Saerom melihat Mingyu sekilas lalu mendengus kesal. Gadis itu sepertinya memang lagi bener-bener bad mood.
"Itu tuh, kesel gue sama tetangga-tetangga gue di rumah. Nyinyir melulu kerjaannya. Belum nikah diomongin. Udah nikah tapi pernikahannya nggak lancar, diomongin juga. Ada orang cerai diomongin. Orang yang cerai itu nikah lagi, diomongin juga. Maunya apa sih? Emang sih bukan gue yang digituin. Tapi kan gue yang denger jadi ikut kesel juga" cerita Saerom panjang lebar.
"Emang siapa sih yang diomongin" Mingyu mulai penasaran
"Kakak sepupu gue" jawab Saerom, "Jadi kakak gue itu emang agak telat nikahnya. Di usia tiga puluh tahun, dia baru nikah. Waktu itu dia nikah sama kenalan dia waktu ada proyek di luar kota. Awalnya sih biasa aja kehidupannya, romantis gitu layaknya pengantin baru pada umumnya, tapi lama-lama sifat asli suami kakak sepupu aku tuh mulai muncul. Suka mukul, suka marah-marah. Ya kakak aku nggak bisa digituin, akhirnya dia minta cerai. Dan sekarang dia nikah lagi sama juniornya di perusahaan, eh dinyinyirin lagi sama orang-orang cuma gara-gara suaminya tuh lebih muda lima tahun dari kakak. Pokoknya serba salah melulu lah"
"Sabar. Namanya juga manusia. Ngomongin orang lain itu hal yang biasa. Yang penting kan gimana cara kita menyikapinya" ujar Mingyu, "Udahlah. Biarin aja. Dengerin apa kata orang itu nggak ada gunanya, apalagi yang jelek-jelekin kita. Toh ini hidup kita. Kita hidup bukan untuk membahagiakan orang lain. Jangan membuang waktu kita yang berharga cuma buat dengerin komentar mereka"
Saerom mengangguk, "Daripada lo pusing sama omongan mereka, mending lo bantuin gue ngerjain PR matematika"
Saerom menatap Mingyu jengah lalu berkata, "Harusnya gue sadar kalau lo sok baik sama gue tuh karna emang lo lagi ada maunya"
Starring
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
