♟﹏﹏SMW﹏﹏♟
Matahari bersinar sangat cerah. Angin berembus sepoi-sepoi. Udara juga terasa sejuk serta langit tampak biru cerah.
Di sebuah Puncak gunung tempat pariwisata yang hijau dan dipenuhi oleh bunga-bunga indah.
Tampak sepasang suami istri dengan bayi kembarnya tengah menikmati udara segar di siang hari itu. Keduanya sangat suka sekali dengan pemandangan alam sekitar. Mereka jauh-jauh dari kota datang ke daerah pegunungan hanya untuk menikmati panorama alam di musim panas.
Sesekali istrinya memberi makan atau menyusui bayi kembar mereka yang berjenis kelamin perempuan. Sementara suaminya memetik sekuntum bunga lalu diselipkan di telinga istrinya itu.
Keduanya tampak bahagia sekali. Duduk di atas tikar piknik di bawah pohon rindang dengan makanan dan minuman di atasnya.
Tuan Prans Vincent. Pria asli German menikahi seorang wanita asli Indonesia Naresha Qiandra. Kini mereka sedang berlibur di Indonesia ke tanah air istrinya itu untuk menengok sanak keluarga di sana.
Tuan Prans mempunyai perusahaan kecil di Australia dan mereka sebenarnya tinggal di sana. Hanya musim liburan saja mereka ke Indonesia.
“Sayang, semoga kita akan bahagia terus seperti ini. Sampai maut memisahkan kita.” Kata Tuan Prans duduk sembari memeluk istrinya itu.
“Ya, semoga saja. Karena aku takkan sanggup hidup tanpamu dan tanpa kedua putri kita.” Jawab Nyonya Naresha bersandar ke bahu suaminya sembari menatap kedua bayi kembar yang baru saja berusia tiga bulan itu yang tampak tertidur lelap dalam keranjang bayi.
“Oaaa... oaaa!” salah satu bayinya tiba-tiba menangis. Ibunya kemudian menggendong bayi yang menangis itu.
“Lissa, kenapa kau menangis hmmm? Apa kau lapar?” tanya Ibunya mencoba menenangkan anak pertamanya itu.
“Apa itu Lissa?” tanya suaminya tak bisa membedakan mana kakaknya dan mana adiknya. Apalagi pakaian mereka sengaja diberi model yang sama tanpa dibedakan warnanya.
Istrinya itu menunjukkan bros nama yang sengaja dibuat oleh perancang aksesoris langganannya. Dia juga sengaja memasangkan di pakaian tepat di dada masing-masing. Meskipun Ayahnya tak bisa membedakan mana yang kakaknya dan mana adiknya. Tetapi sebagai seorang Ibu pasti dia bisa membedakannya.
Lissa Kiara Vincent dan Livia Sebbera Vincent. Kedua bayi mungil nan cantik tersebut diberi nama oleh kedua orang tuanya itu.
Tuan Prans tersenyum melihat betapa diam dan tenangnya Livia adik Lissa. Dia yakin jika Livia akan menjadi anak yang penurut serta baik hati kelak nanti. Namun, Lissa? Dia memang pastinya baik dan akan tetap dididik baik oleh mereka. Hanya saja, Lissa sering sekali menangis tanpa sebab atau hanya ingin dipangku dan dipeluk oleh Ibu atau Ayahnya.
Mereka sudah bisa memastikan kalau Lissa sedikit kurang bisa diatur dan juga paling suka menguasai segalanya tapi Livia-lah kelak yang akan terus mengalah padanya.
Hari yang cerah tiba-tiba berubah menjadi mendung. Mereka yakin akan segera turun hujan. Bulan itu cuaca memang tidak bisa dipastikan dan sangat cepat berubah-ubah. Jadi, keduanya memutuskan untuk segera pulang sebelum hujan besar sementara jalanan sana ada yang menurun, menanjak bahkan ada juga tikungan tajam.
Nyonya Naresha segera memasukkan kedua anaknya ke dalam mobil di kursi kemudi masih dalam keranjang tidur khusus di dalam mobil.
Sementara Tuan Prans memasukkan semua keranjang makanan dan juga tikar ke dalam bagasi mobil.
Benar saja. Baru saja mereka masuk, tetesan air hujan mulai membasahi bumi dan juga menetes ke atas mobil.
Tanpa menunggu lama. Tuan Prans segera melajukan mobilnya dengan sangat hati-hati karena jalanan mulai menurun kemudian menanjak lalu berbelok.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET MY WIFE [END]
Romance(Mature Contens) [Warning 20+] Kehidupan Livia si gadis sederhana nan cantik itu berubah. Sangat berubah total ketika takdir seolah memberinya hadiah sekaligus mempermainkannya. Bahkan dia harus hidup dan tinggal bersama dengan kakak ipar yang tak m...