☆TWENTY THREE☆

3.7K 216 16
                                    

♟﹏﹏SMW﹏﹏♟

One Month Later.

Nader duduk di sofa di dekat meja kerjanya menatap ke luar jendela yang kini sengaja di hadapkan ke jendela.

Sudah satu bulan ini Nader tak bisa konsentrasi dalam pekerjaannya. Semua ingatannya terus teringat kepada Livia. Adik ipar sekaligus wanita yang telah menipunya juga menipu hati dan perasaannya.

Apakah saat ini dia harus marah? Atau menjebloskan semuanya ke penjara? Sementara dia tak bisa menemukan kedua orang tua serta adik Livia di Indonesia seolah mereka hilang ditelan bumi. Rumah dan kebunnya telah ditempati orang lain tanpa mengetahui kemana pindahnya pemilik rumah itu yaitu keluarga Haryono atau apakah rumah gubuk itu disewa orang tersebut atau dijual?

Bahkan Ricko telah masuk penjara karena polisi keburu menemukan bukti-bukti pekerjaannya yang kotor dan ilegal. Kini perusahaan Ricko telah hancur tak ada nama.

“Lissa, kau pergi begitu saja meninggalkan luka pengkhianatanmu sehingga aku menjadi benci kepada wanita. Lalu kau datang dengan sikap dan sifat yang berbeda, kau yang telah mengirimkan dia ke dalam pelukanku. Kepergianmu mempertemukan aku dengan gadis itu. Tanpa kusadari hatiku sudah terikat dengannya dan berniat untuk memaafkanmu serta membebaskanmu. Karena aku ingin membuka lembaran baru bersama gadis itu yang tanpa kusangka adalah adik kembarmu.”

Nader mengembuskan napasnya lirih. “Livia, setelah kau mendapatkan hatiku. Semudah itu kah kau meninggalkanku sama seperti kakakmu? Di mana kau sekarang?” Gumamnya berbicara sendiri.

Knockk... knockkk...

“Masuk,”

Tak lama Ramon masuk ke dalam membawa sebuah map.

“Ada apa Ramon?” tanya Nader tanpa semangat dan hanya meliriknya sekilas.

Sir. Saya punya kabar baik untuk Anda.” Jawab Ramon tersenyum. Penampilan Nader begitu terlihat miris. Cekungan pipinya terlihat, bawah matanya pun sedikit menghitam tanda dia kurang makan dan kurang tidur bahkan tadi di lorong hampir saja pingsan. Dia mengerti kenapa boss-nya menjadi seperti itu. Bukan hanya masalah dengan gadis yang tak lain adik iparnya itu. Tetapi neneknya kini sudah dirawat di rumah sakit dalam dua minggu terakhir ini.

Nader baru menoleh menatap tajam pada Ramon. “Kabar baik?”

Ramon tersenyum mengangguk sembari memberikan map di tangannya ke hadapan Nader. “Besok Hiro kembali dari kota itu, tetapi laporannya sudah saya terima hari ini. Tanah itu sudah kita dapatkan. Kita akan segera membangun komplek di kota tersebut.”

“...…?”

Nader mengusap wajahnya sambil mengembuskan napasnya lega.

♟﹏﹏﹏﹏﹏♟

Jauh di sebuah kota masih di Australia. Kota kecil sebuah pegunungan tempat pariwisata bernama Victorian Alps.

Seorang waitress tengah melayani sebuah keluarga yang datang ke cafe tersebut.

“Livi, can you help me?” Seorang wanita berusia sekitar 38 tahun itu menyembulkan kepalanya saja di balik pintu. Ia memanggil gadis pelayan cafe itu yang rambutnya dikuncir kuda.

Yes, Ma'am. Wait a moment.” Jawab gadis tersebut yang tak lain adalah Livia. Dengan kaos berwarna hitam serta celana panjang berwarna senada dengan kaosnya, ia tersenyum kepada anak perempuan kecil yang meminta saos tomat di burger yang dipesannya. “Enjoy.”

Thank you.” Jawab gadis kecil itu malu-malu.

Your welcome sweety.” Jawab Livia ramah kemudian membawa nampan kecil untuk minuman ke arah meja tempat piring dan sebagainya. Setelah menyimpan nampan itu di meja tersebut. Ia berjalan kembali membuka pintu kemudian masuk ke dalam ruangan boss-nya.

SECRET MY WIFE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang