Hyungwon x Seulgi

102 21 6
                                    

"Sal"

"Apa?! "

"Sendirian aja?" Salma memutar bola matanya malas mendengar pertanyaan Jackson.

"Mata lo nggak liat?" tanyanya balik dengan nada ketus.

"Jangan galak-galak dong, kan aku nanya baik-baik"

"Gue jawabnya juga baik-baik ya, emang kaya gitu nada bicara gue kalau lagi ngomong sama orang yang nggak penting"

Jackson tertawa pelan mendengar kalimat Salma yang diucapkan penuh penekanan, apalagi di kata-kata 'orang yang nggak penting'

"Belum mau pulang? Pulang bareng yuk, gue anter" tawar Jackson.

"Nggak usah, pulang aja sono sama gebetan lo yang lain. Lagipula gue bawa motor sendiri. Nggak usah ganggu gue, gue males berurusan sama cowok kaya lo" ucap Salma final sebelum akhirnya dia pergi meninggalkan cowok itu.






"Jangan galak-galak, ntar nggak ada yang mau sama lo" Salma mendecakan lidahnya mendengar satu suara yang baru saja menyapa telinganya.

Kalau kalian menebak itu Jackson, maka jawabanya adalah salah. Salma bahkan nggak peduli lagi sama cowok itu.

Pemilik suara ini bukan Jackson, tapi si cowok tengil bernama Haikal.

Sebenarnya Jackson salah, karna faktanya, dia nggak sendirian. Dia bersama Haikal yang selalu mengikutinya kemanapun dia pergi, kecuali kamar mandi dan kamar ganti tentu saja, hanya saja Jackson nggak bisa melihatnya.

Nggak cuma Jackson, tapi semua orang selain dirinya, kecuali orang itu mempunyai kemampuan khusus seperti dia.

Kemampuan dimana dia bisa melihat hal-hal yang nggak bisa dilihat oleh manusia normal.

"Bisa nggak sih lo nggak ganggu gue dulu, lagi nggak mood gue buat berantem sama lo" ujar Salma pelan dengan pandangan mata yang masih lurus ke depan.

"Siapa yang mau ngajak berantem coba, orang gue mau minta tolong"

"Minta tolong apa?" tanya Salma ketus

"Gue laper, beliin gue makanan dong, richeese, burger king, mekdi atau apa kek"

Salma mendecakan lidahnya kesal, "tapi sekali ini doang ya, lo nggak boleh minta lagi. Duit gue abis"

"Oke" jawab Haikal antusias

Tapi rasa antusiasmenya kandas ketika di depannya kini berdiri warung pecel lele, bukan richeese, burger king, apalagi mekdi.

"Sal, perasaan tadi gue nggak minta pecel lele?" tanya Haikal bingung

"Emang nggak, tapi nyatanya duit gue nggak cukup. Kalau lo mau ya silahkan dimakan kalau nggak ya terserah, lo kelaperan atau nggak, nggak peduli lagi gue. Lagian lo jadi setan nggak tau diri bener, masih untung gue mau bantuin lo"

"Hah ya udahlah, daripada nggak makan, dan gue ingetin sekali lagi, gue ini bukan setan gue ini jiwanya seseorang yang lagi koma" ujar Haikal akhirnya.

"Bodo amat"

Suasana hening beberapa saat, Salma memang bukan tipe orang yang banyak bicara, apalagi yang di depannya bukan manusia, bisa-bisa dia dikira gila.

"Sal, malam ini gue dioperasi lagi. Ini operasi terakhir, kalau nanti operasinya gagal, gimana?"

Salma menghela nafas, "jangan pesimis dulu lah. Lo harus berjuang. Lo bilang lo pengen bangun supaya lo bisa nge-dj lagi, bisa kuliah lagi buat raih gelar sarjana dan nyenengin orang tua lo, gimana sih?"

Sweet Talks °k-idolsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang