Mengetahui bahwa saat ini dirinya sedang hamil tentu saja membuat seungri sangat bahagia, namun banyak hal yang harus ia hadapi bersama Jiyong.
Seungri sudah di perbolehkan keluar dari rumah sakit. Dokter berpesan pada Jiyong bahwa ia harus siap dengan segala perubahan pada istrinya nanti, entah fisik ataupun emosinya yang mungkin dapat berubah sewaktu-waktu. Jiyong harus extra sabar menghadapinya.
Sedangkan para wartawan sudah menunggu kepulangan seungri di depan rumah sakit untuk mendapatkan info apa yang terjadi dengannya sebelumnya. Jiyong yang tidak ingin istrinya menjadi bahan berita saat ini harus mengalihkannya. la meminta taehee untuk menghadapi wartawan bahwa seungri hanya demam biasa. Sedangka Jiyong dan seungri keluar melalui pintu belakang rumah sakit.
.
.
.
.
Setiba di rumah Jiyong meminta Pelayan untuk membuat kan makan malam. Walau biasanya seungri yang menyiapkan. Tapi kali ini ia tidak mau istrinya lelah."Minzy-ah, kau siapkan makan malam ya!"
"Baik tuan!"
"Hyung, biar aku saja yang menyiapkannya. Aku kan istrimu!"
"Tidak sayang, aku tidak ingin kau lelah. Kau kan baru saja keluar rumah sakit."
"Tapi hyung..." memang dasarnya seungri cukup keras kepala terlebih jika urusan dengan rumah ia akan bersikeras untuk melakukannya sendiri tanpa bantuan pelayan.
"Aku bilang tidak, sayang! Hanya hari ini saja, okay?"
"Kau janji?"
"Hm... aku janji"
"Baiklah kalau begitu aku mau kamar mau ganti baju."
"Ku temani ya atau mau ku gantikan?"
"Aish... hyung, tidak kedua-duanya!"
.
.
.
.
.Makan malam kali ini, seungri tidak mengalami hal apapun. Kalau sebelumnya ia sering memuntahkan kembali makanan yang bahkan belum habis di makan. Jiyong yang melihatnya pun senang.
"Hyung, kenapa kau, melihatku seperti itu?"
"Ani baby, aku hanya senang kau dapat menghabiskan makan malam mu."
"Aku kan tidak makan sendiri hyung, ada anakmu yang ikut makan."
Jiyong tersenyum kala mendengar bahwa seungri sangat memperhatikan kandungannya, tapi disisi lain ia juga bingung bagaimana harus menyampaikan hal penting masalah kandungannya.
.
.
.
.
Sesi makan malam pun berakhir. Pasangan suami istri ini menghabiskan malamnya dengan duduk beranda apartemennya. Seungri duduk dengan bersandar pada bahu jiyong dengan jiyong yang menggenggam tangan seungri."Hyung, kau ingin anak laki-laki atau perempuan?"
"Bagiku keduanya tidak masalah. Yang penting kalian sehat dan selamat."
"Tentu saja aku akan menjaga anak ini baik-baik!"
"Hm...sayang, ada yang ingin hyung katakan padamu."
"Apa itu hyung? Kenapa kau serius begitu?"
"Kau yakin ingin melahirkan anak ini?"
Sekarang seungri bingung dengan pertanyaa suaminya itu. Sudah tentu ia akan menjaga dan melahirkannya. Tapi kenapa sekarang suaminya justru ragu. la melepaskan sandarannya dan memandang wajah suaminya dengan penuh tanda tanya.
"Wae hyung? kenapa kau tanya seperti itu? Kau meragukanku?"
"Aniyo sayang. Aku bukan bermaksud meragukanmu, Dokter mengatakan jika kandungan mu ini sangat rentan, bahkan bisa membahayakan diri mu jika kau tetap mempertahankannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love ✔️
Fanfiction🔞 wilayah nya nyongtory, ngintip dosa sendiri ya 😆 . . . . "Aku akan mencari mu, dimana pun dan sampai kapan pun. Karena kau lah cinta pertamaku."