♟﹏﹏SMW﹏﹏♟
Malam-malam Livia terbangun karena bermimpi buruk sampai keringat bercucuran membasahi seluruh wajahnya. Di dalam mimpinya itu dia melihat kalau Pak Trino meninggal karena biaya rawat terhenti dikarenakan perbuatan Nader.
Dia pun menyalakan lampu hiasan di atas nakas sebelahnya. Ketika melirik ke samping, kedua matanya membulat melihat Nader tidur lagi di sampingnya.
Aarrgghh... Ingin rasanya dia teriak dan mengatakan kalau dia bukan Lissa tetapi Livia adik iparnya. Namun, jika dia melakukan hal itu sudah pasti semuanya akan hancur dan mimpi barusan akan menjadi kenyataan.
Diliriknya jam dinding menunjukkan hari sudah hampir pagi. Jadi dia tertidur dari sore sampai hampir pagi lagi seperti itu tak ada yang berani membangunkannya. Ia pun mematikan kembali lampu kemudian perlahan turun dari atas ranjang untuk berpindah ke atas sofa tanpa diketahui oleh Nader. Melanjutkan tidurnya di atas sofa.
Saat pagi tiba.
Nader membuka kedua matanya lalu melirik ke sampingnya. Terkejut kala melihat Lissa tak ada di tempat tidur. Namun ketika melihat ke arah sofa, Lissa tertidur di sana. Dia menghela napas sambil memeluk bantal yang ada disampingnya. Sesaat perasaannya merasa lega kala menemukan Lissa masih di kamar itu, tetapi terlintas sekilas pengkhianatan Lissa padanya membuatnya kembali emosi.
Dia duduk dengan kasar sambil sandaran ke sandaran ranjang.
Entah kenapa jika mengingat semua perlakuan Lissa padanya pasti membuatnya naik darah seketika. Amarahnya memuncak kala membayangkan seperti apa Lissa bermain ranjang bersama pria lain dan mengganti obatnya dengan obat tidur tanpa memikirkan bagaimana jika kesehatannya menjadi terganggu.
Mungkin jika Lissa benar-benar tak hilang ingatan. Lissa pasti akan jijik pada dirinya sendiri atau memang mungkin wanita itu bermuka tembok jika benar tak mengalami hilang ingatan dan kini ia masih berpura-pura hilang ingatan agar tak jatuh miskin atau kehilangan semua kemewahannya itu.
Namun. Nader merasa Lissa yang sekarang sangat jauh berbeda dengan Lissa yang dulu. Selain sikapnya yang berbeda 360°. Nada dan cara bicaranya juga sangat berbeda. Apakah aktingnya yang Bagus sehingga dalam waktu singkat dia bisa berubah menjadi orang lain? Bahkan dia merasa tak pernah mengenalnya sebelumnya.
Nader memijit pelipisnya yang berdenyut nyeri ketika membayangkan semua kemungkinan itu. Pandangannya kini tertuju pada pergerakan kecil Lissa.
Livia bergerak gelisah di sofa karena tak nyaman. Dia miring ke kiri dan hampir saja terjatuh tetapi tak jadi. Tapi pergerakan keduanya ketika miring ke kanan membuatnya terjatuh juga.
Brugghhh...
“Awwhh!”
Nader hanya tersenyum tipis tapi senyumnya hilang seketika saat melihat Lissa menoleh melihat kearahnya.
“Akh, hay. Se-selamat pagi.” Sapa Livia canggung melihat Nader sudah bangun.
Nader tak menjawabnya. Dia hanya mengembuskan napasnya lalu turun dari ranjang keluar dari kamar menuju ke kamar mandi kamar sebelah.
Livia yang melihatnya menurunkan sebelah alisnya. Dingin sekali kakak iparnya itu. Apa karena itu dia dan Lissa akan berpisah? Entahlah, dia hanya akan bersamanya sampai ulang tahun pernikahan Nader dan Lissa serta ulang tahun Nader.
Tapi, menunggu tiga bulan rasanya waktu tak berjalan dan sehari itu sangat lama sekali.
Baru saja Livia bangkit. Terdengar ketukan pintu.
Knockk... knockk...
“Ya.”
“Lissa, kau sudah bangun?”
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET MY WIFE [END]
Romance(Mature Contens) [Warning 20+] Kehidupan Livia si gadis sederhana nan cantik itu berubah. Sangat berubah total ketika takdir seolah memberinya hadiah sekaligus mempermainkannya. Bahkan dia harus hidup dan tinggal bersama dengan kakak ipar yang tak m...