First Love 27

500 50 65
                                    

Ini sudah hari 3 jiyong pergi ke kantor pagi sekali dan meninggalkan seungri yang masih tertidur. Jiyong juga lagi-lagi lupa menelpon seungri hanya sekedar menanyakan keadaan istrinya itu yang sudah menjadi kebiasaannya setiap kali jiyong berada di kantor dan tentu saja itu membuat seungri selalu merengut hampir setiap hari.

Puncaknya terjadi hari ini, jiyong yang sudah 2 hari pula selalu pulang malam tanpa mengabari istrinya. Seungri diam-diam menghubungi Rose akan jadwal jiyong hari ini dan didapati jiyong akan makan malam dengan kliennya dari jepang itu.
Segera setelah mengetahui itu seungri menghubungi jiyong.

"Yeoboseyo, sayang."

"Hyung, kau makan malam di rumah?"

"Mianhe sayang, hyung tidak makan di rumah malam ini. Kau tidak perlu menungguku. Makanlah duluan."

Perasaan seungri sudah tidak karuan malam itu. Ia bergegas ke kamarnya dan bersiap untuk mendatangi restoran tempat jiyong akan makan malam. Dami mendapati seungri sedang bersiap saat ia akan memanggilnya untuk makan malam.

"Seungri-ya, waktunya makan. Kau mau kemana malam-malam begini?"

"Aku pergi sebentar noona, kau makan saja duluan."

"Tapi seungri, kau kan sedang..."

"Tenang saja noona, hanya sebentar saja."

Berangkatlah seungri dengan menggunakan taksi karena kali ini ia tidak ingin menggunakan mobil pribadinya.
.
.
.
.
Di sebuah restoran mewah nampak dua orang dengan gender yang berbeda sedang berbincang disana. Mereka jiyong dan kiko.

"Oppa, gomawo sudah mau menemaniku makan malam hari ini sebelum aku kembali ke jepang."

"Sudah tugasku menjamu klienku."

"_______oppa, ada yang ingin aku katakan padamu. Sejak perpisahan kita di jepang dulu, aku selalu memikirkanmu. Hingga akhirnya aku memiliki kesempatan untuk bisa bertemu lagi denganmu. Oppa, aku menyukaimu sejak dulu."

"Kiko, saat di Jepang itu aku sama sekali tidak memiliki perasaan apapun padamu. Jadi kau jangan salah sangka dengan kedekatan kita."

"Tapi oppa perasaanku padamu itu nyata."

"Sebaiknya kau hilangkan perasaan itu. Lagipula aku sudah menikah."

"Aku tahu itu, aku terus mengikuti berita mu oppa. Aku tidak keberatan jika harus menjadi istri kedua."

"Apa kau sudah gila! Aku tidak akan menduakan istriku. Sebaiknya kau urungkan niatmu. Aku menyetujui kerja sama dengan mu karena kau sahabatku. Jadi jangan berharap lebih dari ku."

"Jadi ternyata kau tidak makan malam dirumah karena kau sedang bersama wanita ini?"

Sumpah demi apapun, jiyong sangat terkejut mendengar suara yang tidak asing baginya saat ini. Seungri sedang berjalan tepat didepan meja makan dimana posisi jiyong dan kiko saling berhadapan dan detik itu pula mata jiyong langsung tertuju pada suara yang menghampiri mereka.

"Sayang, kenapa kau ada di sini?"

"Tentu saja untuk melihat dengan siapa suamiku makan malam bersama!"

Jiyong berdiri dari tempatnya duduk dan berusaha menenangkan seungri yang nampak wajahnya sudah merah padam.

"Seungri-ah, dengarkan aku dulu. Kami hanya makan malam bersama, kiko besok akan kembali ke jepang dan urusanku dengannya selesai." Jiyong berusaha menjelaskan segalanya pada seungri.

"Ah...kau pasti seungri oppa, mian aku sudah meminjam jiyong oppa beberapa hari ini. Aku akan kembali besok, jadi jiyong oppa menjamuku untuk terakhir kalinya. Kuharap kau bisa mengerti."

"Baiklah hyung, kali ini kau ku maafkan. Selesaikan urusanmu, aku tunggu kau di lobi."

"Sayang, kau sungguh tidak apa-apa? Bagaimana kalau kau ikut makan malam bersama ku?

"Aniyo, aku sudah makan. Kau harus cepat atau aku akan berubah pikiran.

"Baiklah, kau tunggu di lobi. Aku akan menjemputmu 5 menit lagi, ne!" Dan seungri pun pergi berlalu menuju lobi tanpa mengucapkan perpisahan pada kiko.

Sedangkan jiyong kembali duduk di bangkunya. Sedangkan posisi kiko masih tetap sama, duduk dengan santai tanpa merasa terganggu dengan kehadiran seungri tadi.

"Kiko, aku harus segera pergi sekarang. Terimakasih telah mau bekerja sama dengan perusahaanku. Dan soal perasaan mu tadi kurasa lupakan lah. Kau sudah lihat sendiri, orang yang berdiri dihadapan kita adalah istri sah ku. Jadi aku tidak akan meninggalkannya. Aku permisi dulu."
Jiyong pun beranjak dari duduknya meninggalkan kiko sendiri.

Setelah jiyong cukup hampir hilang dari pandanganya, kiko meraih ponselnya yang tergeletak dimeja dan menghubungi seseorang.

"Chae...aku sudah membawa mangsamu keluar. Sisanya kau urus sendiri, aku akan segera menyusulmu." Dan sudut bibir kiko terangkat Memperlihatkan senyum liciknya.

Sementara itu, jiyong sudah tiba di lobi sesuai dengan janjinya hanya 5 menit saja. Tapi sosok yang di cari tidak ada. Jiyong menyisir setiap sudut tempat lobi tersebut tapi tak satupun sosok seungri ia temukan.

Jiyong menelpon ponselnya namun tidak ada jawaban dari seungri. Bahkan ia menelpon supir pribadi seungri pun sang supir mengatakan bahwa ia tidak mengantar majikannya saat itu.

Jiyong semakin kebingungan, ia masih mencari disekitar restoran hingga di toilet, tapi nihil. Hingga ia putuskan untuk pulang ke rumah. Ia berpikir mungkin seungri masih marah dan meninggalkan dirinya disana dan kembali ke rumah.

Namun nyatanya, setibanya jiyong di rumah ia segera mencari seungri di kamar, tapi tidak juga ia temukan.

"Sayang, kau dimana? Aku mohon jangan sembunyi."

"Ada apa jiyongie-ah?" Dami keluar dari kamarnya karena mendengar adiknya mencari seungri.

"Eoh, noona apa seungri sudah pulang?"

"Seungri? Dari tadi dia belum pulang. Dia memang bilang padaku untuk keluar sebentar. Memangnya ada apa jiyongie-ah?"

"Seungri tadi mendatangi tempat aku makan malam bersama kiko."

"Mwo...kau makan malam bersama model jepang itu? Pantas saja beberapa hari ini seungri terlihat uring-uringan. Lalu apa yang terjadi?"

"Seungri mengatakan akan menunggu ku di lobi, tapi setelah aku sampai di lobi aku tidak menumukannya. Ku pikir dia sudah pulang."

"Jadi seungri menghilang? Kau sudah menghubungi ponselnya?"

"Aku sudah menghubungi ponselnya tapi tidak di jawab. Aku juga sudah menghubungi yongbae dan teman-temannya, tapi seungri tidak ada dimana-mana."

"Bagaimana ini jiyong-ah? Dia kan sedang hamil 8 bulan, bagaimana jika terjadi sesuatu padanya."

"Aku tidak tahu noona. Oh, sayang kau ada dimana? Jangan membuat ku khawatir. Jawablah telponku." Jiyong berkali-kali menghubungi tapi hasilnya nihil.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ah...aku bisa tidur nyenyak!

Saranghae 😘

Saranghae 😘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
First Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang