Happy Reading😘💕Acara gladi bersih pun sudah dimulai.Seluruh siswa kelas 12 sedang berkumpul Aula ada juga kelas yang bergiliran mengambil toga dan termasuk kelasku.
Selesai pengambilan toga aku bersama ketiga temanku memilih untuk berada dikantin karena istirahat.
"Ra lo ada masalah?"ujar Dilla yang hanya kubalas dengan gelengan.
"Terus kenapa lo pakai kacamata?Lo habis nangis?"ujar Diva dengan mata memicing sementara aku hanya menatapnya datar
Kulihat jarum jam sudah menunjukkan pukul 10.Akupun memilih untuk meninggalkan sekolah tak peduli dengan kedua temanku yang berteriak-teriak.
"Gue pulang dulu entar kalo Andre nyariin bilang kalo gue ada urusan."ujarku lalu melenggang pergi
Tak butuh waktu lama akupun sudah sampai di rumah sakit dengan ojol.Akupun segera masuk ke ruangan Adnan.Sudah 3 hari ini Adnan tak sadarkan diri.Disana hanya ada aku yang menunggu karena Abi yang kebetulan pulang karena ada urusan.
"Mas,kamu gak capek tidur terus.Kamu gak kangen sama aku ya."ujarku sembari menggenggam tangan Adnan
"Ternyata bener ya kata Dilan rindu itu berat apalagi rindunya ke kamu mas berat banget.Kamu bangun ya aku rindu."ujarku
"Mas besok hari kelulusan aku kamu bangun ya.Aku pengen banget disaat wisuda kamu juga hadir bersamaku.Mas tau gak sekarang aku jadi cengeng banget kayak anak kecil."ujarku terkekeh lalu kembali sendu
***
Tepat hari ini adalah hari kelulusanku dan ternyata aku lulus dengan nilai yang memuaskan.Bahagia pasti iya.Dengan segera akupun berjalan menyusuri koridor rumah sakit.
Dengan baju toga serta kebaya yang kukenakan hingga membuat para pengunjung rumah sakit menatapku heran.Kulihat disana tepatnya didepan ruangan ada kedua orangtuaku,kedua orang tua Adnan serta Kak Fasha dan kedua abangku berada disana.
Kulihat dari kejauhan Umi yang menangis dipelukan Kak Fasha,Abi yang berdiam sembari menundukkan kepalanya sementara kedua orangtuaku tampak terlihat sedih yang membuatku semakin bingung.Semakin dekat hingga aku menghampiri mereka semua.
"Ini ada apa?kenapa semua pada nangis?"ujarku yang mereka semua hanya menatapku dengan tatapan sulit diartikan
"Umi,bun,yah,bi ini ada apa kenapa semua pada nangis?"ujarku bertanya-tanya
"Kak,bang ini semua ada apa?jangan buat aku bertanya tanya?Ada apa sebenarnya?"ujarku dengan tegas karena tak ada jawaban akupun memilih untuk masuk ke dalam ruangan.
Degg..
Jantungku terasa berhenti mendadak.Tubuhku terasa lemah namun kedua abangku segera memeluk dan menenangkanku.Air mataku sudah luruh.Aku berjalan dengan lemas menuju seseorang yang terbungkus kain putih.
"Mas Adnan bangun,jangan ninggalin aku bangun mas."ujarku dengan air mata yang berjatuhan
"Ayo mas bangun.Kamu jangan bercanda."ujarku yang menepuk nepuk pipi adnan lalu kugenggam tangan Adnan namun tak ada kehangatan disana hanya telapak tangan yang dingin serta mata terpejam
"Kamu tenang dek.Yang sabar."ujar abang zou yang membawaku kepelukannya
"Iklasin Adnan ra,dia udah bahagia disana.Kamu yang sabar dan ikhlas."ujar bang ano sembari mengelus puncak kepalaku
"Enggak kalian semua bohong.Adnan masih hidup suami aku masih hidup.Iya kan Bun?Adnan masih hidup kan?"ujarku dengan setengah berteriak lalu memeluk kembali tubuh Adnan yang terbujur kaku namun dengan cepat Bang ano menarikku dan memelukku
"Istigfar Ra.Kamu jangan peluk Adnan kayak gitu.Kamu boleh sedih kamu boleh nangis tapi kamu jangan jatohin air mata kamu ditubuh Adnan.Kamu jangan berlebihan kayak gitu."ujar Bang ano yang membuatku menatap sinis kearahnya
"Abang bilang apa?Rara berlebihan?apa salah rara nangisin suami rara?Rara ditinggal pergi bang dan ini bukan perkara ditinggal sekejap tapi ini selamanya.
Wajar kalo Rara bersikap kayak gini.Abang bilang kalo rara berlebihan karena abang belum pernah ngerasain ditinggal orang yang abang cintai."ujarku sembari menangis sesenggukan
"Ma..maafin abang Ra."ujar bang ano lalu kembali memelukku
Sementara Adnan dibawa para perawat menuju mobil ambulance.Kami semua pun mengikuti dari belakang.Aku dengan ditemani Bang Zou memasuki mobil ambulance.
Aku sengaja menaiki mobil ambulance untuk menunggu Adnan.Sesekali aku berharap bahwa Adnan akan kembali bangun dari tidur panjangnya.Aku masih saja menangis dipelukan abangku itu sesekali ia mengelus rambutku.
Kita sudah sampai dipekarangan rumah orang tua Adnan yang disana sudah terdapat bendera kuning serta orang yang sedang bertakziyah.
Kedua sahabatku lalu memelukku.Mereka menangis dan menenangkanku.Sementara tak jauh dari sana sudah ada Bara yang berada disampingku.Ia juga ikut serta menenangkanku dan sekedar mengucapkan bela sungkawa.
Air mataku tak bisa kubendung lagi kala proses pemakaman Adnan.Aku menangis sesenggukan.Rasanya baju Bang zou sudah basah dengan air mataku.Lambat laun semua orang sudah meninggalkan area pemakaman dan tinggal Aku yang masih berada disana tepatnya ditemani oleh Abangku.
Akupun berjalan dan berjongkok menuju pusaran Adnan.Air mata masih berderai.Aku sudah tak peduli dengan diriku sendiri rasanya sedih,lelah,rindu menyerbu hatiku.
"Mas adnan kenapa kamu pergi secepat ini?Mana janji kamu yang dulu.Kamu bahagia ya disana,sampai-sampai kamu ninggalin aku.Aku sayang kamu mas,aku pasti bakalan rindu kamu.
Aku pergi dulu ya mas lihat noh Abang zou pasti mau ngomelin aku kalau kelamaan.Aku pamit ya kalo kamu takut sendirian kamu ajak aku aja."ujarku kemudian tersenyum namun kemudian kembali menangis.
Aku masih duduk jongkok dipusaran Adnan sembari memeluk nisannya.Rasanya berat untuk ku meninggalkannya.Bang zou sudah meninggalkanku karena kesal melihatku yang terus-terusan menangis dipusaran Adnan.Cukup lama ku memeluk nisan Adnan hingga sebuah tangan kekar menyadarkanku.
Kira-kira gimana ya kelanjutan ceritanya??coba kalian tebak tangan siapa itu??
Penasaran gak???Kita lanjut aja ya dipart berikutnya😀
Jangan lupa vote 🌟dan comment😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cinta Halalmu
Teen FictionKisah seorang Badgirl sekolah yang dijodohkan dengan seorang santri yang tak lain anak teman dari kedua orang tuanya.Mampukah lelaki itu merubah sifat buruk dari gadis itu? Kepo?Baca ceritanya ya..Insyaallah suka.😘