100% berisik

22 8 0
                                    

"ibu, ayah kalian pulang tapi gak bilang bilang sih kan mau siap siap dulu" kataku
"gak usah repot repot nak" kata ayahku
"bukan nyiapin makanan atau sejenisnya tapi nyiapin hadpon buat entar malem, nih suratnya ayah" kataku sambil memberikan surat yang tadi siang di kasih di sekolah.
"kejamnya kamu kuro" kata ibuku
"dah aku mau mandi" kataku
"iya" kata ibu
"fureta kamu masak gih" kataku.
"lah kan hari ini tugas masak kakak, gak mau apapun yang terjadi" kata fureta tegas.
"yaudah" kataku sambil naik tangga.

Lalu aku naik tangga dan masuk ke kamar untuk mengambil handuk lalu turun lagi menuju kamar mandi.

"kakak, mau ngapain bawa handuk begitu" kata fureta yang lagi main game
"aku tanya, gunanya handuk buat apa" kataku
"buat ngeringin badan abis mandi" jawab fureta
"nah itu tau" kataku sambil melanjutkan jalan menuju kamar mandi
"tapi kan, kakak gak mungkin mandi jam jam segini. Biasanya kan malem malem" kata fureta
"DASAR ADIK DURHAKA" kataku sambil lempar botol kopi ayah yang ada di meja.
"aduh sakit" kata fureta yang kena lemparan botol tepat di kepala sambil ngelus ngelus itu kepala
"ah kopi kesukaan ayah yang beli di minimarket" kata ayahku sambil ngangkat itu botol kopi dengan sungguh lebay nya
"tinggal beli aja lagi sih yah" kataku sambil jalan lagi ke kamar mandi
"heh, jangan anggap remeh ya ini kopi mahal tau"
"palingan 10 ribu doang sih"
"nah itu tau"
Rasanya tuh gereget pen lempar sesuatu tapi takut durhaka kan.  Jadi tahan saja sambil lanjut jalan dan mandi.

Yang paling waras di kehidupan sehari hari ku itu cuman araki dan karasi doang, dan aku nyiapin itu hadpon buat entar malem. Aku rela relain ngebobol celengan buat beli itu hadpon demi ke sejahteraan tidurku.

Adikku juga selalu bersekongkol sama ayah, ibuku bakal melakukan hal aneh,  haruni juga bakal ganggu malam ini kalo tau ada ibuku pulang dia bakal bersekongkol sama ibu dan keributan yang sungguh meledaknya kaya bom nuklir guys.  Jadi malam ini harus aku pastikan aku tidur lebih cepat supaya gak keganggu makhluk  rungseb macam haruni.

Setelah mandi aku langsung ngibrit ke kamar ngeringin rambut. Terus turun buat masak makanan yang sungguh sederhana karena pegelnya udah memuncak.

10 menit kemudian

"Nih makannya" kataku sambil naruh nasi di meja dan telur ceplok.

"kok makanya ini doang" kata adikku yang menggeluh, (caper intinya mah gitu). Kalo gak ada ayah mah dimakan aja itu. Dan intinya menyulut demo supaya makananya enak.
"iya kenapa cuma telor doang" kata ayah

'Tuh kan'
"tadi kan aku udah nyuruh kamu masak akunya tuh pegel tau" kataku
"ih masa makanya gini sih" sekarang ibuku yang protes
"DAH KALO GAK MAU DI MAKAN, GAK USAH DI MAKAN. CARI MAKAN DI LUAR AJA AKU DAH CAPEK" kataku sambil membawa piringku yang berisi nasi dan telor jalan menuju kamarku

"DAN BESOK AKU GAK MASAK SARAPAN BUAT KALIAN, BIKIN AJA SENDIRI" kataku sambil memberi tatapan seram

"iya" kata semuanya dengan lembut

Jangan kira bakal merasa bersalah ya

"yah go food aja" kata fureta
"iya juga ya" kata ayah
"iya yah" lanjut ibu

Tuh kan. Mereka itu gak punya rasa bersalah dan rasa terimakasih.

"apa apaan sih kesel amat" kataku yang mendumel gak jelas di dalam kamar

Beberapa menit kemudian...

"kelar juga nih makan" kataku sambil berdiri berniat menuju ke bawah buat naro ini piring sambil nyolong cola punya ayahku yang ada di kulkas.
Pembalasan akibat membuat aku kesal.

Setelah mengambil cola aku langsung naik ke atas karena keributan malam akan terjadi.

"AYO GOL, TENDANG KE NO 3 OI" kata ayahku sambil nonton bola
"AYO LAH KALO KAMU KALAH ENTAR AKU DI SURUH BELI KOPI NIH" kata fureta yang duduk bareng ayah di sofa depan tv.

Kisah kehidupan Aoki kuromiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang