11. Pelukan

2K 151 3
                                    

WARNING!!!
Adegan dalam cerita ini gak boleh kamu praktekin yah, apalagi sambil berandai-andai. DOSA

Mimin gk mau tanggung jawab, karna ini hanya hiburan dan fiksi, Oke.
Happy reading.....

***

Sekelompok anak yang masih memakai celana abu-abu sedang bersenda gurau di warung yang tidak jauh dari sekolah mereka.

Meskipun seragamnya mereka tutupi dengan jaket club yang bertuliskan COLD, tetap dipastikan mereka adalah murid SMA Trunajaya.

Mereka yang beranggotakan kelas sebelas dan dua belas lebih Senang menamai diri mereka anak buah Ali.
Karena dengan nama itu mereka bisa melakukan apapun disekolah yang notabennya adalah milik Ali.
Dan Ali selalu mendukungnya selama itu hal yang positif buat mereka dan juga sekolah.

Disana ada firman satu-satunya wakil dari kelas sepuluh.
Ada Taka dari kelas sebelas, bayong dari kelas duabelas. Mereka bertiga adalah ketua dari kelompok kelas masing-masing.

Ali yang dulunya sebagai ketua Osis, kapten basket dan juga cucu dari pemilik sekolah, membuatnya dijadikan leader dari kumpulan anak-anak yang sebagian besar dari kelas IPS itu. Kelas yang sering di cap sebagai biang onar.

Namun siapa sangka, sebagian besar dari mereka menyumbang banyak prestasi untuk sekolah.
Dan itu berkat campur tangan Ali yang menfasilitasi keperluan mereka yang berbakat.

Ali memarkirkan sport hitamnya di barisan motor yang berjejer rapi didepan warung.
Kejadian disekolah tadi membuatnya malas untuk langsung pulang.
Menurut psikologi, keadaan seseorang yang dalam keadaan marah bisa dilihat dari mata yang memerah, bibir yang menipis , alis yang saling bertautan dan tatapan mata yang semakin menajam.
Dan itu semua ada dalam diri Ali Saat ini.

Situasi didalam warung yang tadinya ramai seketika hening saat Ali memasuki tempat itu.
Ali melihat sekeliling, dan mendapati semua anak buahnya berkumpul disana. Formasi yang lengkap pikirnya.

Ali yang tidak mau urusan pribadinya terlihat, secepat mungkin mengubah ekspresi wajah yang tadinya menyeramkan dengan tersenyum dan membuat tempat itu kembali gaduh.

Taka yang melihat itu langsung berdiri mempersilahkan Ali untuk duduk disampingnya.
Disana juga ada firman dan bayong dalam satu meja.

"Tumben lo sendiri" Itu suara bayong sang kakak kelas yang bisa dibilang paling dekat dengan Ali dikelompok itu.

"Cewek lo mana?" Taka menimpali sambil melempar kaleng minuman yang langsung ditangkap oleh Ali.

Masih dalam mode diam, Ali memilih membuka minumannya.
"Dia masih disekolah" Jawab Ali singkat

"Ngomong-ngomong, kalo lonya disini, yang jagain cewek lo disekolah, siapa?" Bayong berceletuk sambil memainkan ponselnya.

"Nah, iya. Sekarang kan jam pulang sekolah bang, cewek lo siapa yang jagain? Kemaren aja waktu lo gak ada kita semua yang nganterin dia sampek rumah" Tambah Firman.

"Emang sekarang udah ada yang jagain pacar lo disekolah, Li?"

Mata Ali langsung melotot. Astaga, dia melupakan sesuatu.
Dia terlalu fokus dengan egonya sampai melupakan satu hal, saat dia meninggalkan Prilly diparkiran, disana masih ada Rendra.
Dia pasti memanfaatkan situasi seperti ini pikirnya.
Dan disaat bersamaan Rendra pasti marah besar kepadanya yang telah berjanji akan membahagiakan gadis itu, apapun resikonya. Tapi sekarang dia melanggar janjinya sendiri.

Ali segera berdiri dan mengambil ponsel dalam saku jaketnya. Mencari nomor yang sudah sangat ia percaya sebagai sahabat paling mengerti dirinya.
Dia menjauh dari tempat itu, segera sesaat setelah ponselnya terhubung.

My Senior My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang