GENEP

369 22 0
                                        

Tidak ada seorang pun yang bisa menebak kejadian yang akan terjadi pada sedetik kemudian.


°°°




Helaan napas kembali terdengar, entah yang keberapa. Selain itu, tak sedikit mahasiswa kelas bontot yang mengeluh, bahkan sampai berteriak frustasi.

"Gila sih, ngasih tugas ngga kira-kira."

"Tugas kelompok iya, tugas individu iya, ditambah waktunya cuma dua hari, walah dikira kita kuliah cuma satu matkul aja."

"Ya udahlah, kita ngerjain aja napa. Percuma ngeluh nggak akan beres tuh tugas," kesal Rendi.

"Lo enak bilang gitu, otak gua kosong." Balas Melda lesu.

"Ini semua gara-gara lo Alibabi!" Sambung Melda langsung menunjuk Ali yang sedang memainkan ponselnya.

"Kok gua? Harusnya lo bilang makasih." Jawab Ali dengan cemberut. Hey! Apa-apaan itu!

"Heh bocah, umur lo berapa sih?" Amarah Melda tersulut karena melihat penampakan Ali yang memang terlihat seperti bocah dimatanya, kemeja rapi, celana jenis apa itu? Melda tidak tahu yang jelas ini pertama kali dia melihatnya, rambutnya seperti ditata oleh ibunya, dan jangan lupakan kaca mata bulat yang semakin terlihat seperti mahasiswa cupu ketimbang bocah?


Mahasiswa cupu itu terlalu jahat, jadi mending sebut aja bocah.

"Lo pikir aja sendiri, punya otak 'kan? Atau itu cuma aksesoris doang?" Sahut Ali dengan santai.

"Oh shit!"


"STOP!"


"Berisik, jangan kalian pikir ini kelas milik berdua. Udah sekarang kita kerjain aja tugasnya, beres 'kan?" Tegas Rendi yang sebenarnya cemburu melihat keduanya.

"Okelah, karena kebetulan dosen yang selanjutnya nggak ada. Jadi kita bisa kerjain dari sekarang yang tugas kelompok." Ucap Shelma yang dari tadi menjadi penonton.

"Betul, kelompoknya kita bagikan aja sekarang."

"Siap!" Rendi melihat nama-nama yang berada di kelasnya.

"Gua bakalan merem dan memilih anggotanya secara acak okey?" Teriak Rendi.

"Lanjut pak bos!" Seru semuanya kecuali dua orang yang tengah perang tatap-tatapan.

Pemilihan anggota kelompok untuk tugas pun selesai, mereka terbiasa mengacak seperti ini agar lebih dekat dengan yang lain.

"Mel, kita mau ngerjain dimana?" Tanya Shelma dengan menghampiri meja Melda.

Melda tersentak. "Eh, kita sekelompok?"

"Tuli lo? Gua udah teriak-teriak, anjir." Sahut Rendi yang di sampingnya ada seseorang yang dari tadi menjadi rival Melda.

Tunggu!

"Kita sekelompok sama dia?"


Mereka mengangguk.

Salah makan apa gua hari ini, eh bentar gua 'kan belum sempet makan?



•••





Ingin kuteriak namun takut dikatain orang gila:") selamat malam! Selamat beristirahat!

Safsafcho💛
7/12/19

Classmate GALAK [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang