Mina baru aja selesai mandi, waktu jarum jam menunjukkan tepat pukul 8 malam.
It's been a long day.
Raganya menuntut buat rebahan, tapi pikiran gadis itu sedari tadi masih kalut, karena Mark sama sekali belum ngasih kabar sejak mereka pisahan tadi sore di sekolah.
Pikiran Mina jadi kemana mana. Raut wajah khawatir jelas terpatri di parasnya yang cantik itu.
'Apa mungkin dia masih di sekolah? Tapi udah jam segini?' Batinnya.
Untuk kesekian kalinya Mina menekan tombol panggil di kontak Mark, alih alih suara pria itu, justru terdengar suara operator.
Mina akhirnya mutusin untuk telpon abangnya, yang kebetulan belum pulang juga entah kemana. Namun baru sampai dering pertama, gadis itu langsung menutup kembali telponnya karena mendengar deru mesin mobil dari arah depan rumahnya.
Dengan gerakan cepat, Mina meraih hoodie dari gantungan dan dia pake kilat, kemudian berlari kecil menghampiri sumber suara. Nggak perlu mengintip dari jendela, karena Mina hapal betul suara mobil siapa itu.
Perasaannya semakin melega begitu ia membuka pagar, bertepatan dengan Mark yang turun dari mobil. Masih dengan setelan seragam lengkap, hanya saja kemeja atasannya sudah agak berantakan. Yang anehnya justru bikin Mark keliatan makin attractive.
"Oh, thanks, God. Aku udah takut kamu gak dikembaliin sama pak satpam" ujar Mina lega sembari mendekat menghampiri Mark.
Sementara pria itu melempar senyum, sambil menutup pintu mobil tanpa memutus kontak matanya dengan Mina.
Kalian bisa bayangin gak sih ini Mark indahnya kayak apa? Jangan lupa napas ya!
"Lama ya? Maaf aku baru beres. Belum sempet balik nih, kelar langsung kesini" ujar Mark dengan gesture nunjukkin seragamnya.
Meski laki laki itu masih bisa tersenyum, Mina bisa menangkap raut wajah capek dari Mark. Jadi Mina buru buru nyanggah,
"No, no need to say sorry. Is everything ok? Kamu gak di suruh aneh aneh sama pak satpam kan?"
Lagi lagi Mina tidak bisa menyembunyikan kekhawatiran dari parasnya. Di benaknya udah pengen memberondong Mark dengan sejuta pertanyaan. Tapi Mina tahan dulu karena ngeliat kondisi Mark yang baru dateng gini.
"Enggak, pak satpam baik kok. Tadi aku malah dibantuin beresin aula" ujar Mark sambil bersandar di kap mobilnya.
"Nyapu mawarnya sih kan emang agak pr, eh terus malah dibantuin nyapu sambil cerita dulu gimana beliau nembak istrinya" sambung Mark, tidak lupa diakhiri dengan tawa gantengnya.
"Lah serius? Kok kocak sih?" Mina nggak bisa untuk nggak ikut ketawa ngedenger pengakuan Mark. Gadis itu kini memilih ikut bersandar di samping Mark supaya lebih leluasa mendengarkan cerita.
"Aku udah mikir yang macem macem lah, orang kamunya ga bisa di telfon gitu. Abis batre ya pasti?"
"Hp aku ilang, Mina. Gak tau gimana, mungkin jatuh tapi akunya nggak ngeh" ujar Mark santai.
Santai.
S a n t a i.
"Hah?? Ilang???" Sementara Mina yang nggak bisa santai dengernya tanpa sadar menaikkan sedikit intonasinya, karena kaget tentu aja.
"Sssh gak usah teriak, gak enak didenger tetangga" Mark mengingatkan. Bibirnya, eh tangannya, sempet gatel pengen ngebungkam Mina.
Mina ngerjap ngerjapin matanya beberapa kali untuk gain some self control gitu. Sebelum kembali memberondong Mark dengan pertanyaan. Kali ini dengan suara yang lebih kalem.
KAMU SEDANG MEMBACA
#HITS - Mark Mina
Fiksi Penggemaryang kekinian itu biasanya complicated. Se-complicated kisah dua insan adam dan hawa yang sedang dilanda status "jalanin aja dulu"