23. Mama

1.5K 101 6
                                    

Pernah gak kalian minta seseorang jangan pergi,
Nyatanya dia pergi.

***

Bayong menggiring bola dengan lincah, disusul Taka yang berusaha merebutnya.
Saat bola dikuasai Taka, Bayong menarik ujung kaos anak itu dan berakhirlah bola dikaki Bayong.
Dengan satu tendangan, benda bundar itu melesat ke gawang yang tak berpenghuni.

"Golll!!!."

Bayong berlari melakukan selebrasi seperti pemain sepak bola pada umumnya.

"Ck, lebay lo. Main curang juga"

"Gue jago kali main beginian"

"Gayaan Lo"

"Adududu, itu bukan curang Taka sayang. Tapi usaha. Usaha"

"Iye. Usaha pakek cara curang"
Taka berjalan menuju pinggir lapangan.
Memilih berhenti untuk bermain.

Sudah setengah jam dia menunggu Ali yang katanya ingin bertemu dengannya dan juga bayong sahabatnya. Meraka sekarang berada dilapangan futsal dekat kompleks Alvin.
Dengan alasan akan bertanding bola, Ali menyuruh keduanya menunggu.

"Ali mana yah, lama bener dah ah!"
Bayong mengambil botol minum milik Taka dengan sengaja.
Meminumnya sampai tersisa setengah.

"Si anying, main nyambar aje lo"
Taka mengambil paksa minumannya.
"Gue heran ma tu anak, hampir dua minggu dia gak masuk sekolah"

"Mungkin lukanya belom sembuh"

"Yaelah yong, kita pernah ngalamin yang lebih parah dari ini.
Lo gak inget dulu kita pernah brantem sama anak sekolah sebelah. Lengan tu anak sampek patah .lah ini, cuma memar doang sampek berminggu-minggu.

"Gue juga mikir gitu. Lo tau gak waktu dirumah sakit, gue liat Alvin nangis pas keluar dari kamar Ali..
Nangis cuy, nangis!!"

"Lo serius? Si Alvin nangis?"

"Gue serius ka. Dan gue yakin, ada yang mereka sembunyiin dari kita"

"Ya udahlah, mudah-mudahan Ali baik-baik aja.
Gue gak mao kehilangan dia"

"Si begok, lo ngomong apaan sih. Kayak yang mo mati aja dia. Si Ali tuh gak bakalan knapa-knapa. Dan dia tetep selamanya jadi leader kita"

Argumen mereka berhenti ketika bunyi motor Ali memekakan telinga.

Anak itu turun dari kendaraannya. Dengan memakai kaos oblong, celana selutut dan tas punggung warna hitam.
Saat membuka helm, Ali tersenyum.
Senyum yang membuat Taka dan bayong bertanya.
Aneh rasanya, belum pernah mereka berdua melihat Ali tersenyum semanis itu.

Setahu mereka, senyum hangat milik Ali hanya ia berikan pada satu orang yaitu. Prilly.
Gadis yang selama ini mereka kenal sebagai pacar Ali.
Kata mereka, Prilly beruntung mendapatkan seorang Ali. Namun kata Ali, dialah yang beruntung memiliki gadis itu.
Gadis yang berhasil merubahnya dari pribadi yang dingin menjadi sedikit hangat.
Dan itu hanya bisa dilakukan oleh seorang Prilly.

"Kalian kenapah?!"
Ali menghampiri keduanya heran.

"Aa__kita"
Bayong dan Taka saling berpandangan.

"Kita lagi nungguin lo, iya nungguin lo"

"Aneh lo bedua"

"Yee, malah kita yang dibilang aneh" Bisik Taka.

Ali melempar tasnya sembarang, lantas mengambil bola yang sedari tadi berada di tangan bayong.

"Ayo main!! Malah bengong"
Taka berlari terlebih dahulu menghampiri Ali yang sudah ada ditengah lapangan.
Tidak mau ketinggalan, bayong menyusul dan langsung bergabung untuk mulai menguasai bola.

My Senior My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang