Suara decitan mobil membuat Prilly terbangun.
Dia melihat sekeliling, ternyata dia berada satu mobil dengan sang pacar."Kak, kita dimana?"
Tanya Prilly dengan suara khas orang bangun tidur.Saat Ali tersenyum Prilly melihatnya, namun senyum itu sangat sulit diartikan.
"Kita turun dulu yuk"
Prilly yang merasa Ali sedikit pendiam hari ini, hanya dapat menyimpulkan bahwa pemuda itu tengah menghadapi banyak masalah pikirnya.Saat Ali membukakan pintu untuknya, lagi-lagi dia tersenyum. Seolah tidak akan ada kesedihan diwajah itu.
Prilly menggapai uluran tangan Ali.
Langkahnya mengikuti Ali dari belakang.
Dengan tangan yang masih bertautan, mereka berjalan dalam diam. Menyusuri sebuah taman kecil entah dimana tempatnya. Yang jelas, sepertinya Prilly pernah mendatangi tempat ini namun dia lupa."Kak, kita ngapain disini?"
Prilly bertanya sesaat setelah mereka duduk di kursi taman."Sebelum pulang Gue pengen ngabisin waktu bareng lo"
Alis Prilly saling bertautan karena tidak mengerti.
"Aaa maksud gue, gue pengen ngabisin waktu sebelum kita pulang kerumah"
"Kenapa sih tegang banget?"
Sambil terkekeh Ali mencoba mencari topik lain."Ya, gue heran aja sama lo. Akhir-akhir ini lo tu beda sama aneh"
"Beda kenapa? Gue tetep sayang ello kok"
"Isssh, bukan itu maksudnya. Lo tuh beda gak kayak biasanya. Anehnya lo tiba-tiba ngilang gak ngabarin gue, dan sekarang lo tiba-tiba muncul seolah gak terjadi apapun"
"Iya iya. Maafin gue, udah bikin lo kesel karna gue gak sempet ngabarin lo"
"Gue gak butuh ucapan maaf"
"Terus butuhnya apa"
Ali menaik-naikkan alisnya bermaksud menggoda."Iyaa pokonya gue gak butuh kata maaf dari lo"
"Jadi lo butuhnya apa? Pelukan??"
"Ihhh, kaka apaan sih!"
"Oh. Gue tau lo butuhnya apa"
"Apaan coba apaan?"
"Emmm apa yah, eh bentar deh. Rambut lo kenapa sih?"
"Ha_emang kenapa?''
Tanya Prilly cengo."Sini-sini gue cek"
Prilly yang merasa aneh hanya menurut saja, mencoba lebih dekat, dia sedikit menunduk supaya Ali dapat melihat rambut bagian atasnya.Cuppp.
Sebuah kecupan singkat mendarat dari bibir Ali.
Merasa keningnya baru saja mendapatkan ciuman, Prilly menjerit berteriak dalam hati.
Mungkin kalau tidak ada Ali disana, pastilah dia mencak-mencak.
Namun sikap stay coolnya selalu muncul disaat-saat seperti ini.Prilly tidak berkata apapun, membuat Ali terkekeh geli.
"Lo ngerjain gue lagi yah??!"
Katanya ketus."Oops. Sorry. Gak sengaja kecium tadi"
"Boong!!!"
"Haha, iya deh gue boong. Tapi lo seneng kan?"
"Ishhh siapa bilang" Katanya cuek. Padahal hatinya membenarkan perkataan Ali.
"Jadi lo gak seneng, ya udah gue cium lagi neh"
"Ihhh apaan sih, gak lucu. Ini tempat umum tau!!"
''Jadi boleh dong kalo bukan ditempat umum" Godanya lagi.
Prilly semakin salah tingkah. "Ya. Gak gitu juga"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior My Love
أدب الهواة"Kenapa gak bilang" Suara itu semakin lirih disetiap katanya. Prilly tak kuasa. tangisannya tumpah di dada Ali. Membuat Ali perlahan memeluk gadis itu dengan salah satu tangannya. Mencoba menenangkan meskipun dirinya perlu di tenangkan. "Maaf" Satu...