☆FIVE☆

4K 187 12
                                    

♟﹏﹏SMW﹏﹏♟

Livia yang masih duduk di bangku rumah sakit menemani Ibunya merasakan dadanya tiba-tiba saja menjadi sakit. Jantungnya berdetak sangat kencang. Keringat dingin mulai membasahi seluruh pelipisnya.

Sebenarnya apa yang terjadi? Apakah dia ikut sakit? Atau karena udara dingin dari lorong rumah sakit itu? Entah kenapa dia merasakan mual yang tiada tara sampai dia berlari ke arah toilet rumah sakit.

Ronnie dan Bu Sri mengerjap menatap Livia yang berlari. Apa yang terjadi kepadanya?

Ronnie pun menyusul Livia dan kini menunggu kakaknya itu di depan toilet wanita. Ketika Livia keluar. Ronnie langsung menanyainya.

“Kak Liv. Kenapa? Apa kakak sakit?”

“Kakak tak tahu Ron. Kakak ….” Belum sempat Livia menjawab. Kepalanya mendadak pusing dan akhirnya dia jatuh pingsan.

“Kak Liv?!” Ronnie langsung saja menggendongnya ke arah ruang dokter untuk diperiksa. Setelah selesai diperiksa.

“Dok, bagaimana keadaan anak saya?” tanya Bu Sri cemas.

“Oh, keadaannya baik. Hanya saja dia masuk angin dan juga perutnya masih kosong. Badannya sedikit demam biasa. Tapi Ibu jangan khawatir setelah diberi makan dan obat dia akan segera sembuh.” Jawaban dokter membuat hati Bu Sri dan Ronnie menjadi lega.

Bu Sri menyuruh Ronnie untuk membeli bubur dan minuman di kantin rumah sakit untuk Livia agar segera meminum obatnya.

Jauh di Los Angeles.

Nader sudah sampai di Los Angeles. Tanpa pergi ke apartemennya. Dia dan Ramon langsung saja menemui klien tanpa kenal lelah. Dia kini duduk di meja sebuah restoran bersama dengan Ramon dan juga beberapa kliennya. Kepalanya berdenyut sakit dari tadi tetapi ditahannya. Memikirkan pengkhianatan Lissa membuatnya tak bisa berkonsentrasi dalam bekerja.

Masih belum menyangka kalau Lissa setega itu padanya. Sebenarnya apa kekurangan dia? Kenapa Lissa lebih memilih bersenang-senang dengan pria lain yang dirasanya sangat jauh berbeda dari segalanya.

Dari tampang, harta dan juga kedudukan. Dia lah yang paling unggul. Tetapi kenapa Lissa lebih memilih berselingkuh dengan pria yang hanya seorang model yang bekerja di cabang perusahaannya? Belum lagi pria itu banyak sekali digosipkan dekat dengan para artis wanita atau model wanita lainnya.

Nader tak tahu tentang kejadian kecelakaan Lissa. Bahkan dia sudah tak mau tahu apa yang terjadi kepadanya.

“Mr. Alvaro? Bagaimana menurut Anda?” tanya salah satu klien.

Nader masih tampak diam termenung.

“Mr. Al,” Ramon menyenggol sedikit lengan Nader membuyarkan semua lamunannya itu.

“Akh, what?” tanya Nader benar-benar tak bisa konsentrasi.

“Mr. Alvaro. I'I looking you very sick. Are you OK?”

Yeah. I'm fine thanks. Maybe I'I little sick because very long in the air and maybe very busy and less sleep.” Jawab Nader memijit pelipisnya sedikit merasakan pusing.

Ramon menjelaskan kalau mereka datang dari bandara langsung ke sana. Para kliennya tahu kalau Nader seorang CEO yang tak pernah membuang waktunya. Seluruh waktunya adalah uang. Maka dari itu mereka salut dan sangat kagum atas usaha pekerjaannya yang dalam waktu singkat bisa memajukan perusahaan mendiang kakeknya dengan sangat pesat.

Orang hanya menilai dari luarnya saja. Mereka tak tahu apa yang terjadi kepadanya serta bagaimana tertekannya Nader karena ribuan nasib pegawai ada di pundaknya saat ini dari semenjak di kecil.

SECRET MY WIFE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang