☆THREE☆

4.6K 185 32
                                    

♟﹏﹏SMW﹏﹏♟

Nader melihat wanita yang baru turun dari mobil itu dengan tatapan aneh membuat kedua sahabatnya berpikiran yang tidak-tidak.

“Hey, kau sudah mempunyai istri. Kenapa menatap wanita itu dengan tatapan Serigala?” tanya Gerald melihat sekilas pada Nader lalu menatap lagi wanita yang memakai gaun selutut berwarna abu-abu dengan belahan dadanya yang kelihatan.

Nader masih belum menggubris kedua sahabatnya itu. Dia masih ingat perkataan Lissa yang mengatakan kalau Naura yang mengiriminya pesan dan sudah menunggunya di pesta itu.

Lalu, kenapa Naura baru datang ke sana?

Nader menaruh gelas sampanye di atas meja bundar lalu bergegas masuk ke dalam gedung.

Lissa masih berjalan menelusuri lorong gedung pernikahan. Tiba-tiba saja di sebuah tikungan, tangannya ada yang menarik lalu seorang pria mendorongnya sehingga membentur dinding.

“Hey, kau kasar sekali,” kata Lissa tetapi dengan senyuman sambil menghirup aroma parfum khas pria yang kini berdiri tepat di hadapannya.

Tubuh Lissa bersandar di dinding sambil kedua tangannya melingkar di tengkuk pria sedikit lebih tinggi dari Nader itu.

“Honey, kenapa kau lama sekali?” tanya pria itu sembari merapatkan tubuhnya dengan tubuh Lissa.

“Kau harus bersabar. Karena aku tak sebebas dulu, darling.” Jawab Lissa. Sebelah tangannya membelai rambut rapi pria itu.

“Harum tubuhmu ini yang sangat aku rindukan. Kenapa kau belum berpisah dengan suami sialanmu itu? Sampai kapan aku harus menunggu untuk memilikimu seutuhnya?” tanya pria itu lagi.

“Tunggu sebentar lagi. Setelah aku memiliki hak warisan atas pernikahanku dengannya. Aku pasti akan segera meninggalkannya.” Jawab Lissa mencium serta melumat bibir pria tinggi tersebut yang membungkuk mensejajarkan wajahnya dengan wajah Lissa.

Pria itu pun melumat rakus bibir Lissa tanpa takut ada yang melihatnya. Tangan Lissa meremas sesuatu yang keras di bawah sana milik sang pria itu sambil mendesah.

Pria itu pun meremas kedua payudara Lissa yang mulai menegang dan hendak membawa Lissa ke toilet sepi untuk pria yang ada di samping mereka.

Hampir saja mereka melakukannya di sana kalau saja tidak ada suara sepatu memenuhi lorong sepi tersebut membuat keduanya kembali ke kesadaran masing-masing.

Pria itu mengintip sedikit di balik dinding tikungan itu. Seketika membulatkan matanya melihat sosok pria yang kini berjalan mendekat ke arahnya. Dia langsung saja berlari masuk ke dalam toilet pria.

“Beby?” Nader melihat Lissa bersandar di dinding sembari membungkuk membenarkan sepatu high heels-nya.

“Akh, hay honey,”

“Sedang apa kau di sini?” tanya Nader aneh. Bukankah tadi dia hendak pergi ke ruang pengantin wanita. Kenapa kini istrinya itu ada di lorong sepi tersebut?

Lissa hanya nyengir. “Sepatu baru ini terasa sakit. Jadi aku hendak pergi ke toilet untuk membenarkannya. Mau ke mana kau?” tanyanya aneh padahal mengalihkan pembicaraan.

“Aku mencarimu dari tadi. Seorang penjaga ruang pengantin berkata kau belum masuk ke sana. Jadi aku mencarimu ke sini.” Jawab Nader tak mengatakan kalau Naura baru saja datang.

Lissa segera menggandeng lengan Nader. “Kalau begitu kita segera keluar. Acaranya pasti akan segera dimulai.”

Nader masih menatap khawatir padanya. “Apakah kau benar tak kenapa-napa?”

SECRET MY WIFE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang