponnya lalu mengambil kunci mobilnya.

Siapa yang masih perlu memikirkan pekerjaan di saat kekasih hati sedang sakit? Kemarin bertengkar dan hari ini diberi kesempatan untuk datang, siapa yang akan melewatkan kesempatan itu?

Myung Soo membeli sup rumput laut instant karena ia tidak bisa memasak selain makanan instant. Ia membeli sup rumput laut itu di mini market yang ada di bawah apartement Na Eun.

"Chagi, aku sudah datang" begitu kata Myung Soo menghadap ke intercom setelah memencet bell.

Tanpa banyak bunyi Na Eun membuka pintu untuk kekasihnya itu lalu membiarkan Myung Soo masuk ke apartement-nya. Tanpa Myung Soo duga, setelah ia menutup pintu apartement itu, ia langsung dihujani pelukkan dari kekasihnya dengan sedikit getaran yang terlihat di tubuh wanitanya itu.

"Mian, aku telah berburuk sangka padamu" Na Eun mengatakannya masih dengan wajah yang ia tempelkan pada pundak Myung Soo karena menangisi kebodohannya.
"Shh, kau tidak ingat?" Myung Soo menaruh belanjaannya di meja tamu lalu menjauhkan kekasihnya dari pelukan tangis itu.

Na Eun yang terlepas melihat ke arah Myung Soo dengan wajah sembab, mata merah, dan juga suhu tubuh yang masih hangat.

"Aku pernah berjanji untuk tidak membuatmu menangis, bukan begitu? Aku yang salah chagi, mian" Myung Soo tersenyum dengan lesung pipinya lagi.

Bagaimana bisa Na Eun marah dengan lelaki yang bahkan tidak menyalahkannya atas kesalah pahaman ini?

"A-aku hanya takut bahwa pada nyatanya di sini hanya ada aku yang terlalu mencintaimu" kata Na Eun ragu lalu kembali memeluk Myung Soo.
"Tentu saja tidak, bagaimana bisa itu terjadi? Aku yang mencintaimu duluan dan akan selalu begitu, aku yang memintamu untuk mencintaiku dan akan tetap begitu, sebesar apapun cintamu padaku, percayalah, bahwa cintaku padamu akan lebih besar dari itu" lalu Myung Soo mengusap pelan kepala gadisnya dan lagi-lagi menjauhkannya.

"Katanya tadi mau sup rumput laut? Aku sudah datang dan sudah membeli bahannya juga, kau tunggu sebentar ya, jangan menangis lagi, aku tidak suka" lalu Myung Soo mendudukkan Na Eun di sofa dan ia beranjak ke dapur.

Lucu sekali rasanya melihat laki-laki berjas dan berdasi itu kini sibuk memasang apronnya di dapur dan menghidupkan kompor untuk memasakkan sup rumput laut keinginan kekasihnya. Na Eun yang tidak tega dengan hal itu masuk ke area dapur berencana untuk membantu Myung Soo dengan segala hal memasaknya. Tapi seperti punya indra ke enam, Myung Soo menghalau hal itu.

"Jangan mendekat!" Toleh Myung Soo yang menyadari kekasihnya sudah berada di daerah dapur.

Sontak Na Eun menghentikan langkahnya dengan wajah bingung.

"Kau kan memintaku memasak sup rumput laut untukmu, kalau kau datang kemari dan memasaknya sendiri, untuk apa aku di sini? Kau tunggu saja aku di meja makan, okay?" Tanpa niat membantah, Na Eun mengangguk dan mengarah ke meja makan.

Tidak berselang lama, Myung Soo sudah berhasil membuat sup itu matang dan memindahkannya ke mangkuk.

"Sup sudah siap" Myung Soo masih dengan apronnya membawa mangkuk itu ke meja makan dan memberikannya pada Na Eun.

Na Eun mengambil mangkuk itu dan makan tanpa basa-basi lagi.

"Makannya pelan-pelan sayang, tidak akan ada yang mengambil sup itu darimu" kata Myung Soo dengan senyum, masih tidak digubris oleh Na Eun.
"Lihat, jadi belepotan kan" Myung Soo membersihkan rumput laut yang tersisa di sisi bibir Na Eun dengan ibu jarinya, tapi anehnya.
"Ih, Myung! Jorok sekali sih!" Myung Soo memakan rumput laut yang ia ambil dari sudut bibir Na Eun.
"Kan aku mau mencicipinya, sayang"
"Kan supnya masih ada"
"Tapi aku tidak mau kalau yang di mangkuk"
"Jadi bagaimana? Mau aku belikan lagi ke bawah?"
"Maunya seperti ini" tanpa pemberitahuan, Myung Soo meraih tengkuk Na Eun lalu melumat pelan bibir Na Eun, melesakkan lidahnya kedalam mulut milik kekasihnya, lalu melepasnya saat mereka kehabisan nafas.
"Ternyata, sup rumput laut itu lebih enak saat di santap dengan cara seperti ini sayang" kata Myung Soo mengedipkan sebelah matanya.
"Mungkin kita harus mencoba makanan lainnya?" Tanya Myung Soo lagi.
"Myung Soo!!!! Aku kan sedang demam, bagaimana kalau kau tertular!!!"
"Aku akan senang apa bila penyakit itu kau yang memberikannya padaku" jawab Myung Soo dengan senyum.
"Kau gila"
"Love you too"

051119

Crazy Meet You [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang