☆NINETEEN☆

4K 216 22
                                    

🙏 Bijaklah dalam membaca.. 😊

♟﹏﹏SMW﹏﹏♟

Livia berjalan menuju ke toilet bertepatan dengan Naura yang datang ke sana tampak mencari-carinya. Semenjak kecelakaan itu, Naura belum sempat menjenguk atau bertemu lagi dengan sahabat baiknya itu.

Naura hanya melihat Nader yang berdiri bersama dengan Gerald dan Ardell. Dengan ragu dia mendekatinya untuk bertanya kemana Lissa.

Seperti biasa Livia bersembunyi sejenak di dalam toilet. Otaknya benar-benar buntu saat ini. Selain dari tadi merangkai kata jika bertemu dengan Naura. Kini dia di hadapkan dengan Hiro yang tak habis pikir bagaimana Hiro bisa ada di sana? Dia yakin itu adalah Hiro. Lalu, ada urusan apa Hiro ada di pesta perayaan tahunan perusahaan Nader? Bagaimana nasibnya nanti jika dihadapkan dengan kedua orang tersebut? Naura dan Hiro.

Livia berjalan bolak-balik di depan kaca wastafel toilet. Dia bingung, gugup dan takut. Bagaimana jika Hiro mengenalinya? Tapi dia kini sudah berubah dan mungkin saja Hiro tak mengenalnya atau menyangkal kalau dia adalah Livia. Secara di mata orang-orang sekampungnya dia sudah meninggal.

Lalu Naura? Bagaimana jika dia bertanya sesuatu yang tidak bisa dia jawab? Apakah dia harus mengatakan kalau dirinya benar-benar hilang ingatan? Atau …

“Nyonya, Anda di sini? Boss dari tadi menunggu Anda untuk pembagian hadiah.” Merri masuk ke dalam toilet dan melihat Livia bolak-balik gugup di sana.

“Akh ya. Maaf, aku sangat gugup hari ini Merri.” Jawab Livia tersenyum menyembunyikan kegelisahannya.

“Apa Anda sakit? Apa perlu saya bilang ke boss kalau Anda tak enak badan?” Kata Merri khawatir melihat wajah Livia sedikit pucat.

“Tidak... tidak. Aku tidak apa-apa.” Livia segera keluar dari toilet. Dia tak mau membuat Nader kesal lagi padanya.

Di lorong Livia berpapasan dengan Hiro yang ingin pergi ke toilet pria yang bersebelahan dengan toilet wanita. Bahkan keduanya hampir bertabrakan.

Kini keduanya saling menatap ke dalam manik mata masing-masing seolah mencari jawaban di sana.

“Ma-maaf.” Kata Livia langsung menunduk tak berani melanjutkan menatap kedua mata Hiro.

“Tak apa Nyonya …,” Hiro sengaja tak menyebutkan nama Lissa. Entah kenapa hatinya mengatakan kalau itu adalah Livia. Bukan Lissa istri boss besarnya saat ini.

“Lissa,” tiba-tiba datang Nader dari belakang Hiro. “Dia istriku.”

Hiro sontak menoleh ke belakang. “Akh, Sir. Maaf, saya belum mengenal istri Anda.”

“Tak apa, kau baru saja dua hari bekerja di perusahaanku. Jadi sudah pasti takkan mengenali istriku ini.” Nader mendekati Livia kemudian menggenggam tangannya.

Jadi Hiro bekerja di perusahaan Nader. Bagaimana ini? Apa dia benar-benar tak mengenaliku? Apa dia percaya kalau aku adalah Lissa. Dalam hati Livia, dia berharap kalau Hiro sungguh mengganggapnya Lissa. Istri dari Nader.

“Ayo sayang. Aku akan memperkenalkan salah satu tamu kehormatan yang baru saja datang.” Ajak Nader menarik tangan Livia. Sebenarnya hatinya merasa sedikit kesal kala ada pria lain yang mendekati istrinya itu. Terkecuali Ardell dan Gerald yang sudah biasa dekat-dekat dengannya.

Nader takkan membiarkan Lissa dekat lagi dengan pria lain dan mungkin perselingkuhannya akan terulang lagi. Masalah dengan Vicky saja belum selesai, bagaimana bisa dia membiarkannya menggoda pria lain lagi.

Livia menoleh sekilas melihat Hiro yang terpaku menatapnya. Ia tahu ada kerinduan serta ketidak percayaan terpancar di kedua matanya itu. Sebenarnya dia juga ingin sekali memeluk Hiro dan lari bersamanya kembali kekehidupannya yang dulu. Dia sudah tak tahan atas perlakuan Nader serta orang-orang di sekitarnya itu.

SECRET MY WIFE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang