♟﹏﹏SMW﹏﹏♟
Livia merintih menjinjit sebelah kakinya yang terkena pecahan kaca.
Nader segera menghampirinya kemudian menggendong Livia menjauh dari pecahan-pecahan kaca itu. Ia lalu mendudukkan Livia ke atas sofa. “Tunggu di sini, aku akan memanggil lagi dokter-”
“Tidak usah,” Livia benar-benar tak enak hati jika harus mendatangkan lagi dokter hanya masalah sepele seperti itu.
“Tapi kau kini terluka dan lihat pecahan kaca itu serta darah yang keluar banyak sekali.” Kata Nader terlihat cemas melihat kaca yang masih menancap di kaki Livia. Ia segera menelepon Merri lewat interkom untuk memanggil office boy agar membersihkan ruangan itu dari pecahan kaca dan darah.
Setengah jam kemudian.
Nader masih tampak gelisah kala dokter belum datang juga. Sementara ruangan sudah dibersihkan. “Sebaiknya kita ke rumah sakit saja.”
“Tapi-”
“Sir. Dokter sudah datang lagi.” Karena itu darurat, Merri masuk tanpa mengetuk pintu memberitahukan kalau dokter sudah datang.
“Tunggu apa lagi? Biarkan dia masuk.” Jawab Nader.
Dokter bergegas masuk kemudian langsung memeriksa dan perlahan mencabut pecahan kaca di kaki Livia.
Livia menahan sakitnya sambil menggigit bibir bawahnya tak berani untuk menjerit karena hal itu terasa memalukan baginya.
Nader tak tega melihatnya. Ia pun duduk di samping Livia lalu tanpa sadar menggenggam tangan Livia untuk menenangkannya.
Tanpa sadar juga Livia meremas tangan Nader menahan sakit.
Setelah kaca dicabut kemudian kaki Livia diperban oleh dokter.
“Do-dokter terima kasih dan maaf selalu merepotkan.” Kata Livia malu.
“Sudah kewajiban saya Nyonya. Jadi, tolong jaga diri baik-baik.” Kata sang dokter tersenyum.
“Terima kasih dok.” Kali ini Nader juga mengucapkan terima kasih pada dokter.
Setelah dokter pulang.
Nader yang belum beranjak dari duduknya di samping Livia kini menatap Livia tajam membuat Livia menjadi salah tingkah.
“Ke-kenapa kau menatapku seperti itu?” Kata Livia memalingkan wajahnya ke arah lain.
Nader memegang kedua pipi Livia agar menghadap kepadanya. “Kenapa kau tidak hati-hati?”
“Aku hanya terkejut kala-”
“Mendengar perkataanku tadi?” Nader menghela napasnya mengingat ketika Livia hendak minum dia berkata dengan suara tinggi membuatnya kaget pastinya. “Maaf.”
“Kenapa kau meminta maaf?” tanya Livia aneh. Kakak iparnya itu benar-benar orang yang sulit ditebak. Terkadang kasar, terkadang dingin, terkadang juga lembut serta berubah baik.
Nader mengerjap menatap ke dalam manik mata Livia. Ada pancaran berbeda dari tatapan matanya itu.
Jantung Livia berdetak kencang. Entah kenapa tatapan sayu Nader membuat kedua pipinya memanas. Ia pun segera memalingkan kembali wajahnya tetapi lagi-lagi Nader membalikkan wajahnya ke arahnya dan mendadak Nader mengecup bibir Livia lembut.
Ciuman yang berbeda dari waktu di gedung pernikahan itu. Kini ciuman Nader tak kasar dan membuat perasaan Livia seolah melayang sampai tak sadar dia memejamkan kedua matanya.
Nader pun tanpa sadar merasakan kecanduan pada bibir sedikit tebal milik Livia. Ia merasa bibir Lissa terasa manis, wangi jeruk bercampur mint kesukaannya. Sangat berbeda dari sebelum-sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET MY WIFE [END]
Romance(Mature Contens) [Warning 20+] Kehidupan Livia si gadis sederhana nan cantik itu berubah. Sangat berubah total ketika takdir seolah memberinya hadiah sekaligus mempermainkannya. Bahkan dia harus hidup dan tinggal bersama dengan kakak ipar yang tak m...