03. Syilla

3.4K 226 6
                                    

Pantulan bola basket mengiringi langkah Ali yang terus mendrible bola dilapangan basket.
Padahal sekarang masih jam pelajaran, namun siapa yang dapat mencegahnya.

Keringat telah mengucur deras sedari tadi, panasnya matahari tidak menghalanginya dalam permainan.
Ditambah kekesalannya terhadap Rendra dari kemarin masih belum juga hilang.

"Vin lo ngapain sih disitu....!!!"

"Males gue, udah lo sendirian aja mainnya"

"Masak gue main gak ada lawannya sih Vin?!!"
Ali kembali berteriak.

"Gue capek, lagian ngapain sih main basket jam segini. Kita masih ada kelas nyet"

"Bodo amat, gue males dikelas.
Lagian gak ada pelajaran juga"

"Kenapa? Karena ada Rendra yah?"

"Itu lo tau" Ali kembali mendrible bolanya seorang diri

Alvin termenung memikirkan keadaan dua sahabatnya.
Setahun yang lalu persis kejadian seperti ini terjadi.
Sekarang kembali terulang. Dan lagi, hanya karena seorang wanita.
Alvin yang harus menangani keras kepalanya Ali.
Roy turun tangan menghadapi egoisnya Rendra.

Dan semuanya baik-baik kembali seperti sedia kala.
Meski terkadang adu fisik harus mereka tempuh.
Namun apapun itu, persahabatan tetaplah yang terpenting.

Rendra : "makannya thor, bilang tuh ama para readers ..jgn lebih milih pacar daripada sahabat. Brabe kan urusannya!!"

Author : "udeh lu diem, itu urusan mreka"

Rendra : "Yee...dibilangin!, gue pecat juga lu!''

Author : "Apa????!!, lo mau peran lo gua ganti justin bibir"

Rendra : (sungkem) "Ampun thor ,ampun"

Author : hah hah hah haaa (ketawa jahat)

****
.

"Haiii kak"

Alvin menoleh mencari sumber suara yang memanggil nama seksinya.

"Hai...gua kira siapa. Sini sini duduk disebelah kakak"

Prilly menurut ajakan Alvin, ikut duduk bersama dipinggir lapangan.

"Lo kenapa keluar kelas, bukannya masih jam pelajaran yah?"

"Oh, iya neh tadi pas abis istirahat langsung ada kuis. Yang selesai boleh keluar duluan"

"Kakak sendiri ngapain diluar kelas, bukannya masih jam pelajaran yah"
Alvin tersenyum saat Prilly juga menanyakan hal yang sama sepertinya"

"Noh, nemenin pacar lo"

Prilly menoleh kearah lapangan,dimana ada Ali yang sengaja mengajak juniornya bermain basket.
Satu lawan tiga, seolah Ali ingin menunjukkan siapa paling pintar dalam pertandingan itu.

"Ternyata pacar gue keliatan coolnya pas main basket" Batin Prilly
Tidak heran kalau banyak siswi yang sedari tadi menyaksikan Ali lewat jendela kelas.

Ali memang sosok yang sangat dicari dikalangan para gadis disekolah itu.

Seolaah telah paham dengan semuanya, Prilly hanya tersenyum saat mendengar banyak yang berteriak memanggil nama Ali dari dalam kelas yang memang dekat dengan lapangan.

"Liatin aja terus"
Ucapan Alvin membuat Prilly sadar

Prilly terkekeh "Eh sorry kak, oh iya kak Ali jago yah main basketnya"
Dengan terus melihat Ali ,Prilly berguman "Gak salah gue milih cowok kek dia"

My Senior My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang