Rain

261 27 11
                                    

Kenangan dengan kekasihnya itu mencuat dan berputar begitu saja di kepalanya. Ya, tiba-tiba saja hujan membasahi taman itu, Myung Soo dengan sigap membukan jasnya membuat ia dengan Na Eunnya berlindung di bawah jas itu. Kenapa kenangan dengan Dong Min? Salah satu adegan favorit Na Eun saat bersama Dong Min adalah hujan. Ketika itu, Na Eun pulang kuliah dan ternyata hari itu hujan. Na Eun cepat berlari ke halte bus karena ia lupa membawa payung. Hari itu hujan turun lebat sekali dan bus tidak ada yang lewat, entah mungkin Na Eun sudah melewatkan bus terakhirnya barangkali. Di sana ramai orang yang berteduh, tapi tidak juga membuat dirinya menjadi hangat, sampai ada se sosok pria dari seberang jalan membawa payung, lalu menghampirinya.

"Kajja chagi-ya, di sini dingin, ayo kita pulang" ya, laki-laki itu Dong Minnya.

.

"Eun?" Akhirnya suara bariton laki-laki di sebelahnya mengembalikan dia dari masalalu.
"Iya oppa?"
"Mau sampai kapan kita diam di sini? Jas ku tidak akan bisa bertahan lebih lama lagi dari ini untuk melindungi kita dari hujan, ayo ke mobil"

Sampai di mobil Myung Soo mengambil jas baru yang ia gantung di mobil bagian belakang. Ya, seorang pebisnis biasa memiliki cadangan baju untuk bepergian. Ia menyampirkan jas kering itu di depan Na Eun agar tidak kedinginan.

"Kalau aku menggunakan ini, oppa bagiamana? Kan baju oppa juga basah?" Tanya Na Eun sedikit menolak.
"Kau lebih membutuhkan itu, percayalah, aku tidak akan sakit hanya karena gerimis seperti tadi" kata Myung Soo tersenyum lalu menjalankan mobilnya.
"Gerimis bagaimana? Hujannya lebat seperti itu" tapi perkataan kecil Na Eun tidak terdengar karena suara hujan mendominasi juga Myung Soo yang meng-fokuskan diri ke jalan karena lebih sulit melihat jalan saat keadaan hujan.

Jalan tidak terlalu ramai membuat Myung Soo tetap waspada terhadap jalanan yang ia lalui, sampai-sampai ia tidak sadar sudah mengabaikan wanita cantik di sebelahnya.

'Oh iya, di mana rumahnya?' Myung Soo bermonolog karena baru ingat kalau selama ini ia belum pernah tahu letak tinggal Na Eun.

Saat melihat wanita yang di sebelahnya ternyata wanita itu.

"Ah, bahkan dia terlihat sangat damai saat tertidur" tanpa sadar tangan Myung Soo membenarkan rambut Na Eun yang menutupi wajahnya, mengarahkan rambut itu ke belakang telinga yeojanya.
"Yeppeu" lalu Myung Soo memberhentikan mobilnya ke bahu jalan untuk menelpon hyungnya.

"Oh, hyung" kata Myung Soo pada hyungnya di seberang sana.
"Ada apa Myungie-ya?"
"Ah, sudah dibilang jangan memanggilku begitu, aku, ingin menanyakan alamat apartemen Na Eun"
"Kau ingin bermalam di sana?"
"Ish, aku ingin mengantarnya pulang"
"Mwo? Lalu kenapa tidak langsung tanya padanya?"
"Yang punya alamat tertidur, cepat lah hyung, ingin membatu atau tidak sih?"
"Hah? Tertidur? Baiklah, Na Eun-ie tinggal di apartemen lotte world lake view"
"Bahkan dia tinggal di apartemen milik keluarga kita?"
"Tidak perlu sombong, ada cerita di balik hal itu, nanti aku ceritakan"
"Baiklah, gomawo hyung"
"Hm, hati-hati di jalan"

Akhirnya Myung Soo kembali berkendara, tidak begitu lama, Myung Soo sudah memarkirkan mobim di parkiran apartemen itu, tapi gadisnya belum juga bangun.

"Senyenyak itukah?" Myung Soo jadi tidak tega membangunkannya.
"Baiklah, aku tidak akan membangunkanmu" lalu Myung Soo malah ikut menutup matanya.

Waktu berlalu, kedua orang itu tertidur cukup lama di mobil sampai wanita itu tersadar.

"Astaga, sudah berapa lama aku tertidur?"
"Hm?" Myung Soo baru tersadar setelahnya.
"Sudah berapa lama kita berada di apartemen ini oppa?"
"Dua jam?" Kata Myung Soo melihat arlojinya.
"Aish" Na Eun terlihat kesal dan merutuki dirinya sendiri.
"Wae?" Tanya Myung Soo.
"Kenapa oppa tidak membangunkanku?"
"Karena kau tertidur sangat lelap tadi aku tidak tega membangunkanmu Na Eun-ah" lagi-lagi tersenyum.
"Aku tidak akan bisa tidur setelah ini" tunduk Na Eun lesu.
"Wae?" Tanya Myung Soo lagi heran.
"Ku kira kau tahu makanya kau mengirimkanku eye mask itu"
"Aku"
"Biasanya aku tidak akan tertidur di perjalanan, ataupun tidur siang, karena untuk tidur malam saja aku sulit Myung" sudah hilang lagi sebutan oppa, tapi Myung juga tidak buruk.
"Oh begitu?" Tanya Myung Soo lalu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Ya sudah, terima kasih tumpangannya" lalu Na Eun turun.

Tidak semudah itu untuk Na Eun berpisah dengan Myung Soo. Ya, Myung Soo mengikutinya sampai ke lobby.

"Ah, wae?" Na Eun kesal karena Myung Soo masih mengikutinya.
"Eum, jas ku?" Myung Soo menunjuk jasnya yang masih tersampir di tangan Na Eun.
"Ah, mian" lalu memberikannya pada Myung Soo.
"Tidak kah seharusnya kau menawariku mampir dulu ke rumah mu untuk menghangatkan badan?" Na Eun cukup berpikir, benar juga, ia kebasahan karena aku, setidaknya secangkir teh hangat?
"Baiklah, mari" Na Eun mengajak Myung Soo masuk ke lift yang terbuka.

Na Eun memencet tombol angka sepuluh dan kebetulan hanya mereka berdua yang ada di lift itu.

"Lantai sepuluh?" Tanya Myung Soo.
"Eum" jawab Na Eun singkat.
"Kenapa sepuluh?"
"Haruskah kau menanyakan itu?" Tanggal lahirku oppa.

Lalu pintu lift terbuka mereka keluar dari lift itu. Na Eun berbelok ke kiri dan Myung Soo mengikutinya. Sampai hampir di penghujung lorong, Na Eun berhenti di depan kamar itu.

"1002" kata Myung tidak di balas oleh Na Eun karena sibuk mengisi password di gagang pintu.
"Ayo masuk" kata Na Eun saat pintu itu sudah terbuka.

"Bagus, aku menunggumu dengan khawatir di sini, dan kau membawa laki-laki lain pulang" siapa lagi kalau bukan Dong Min.

Mata Na Eun sudah berkaca-kaca, lalu dengan lancangnya Myung Soo berdiri di depan yeoja itu.

"Jangan berani menyakitinya!" Teriak Myung Soo seolah melindungi.
"Kapan aku menyakitinya?" Tanya Dong Min tak kalah kuat.
"Kau boleh dengan yang lainnya, dia tidak boleh bersamaku, kami tidak ada hubungan apa-apa aku masih sebatas pasiennya, tapi kalau kau tidak bisa menjaga hatinya, aku siap menggantikanmu"

"KELUAR!" teriak Na Eun.
"Kau dengar? K.E.L.U.A.R" kata Dong Min pada Myung Soo.

Myung Soo menoleh tidak percaya pada Na Eunnya, tapi Na Eunnya tidak menoleh padanya.

"Kau juga, Dong Min-ssi" kata Na Eun lemah.
"Kau dengar bocah? Kau juga harus keluar bersamaku" kata Myung Soo menarik lengan rivalnya.
"Ta-tapi" begitu seluruh badan Dong Min di luar, Na Eun langsung menutup pintunya dan terjatuh di balik pintu itu sambil menangis.

"Lepas" Dong Min menepis genggaman Myung Soo.
"Santai saja" Myung Soo mengangkat kedua tangannya keudara.

Dong Min berjalan terlebih dahuli dengan kasar, lalu ia sadar Myung Soo tidak mengikutinya.

"Kau masih mau mengganggu kekasihku?" Tanyanya berbalik lagi.
"Tentu saja tidak" ia berjalan mengikuti Dong Min ke lift.

'tentu saja tidak salah lagi' batin Myung.

210919

Crazy Meet You [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang