☆FOURTEEN☆

3.6K 195 32
                                    

♟﹏﹏SMW﹏﹏♟

Livia tersenyum kepada semua pegawai membalas senyum dan sapaan mereka. Sementara Nader tampak acuh dan masih dengan sikap dinginnya.

Semua memang sudah tak aneh dengan sikap boss dingin serta terbilang galak itu. Tetap saja selalu menawan bagi setiap pegawai wanita di sana.

Nader kembali berjalan menuju ke lift masih diikuti oleh Livia.

Livia masih terkagum-kagum melihat begitu besar dan entah ada berapa ratus pegawai yang bekerja di gedung itu? Belum lagi pegawai yang berada di beberapa pabrik serta proyek-proyek milik Nader dan dia tak bisa membayangkan bagaimana sibuknya Nader selama ini dengan menanggung tanggung jawab seberat itu di pundaknya. Pantas saja jika setiap menitnya sangat berharga baginya karena memang baginya waktu adalah uang.

Keduanya masuk ke dalam lift VIP dan tak ada yang berani ikut masuk bersama boss mereka itu. Livia sengaja berdiri di belakang Nader karena merasa aura yang dipancarkan oleh pria itu sedikit menyeramkan baginya, aura negatif.

Ruangan Nader berada di lantai 15 dan pastinya paling ujung tetapi tiba-tiba lift berhenti di lantai empat karena ada beberapa manager yang hendak naik ke lantai lain.

Ketika pintu lift terbuka semua yang hendak masuk tak jadi malah tersenyum malu menyapa selamat pagi pada Nader dan Livia di depan pintu lift.

“Kenapa kalian tidak masuk? Masuklah.” Kata Livia aneh karena semuanya hanya berdiri di luar lift sementara lift itu terbilang cukup besar dan muat lebih untuk 10 orang.

“Kami naik nanti saja Nyonya muda.” Jawab salah satu manager public dengan senyuman renyahnya.

Livia sedikit mendongakkan kepalanya sambil menoleh ke samping karena Nader benar-benar tinggi darinya. Di dalam hatinya pasti mereka takut pada boss galaknya itu.

Lift kembali menutup dan lagi-lagi berhenti di lantai 10 karena ada yang hendak turun. Ketika pintu terbuka, Livia mengira kalau mereka sudah sampai dan akhirnya dia berjalan mendahului Nader.

Tetapi belum sempat kakinya keluar dari lift. Nader sudah menarik tangannya sehingga Livia tertarik ke belakang dan memutar menabrak tubuh Nader.

Pegawai yang melihatnya tersenyum malu dan menunduk melihat adegan itu. Mereka membiarkan keduanya naik ke ruangan boss besar.

Nader masih memeluk Livia yang kini saling berhadapan. Livia mendongak dan melihat dagu Nader yang Indah jika dilihat sedekat itu.

Degg... deggg...

Kala jantung Livia terasa berdetak kencang. Ia pun buru-buru mendorong tubuh Nader sampai mundur satu langkah darinya dan melepaskan pelukannya.

“Kenapa?” tanya Nader dingin.

Livia menjadi salah tingkah. “Ti-tidak apa. Aku hanya-”

Tingg...

Suara lift berhenti memutus perkataan Livia.

Keduanya melihat kalau mereka sudah sampai di lantai 15. Tak lama pintu pun terbuka dan Nader berjalan duluan.

Livia memegang jantungnya yang berdetak kencang. Ingat Livia, dia adalah kakak iparmu. Batinnya ngeri dan mencoba menepis perasaan mustahil itu.

Livia masih mengira kalau debaran jantungnya itu berdetak kencang karena untuk kesekian kalinya dia dipeluk seerat itu dan mungkin karena Nader orang asing jadi setiap kali berdekatan atau disentuh Nader, jantungnya pasti berdetak kencang.

Livia baru sadar dari lamunannya kala pintu lift hendak tertutup kembali. Ia pun segera menahannya dengan tangan sampai terbentur pintu membuat pintu lift kembali terbuka dan dia bergegas setengah berlari mengejar Nader yang sudah hampir dekat dengan meja sekretarisnya.

SECRET MY WIFE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang