"Ali....."
Alvin mendekat menghampiri Ali yang masih terselimut emosi"Udah...lo gak usah dengerin tuh omongan syaithon. Lo kan tau sendiri dia selalu pengen bersaing sama lo. Dan sejauh ini lo selalu menang kan dari dia. Jadi lo gak usah khawatir ngadepin dia"
"Tapi Vin...ini BEDA!!
Lo pikir ini sebuah pertandingan yang merebutkan sebuah tropi, lo salah Vin"Ali menghela nafas mencoba menghilangkan sesak yang memburu di dadanya.
"Prilly bukan barang taruhan dan bukan sebuah tropi yang perlu direbutkan"
"Dia bagian dari hati gue, yang harus gue jaga, Vin"
Batin Ali menambahkan.Alvin masih melihat raut wajah Ali yang mulai tenang.
Baru kali ini sahabatnya seperti kesurupan menghadapi masalah seorang gadis."Iya udah, lo tenang dulu
Lo gak usah marah-marah. Lo bukan Ali yang gue kenal tau gak?"Alvin merangkul Ali yang kembali setia dengan wajah datarnya.
"Mendingan lo fikirin gimana caranya buat dapetin hatinya Prilly.
Lo tunjukin ke Rendra kalo lo pantes buat dia""Lo bener, gue harus perjuangin dia apapun resikonya"
"Nah...itu baru sahabat gue"
Ali tersenyum menatap Alvin sekilas. sahabatnya yang satu ini selalu saja bisa menenangkan.
"Thank's Vin, lo selalu tau apa mau gue"
Ali menunduk mencoba menenangkan gemuruh di dadanya.
"Gue mau minta maaf, sebenarnya ada sesuatu yang belum lo tau dari gue"
"Gue udah tau banyak tentang lo"
Ali kembali emosi setelah sebelumnya mulai tenang "Dengerin gue dulu nyet...."
Alvin terkekeh melihat rauh wajah kesal Ali.
Kapan lagi bikin seorang Ali uring-uringan hanya karna masalah cinta."Gue mau minta maaf ,sebenarnya gue sama Prilly udah jadian. Kita udah pacaran dari sebulan yang lalu Vin...''
Ali kembali menunduk, menyadari kesalahan telah menyembunyikan hal penting pada sahabatnya.
"Gue tau, gue gak seharusnya nyembunyiin ini dari semua terutama ello....
Tapi gue punya alasan, gue gak mau Prilly kenapa-kenapa cuma karna dia pacar gue.
Waktu MOS aja dia hampir pingsan gara-gara Siska yang ngurung dia di gudang, karna ngiranya Prilly deket sama gue"Alvin masih setia mendengarkan keluh kesah sahabatnya itu.
Seorang Ali yang dingin ,cuek , tidak peduli dengan sekitar. Berkelahi dengan sahabatnya sendiri hanya karena seorang wanita.
Mantan Badboy yang rela berubah karna seorang perempuan juga.
Perempuan yang telah jauh pergi meninggalkan duninya.Ali menunggu respon dari sahabatnya itu.
"Gue udah tau""Hah, seriusan"
''Iya gue serius"
"Sejak kapan?"
"Barusan"
"Yee...si monyet, jadi lo gak marah neh"
"Enggak, gue gak marah. Meskipun lo sering telat jujurnya sama gue"
Ali tertawa dan merangkul Alvin.
"Vin...Loe emang sahabat terbaik gue""Gak usah peluk-peluk ,bisa?"
Ali tersadar posisinya yang memeluk Alvin layaknya Pacar.
"Lo jangan seneng dulu, lo belum traktir gue makan""Haha...makan aja kerjaan lo"
"Hari ini gue traktir semua makanan yang lo mau"
***

KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior My Love
Fanfiction"Kenapa gak bilang" Suara itu semakin lirih disetiap katanya. Prilly tak kuasa. tangisannya tumpah di dada Ali. Membuat Ali perlahan memeluk gadis itu dengan salah satu tangannya. Mencoba menenangkan meskipun dirinya perlu di tenangkan. "Maaf" Satu...