♟﹏﹏SMW﹏﹏♟
Livia membulatkan matanya kala Vicky memeluknya sangat erat di bawah hujan. "Tolong lepaskan aku,"
"Ke mana saja kau Lissa? Aku sangat merindukanmu." Jawab Vicky tetap tak mau melepaskan pelukannya.
Livia menjadi aneh. Bukankah sopir tadi mengatakan bahwa pria itu adalah teman kakak kembarnya. Lalu, kenapa dia memeluknya sangat erat seperti itu? "Sekali lagi tolong lepaskan aku."
"Aku takkan melepaskanmu lagi. Maafkan aku Lissa, aku sangat menyesal." Vicky malah hendak mencium bibir Livia dan Livia terpaksa menahan bibir Vicky dengan tangannya.
"Apa-apaan kau ini? Maaf, aku tak mengenalimu. Jadi jangan paksa aku!" Livia mencoba berontak tetapi Vicky masih terus berusaha untuk menciumnya.
Pak sopir segera turun dan mencoba membantu Livia namun sebuah pukulan dari Vicky mendarat di wajahnya membuat sang sopir terjengkang dan kini merintih di dekat trotoar jalan.
"Akh, kenapa kau memukulnya?" Livia menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Ia menjadi kasihan pada sang sopirnya.
Vicky tak menggubrisnya malah langsung menarik tangan Livia yang hendak menolong sopirnya. "Sekarang kau harus ikut denganku!"
"Akh, lepaskan aku! Tolong!" Livia berontak di bawah hujan. Tangannya yang masih ditarik Vicky secara paksa itu mulai terasa sakit.
"Kenapa meminta tolong? Aku akan membawamu ke tempat di mana kau akan cepat mengingat semua kenangan kita dan mengingat aku lagi." Vicky juga sudah mengetahui kalau Lissa hilang ingatan. Jadi itu adalah kesempatan baginya untuk merayu lagi Lissa. Ia masih saja menyeret Livia dan Livia masih tetap tak mau ikut dengannya.
"Lepaskan!"
Tiba-tiba sebuah tangan memegang tangan Livia yang ditarik oleh Vicky.
Livia dan Vicky menoleh ke orang tersebut.
Nader? Pandangan Livia sedikit kabur karena selain di bawah hujan. Jalanan juga temaram oleh lampu sekitar.
"Lepaskan dia," nada bicara Nader masih terlihat biasa tetapi dingin dan menusuk.
"Kau lagi. Bukankah kau akan mencerai- bugghhh!" sebuah pukulan dari kepalan tangan Nader menghentikan kalimat Vicky sehingga dia terjengkang ke atas jalan beraspal dan terpaksa melepaskan tangan Livia.
"Sudah kukatakan lepaskan dia." Kata Nader gemeretak geram. Nader kini menarik tangan Livia kemudian membawanya menuju ke mobil yang parkir tak jauh dari mereka. Setelah itu ia menyuruh Livia masuk ke dalam mobilnya.
"Masuk," perintah Nader pada Livia yang masih berdiri di depan pintu mobil. "Aku bilang masuk!" nadanya sedikit meninggi kala melihat Livia masih berdiri di dekat pintu mobil kehujanan.
Livia dengan ketakutan masuk juga ke dalam disusul oleh Nader yang ikut masuk juga.
"Nona?!" sang sopir takut dimarahi oleh Tuan Prans jadi dia menyusulnya dan menggetuk jendela mobil.
Nader membuka kaca jendela mobil lalu menyuruh sopir untuk pulang saja.
"Tapi-"
"Jangan khawatir. Aku yang akan mengantarkannya pulang." Jawaban Nader membuat sang sopir mengerti karena dia memang masih sah suami Nona-nya itu.
Vicky bangkit hendak mengajak duel Nader. Tetapi mobil Nader langsung saja melaju tak menghiraukannya. "Shit. Damn it!" rutuknya kesal.
Ternyata dari tadi Nader juga mengikuti mobil yang ditumpangi Livia. Saat mobil Vicky menghentikan mobil Livia. Nader tahu dan membiarkannya. Bahkan di dalam hatinya dia mengira kalau Lissa masih tetaplah Lissa takkan berubah dan dia pasti akan ikut bersama dengan Vicky pergi ke hotel lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET MY WIFE [END]
Romance(Mature Contens) [Warning 20+] Kehidupan Livia si gadis sederhana nan cantik itu berubah. Sangat berubah total ketika takdir seolah memberinya hadiah sekaligus mempermainkannya. Bahkan dia harus hidup dan tinggal bersama dengan kakak ipar yang tak m...