Make Me Love You

258 29 10
                                    

"Jadi kau memaafkanku?" Akhirnya Myung Soo melihat Na Eun-nya yang tadi ia punggungi.
"Eum, Jong In-ssi sudah menceritakannya kepadaku" lalu Myung Soo jadi antusias.
"Seandainya Jong In tidak menjelaskannya padamu?"
"Aku tidak tahu, karena sejujurnya kadar suka ku padamu menurun, walau tidak ku katakan hilang"
"Lalu apa yang harus ku lakukan?"
"Minum obatmu"
"Bukan itu, kau tahu maksudku"
"Make me love you, make me fall for you once again" jelas Na Eun agak tersipu.
"I will not doing it" kata Myung Soo membingungkan Na Eun karena 'bukankah tadi lelaki itu yang menanyakan apa yang harus diperbuat?' tapi ada apa dengan jawabannya?
"Cause i am not doing it for only once, but i will make you fall for me every day, make your love to me bigger and bigger each day" lanjut Myung Soo berhasil membuat gadisnya kembali tersipu akibat kalimatnya.
"Cukup untuk sesi gombalnya, sekarang minum obatnya ya" gerakkan Na Eun mengambil obat Myung Soo.
"Sirheo" Myung Soo memasang muka merajuknya menolak obat.
"Mengapa kau manja sekali sih?" Tanya Na Eun heran.
"Kan manjanya hanya padamu" lagi-lagi senyum dengan lesung pipi itu.
"Minum obatnya atau aku pulang" tegas Na Eun.
"Menginap, atau aku tidak minum obatnya" ancam Myung Soo.
"Yak! Kau yang butuh obatnya mengapa kau yang mengancam?"
"Aku kan membutuhkanmu, aku sakit, bahkan tidak bisa bergerak"
"Salah sendiri kenapa minum alkohol"
"Ya sudah terserah" Myung Soo kembali memunggungi Na Eun.

Gerak Na Eun menegakkan badannya lalu memegang kenop pintu membuat Myung Soo tak kuasa mengarahkan atensinya.

"Ga-ji ma" Myung Soo memohon Na Eun agar tidak meninggalkannya.
"Aku pulang dulu mengambil baju, bukankah kau menyuruhku menginap?" Myung Soo tidak bisa lagi menunutupi wajah senangnya.
"Dengan syarat saat aku kembali aku tidak mau lagi lihat obat itu masih ada di nakas, lalu kau harus makan"
"Obat akan aku minum, untuk makan, aku hanya ingin masakkanmu"
"Dasar laki-laki pemaksa, pastikan obat itu masuk ke lambungmu bukan tong sampah, aku akan memeriksanya" tegas Na Eun lalu keluar dari kamar Myung Soo.

Lagi-lagi Jong In mengantar Na Eun kembali ke apartemennya dan menunggu sebentar wanita itu untuk mengemas bajunya karena ia harus memenuhi janjinya untuk menjaga Myung Soo-nya yang sakit.

"Sudah Na Eun-ssi?" Tanya Jong In saat melihat Na Eun kembali dengan bag kecil yang ia rasa cukup untuk membawa kebutuhannya selama satu hari ke depan.
"Ah, Ne, Jong In-ssi, maaf merepokan" karena dengan sigap Jong In mengambil tas itu dan memasukkannya ke mobil.

Perjalanan kembali hening sampai Jong In yang membuka suara karena mengingat sesuatu.

"Ah, majda" sentak Jong In.
"Ada apa Jong In-ssi" tanya Na Eun heran.
"Kau bisa tolong aku buka dasbor di depanmu?"
"Ah, ne" lalu Na Eun membuka dasbor di depannya dan sedikit terkejut.
"Aku tahu kau mengenali benda itu, dan kau juga tahu kan apa maksudku" Na Eun tidak menjawab tapi hanya mengambil kembali amplop yang kemarin ia berikan pada Myung Soo.
"Kemarin ia sangat hancur saat kau mengembalikan kalung itu, dan ia memberikan itu padaku katanya ia tidak ingim melihatnya lagi, tapi ku rasa lebih baik mengembalikannya padamu, bukan begitu?"

Tanpa diperintah Na Eun kembali memasang kalung itu di leher jenjangnya lalu berucap.

"Gomawo Jong In-ssi" lalu memberikan sedikit senyum.
"Ne"
"Oh iya, bisa kita mampir ke supermarket sebentar sebelum kita kembali? Aku mau membeli bahan makanan untuk memasak makanan Myung Soo"
"Baiklah, nanti kita akan mampir di supermarket dekat rumah"
"Terimakasih Jong In-ssi"
"Tidak perlu sungkan"

Mobil Jong In sudah terparkir di halaman supermarket dekat rumah Myung Soo, Na Eun sudah siap untuk turun dan membuka pintu mobil.

"Apa aku perlu ikut untuk menemanimu?"
"Kau di sini saja tidak masalah, aku tidak akan lama"

Ternyata tidak sampai setengah jam Na Eun sudah kembali dengan sekantung penuh belanjaan.

"Cepat sekali?"
"Begitukah?"

Obrolan dilanjut sembari Jong In mengarahkan mobil itu kembali ke rumah Myung Soo.

"Memangnya kau mau masak apa Na Eun-ssi?"
"Samgyetang, apa Myung Soo suka? Aku berpikir saat ia sakit lebih baik makan sesuatu yang hangat, apa lagi kuah ini mengandung ginseng, kurasa akan cukup bagus untuk tubuhnya"
"Ku rasa ia suka samgyetang, apa lagi buatanmu, percayalah, dia bukan seorang yang terlalu memilih makanan"

Sekembalinya di rumah Myung Soo, Na Eun meletakkan barang-barangnya di kamar tamu dan segera memasak, tapi tiba-tiba ada sesuatu yang cukup hangat dan nyaman menelusup bagian perut Na Eun.

"Kau sudah bisa jalan?" Tanya Na Eun.
"Aku kan tidak lumpuh, chagi" lalu Myung Soo menaruh wajahnya pada ceruk Na Eun.
"Tapi kan tadi kau bergerak saja sulit"
"Kan aku sudah minum obatnya, sekarang sudah baikkan, apa lagi aku sedang memeluk obatku" tanpa di sadari wajah Na Eun memanas.
"Kau tunggu saja di meja makan, sebentar lagi masakkan ku akan siap"
"Kau memasak apa chagi?"
"Samgyetang, suka?"
"Apapun itu asal buatanmu" lalu Myung Soo mengakhiri pelukan itu dan berjalan ke meja makan.

Makanan dihidangkan dan Myung Soo menyantapnya lahap. Na Eun mulai menyukai kegiatan ini.

"Hyung ke mana?" Tanya Myung Soo setelah ia selesai makan.
"Eum, ia tadi pamit mau mengurus pernikahannya dengan Irene eonni?"
"Hah! Hanya aku yang tidak tahu di sini? Benarkah ia akan menikah?"
"Ku pikir kau sudah tahu"
"Hyung sangat tertutup padaku masalah percintaannya, bahkan"
"Bahkan kau baru tahu dia pernah mengagumiku?"
"Kau tahu juga?"
"Iya, bahkan soal apartemen"
"Lalu kenapa diterima?"
"Kau cemburu? Aku hanya tidak ingin ia kecewa, itu saja, jadi aku sudah berpikir untuk membalas kebaikkannya dengan cara apapun"
"Dengan menerima perasaannya?"
"Kau sungguh cemburu? Tidakkah kau pikir pertemuan kita karena Jun Myeon oppa? Kau pikir aku mau membuka praktik di hari Sabtu? Itu adalah kali pertama dan terakhirnya aku membuka klinik di hari Sabtu, asal kau tahu saja, itu karena aku merasa tidak enak menolak permintaan sederhana seseorang yang bahkan sudah berbaik hati membelikanku apartement"
"Iya-iya, baiklah"

Lalu situasi canggung menyerang karena mereka saling berdiam diri. Myung Soo yang tidak tahan dengan situasi ini akhirnya membuka suara.

"Kau tidur di mana nanti?"
"Tadi Bibi Yoon sudah menunjukkan kamar tamu untukku"
"Kenapa tidak di kamarku?"
"Mau mu"
"Memang"
"Myung Soo"
"Hanya tidur"
"Tidak"
"Na Eun"
"Ku bilang tidak ya tidak!"

Myung Soo sempat terdiam lalu menyadari sesuatu yang janggal.

"Di mana kau mendapat kalung itu?" Myung Soo melihat kalung yang dikembalikan Na Eun padanya kemarin sekarang sudah kembali ke tempat di mana kalung itu berada.
"Kau yang memberikannya saat hari jadi kita"
"Buang saja" ketus Myung Soo.
"Kau marah?"
"Tidak, aku hanya tidak suka melihat benda yang dapat memberikan ingatan buruk padaku"
"Myung Soo, aku tahu mungkin hubungan kita mulai hari ini akan di mulai dari awal karena hubungan kita kemarin di awali terlalu cepat dan banyak kesalah pahaman, tapi berapa banyak memory yang harus kau hilangkan jika aku membuang kalung ini? Mungkin kalung ini membuatmu sedih karena aku sempat mengembalikannya padamu, tapi apa kau tidak mengingat memory baiknya? Saat kau memberikan kalung ini, saat kita makan bersama, berbelanja bersama, bahkan kejadian-kejadian manis kita yang tentunya di lalui oleh kalung ini, apa kau ingin melupakan semua kenangan indah itu hanya karena sedikit memory buruk yang diciptakan di akhir?" Myung Soo menggeleng dan ia baru menyadari, wanitanya sungguh dewasa.

241019

Crazy Meet You [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang