☆TWENTY☆

4.2K 229 36
                                    

♟﹏﹏SMW﹏﹏♟

Livia perlahan membuka kedua matanya. Mengerjap kala sinar matahari masuk melalui celah-celah jendela yang tak tertutupi gorden dengan sempurna. Kepalanya masih berdenyut nyeri dan terasa sangat pening sekali. Seluruh tubuhnya terasa kaku dan remuk.

Dia masih diam terpaku mengumpulkan semua ingatannya. Beberapa detik kemudian dia menyadari ada sesuatu yang hangat menempel di punggungnya dan ada yang melingkar di perutnya.

Jantungnya tiba-tiba berdetak kencang, napasnya menjadi tak beraturan dan pelan-pelan dia mengintip ke dalam selimut.

Mustahil?!

Livia ingin menjerit sekerasnya kala menyadari kalau dia tak memakai sehelai benang pun dan hanya tertutupi selimut. Dia bahkan kini mendengar dengkuran halus dan hangatnya napas seseorang di belakang telinganya. Yang paling membuatnya terkejut adalah, kedua tangan kekar itu kini melingkar di perutnya.

Nader tidur sambil memeluk Livia dari belakang. Pelukannya begitu erat sampai Livia merasa sesak dibuatnya.

Tidak mungkin kami telah melakukan hal itu? Mustahil dia melakukan hal itu padaku?! Lalu, apa yang terjadi padaku sehingga tak ingat apa yang kami lakukan semalam?

Livia terdiam sejenak masih mencoba mengumpulkan semua ingatan semalam. Bukankah dia pergi ke pesta, lalu bertemu dengan Naura dan berbincang dengannya. Setelah itu …? Dia menutup mulutnya dengan kedua tangannya mengingat kala dia salah mengambil gelas minuman.

Minum banyak sampai mabuk disaat melihat Hiro akrab dengan wanita lain. Lalu yang dia ingat waktu keluar dari mobil kemudian berjalan di jalanan. Setelah itu yang dia ingat ciuman panas serta pelukan ditambah belaian Nader padanya di kamar itu semalam.

Pasti kita belum melakukan hal itu. Livia masih menyangkal semuanya. Ia bergerak hendak melepaskan kedua tangan Nader tetapi sesuatu tiba-tiba menghentikannya. Ada nyeri sekaligus ngilu di pangkal pahanya.

Mendadak air matanya mengalir tak tertahankan. Ia telah merenggutnya, ia telah merenggut sesuatu yang berharga bagiku.

Livia meremas selimut dengan erat sambil menahan isak tangisnya agar jangan sampai membangunkan Nader.

Nader akhirnya bangun juga. Livia segera menghapus air matanya dan pura-pura masih tertidur.

Nader baru melepaskan tangannya di perut Livia lalu bangkit duduk sambil mengusap wajahnya. Menoleh melihat betapa nyenyak istrinya itu. Senyumnya tiba-tiba merekah.

Ia mengecup sekilas belakang kepala Livia lalu turun dari tempat tidur telanjang dada dan hanya memakai celana tidur saja.

Setelah Nader masuk ke dalam kamar mandi. Livia baru bangun lalu mengacak rambutnya frustrasi. Dia bahkan memaki dirinya sendiri kenapa harus mabuk malam tadi dan kini lihatlah dirinya, telah melakukan hal yang seharusnya tidak dia lakukan yaitu melakukan hubungan suami istri bersama dengan kakak iparnya.

Livia, hancurlah hidupmu dengan sempurna. Tak ada lagi yang bisa kau banggakan. Pertama kau telah menempati tempat kakakmu, lalu merebut orang-orang di sekelilingnya. Lalu kini kau juga telah merebut suaminya, kau telah mengkhianati kakak kembarmu sendiri. Kau telah merebut posisinya.

Ia benar-benar merasa bodoh dan masih terus merutuki dirinya sendiri. Dilihatnya gaun tergeletak tak beraturan di atas karpet di dekat kursi sofa. Pakaian yang dipakai Nader semalam juga berantakan di lantai.

Untuk beberapa lama dia terisak menangis di atas tempat tidur. Sebelum Nader keluar dari kamar mandi, Livia turun dari ranjang sembari membelitkan selimut ke seluruh tubuhnya. Dengan susah payah Livia berjalan ke dalam ruang pakaian.

SECRET MY WIFE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang