26. pisah?

1.8K 117 4
                                    

"Kita gak bisa sama-sama lagi"

Deg

Prilly terdiam ketika Ali tiba-tiba melepaskan pelukannya.
Sesak menjalar di dada Prilly, seolah ada sesuatu yang ditarik paksa dari dirinya.

Ali menatap Prilly dengan penuh rasa bersalah.
Seharusnya dia tidak melakukan ini.
Namun dia berpikir mungkin dengan ini, Prilly akan mudah melepasnya. Jika nantinya dia tiba-tiba pergi dari gadis itu.

"Lo boleh pergi, cari kebahagiaan lo"

Prilly mundur satu langkah, namun pandangannya tidak lepas dari sosok yang baru saja mengambil kebahagiaannya.

"Gak, lo pasti becanda kan? Lo pasti entar lagi bilang kalo lo ngerjain gue, kan?" Prilly terkekeh miris. Hatinya mulai terasa perih.

"Lo boleh tatap mata gue. Lo bakalan tau kalo gue gak pernah main-main. lupain gue, lupain tentang semua yang pernah kita jalanin"

"Tapi kenapa!!!
Prilly mulai berteriak.
"Kenapa lo dengan tiba-tiba ngomog seperti itu kak??!"

"Gue minta maaf kalo gue salah"
Mata Prilly mulai terasa buram karena air matanya yang menumpuk dan sebentar lagi mungkin akan jatuh.

"Gue minta maaf kalo selama ini lo gak nyaman sama gue, tapi Please, gue gak mao hubungan kita berakhir"
Kali ini Prilly memohon kepada Ali yang tengah menunduk.

"Gue janji, gue gak bakal minta jemput sama lo, gue janji gak bakaln manja lagi sama lo. Gue janji gak bakal maksa lo buat main musik lagi"

"Gue janji, ka. Tapi gue mohon, jangan kayak gini"

"Gue gak bisa"
Lirih Ali. Dirinya seperti dipaksa untuk mengatakan hal itu.
Tidak ada sedikitpun niatan baginya menyakiti Prilly sampai sejauh ini.
Namun apa boleh dikata. Dirinya terlampau jauh menoreh luka kepada gadis yang selalu membuatnya bahagia.

"Lo gak salah. Gue yang salah.
Seharusnya gue gak bikin lo jatuh cinta. Seharusnya gue dari awal gak berusaha buat deketin lo. Seharusnya gue gak bikin lo bergantung sama gue"

"Kasik gue satu alasan, kenapa? Kenapa lo lakuin ini sama gue, kenapa!!!?"

"Karna gue gak pernah cinta sama lo"

Hening

Hati Prilly kembali teriris mendengar kalimat yang keluar langsung dari mulut Ali.
Sungguh, dia berharap ini adalah mimpi. Dan disaat dia terbangun semuanya akan baik-baik saja.
Namun ini terlalu nyata untuk bisa dikatakan mimpi.
"Sekarang gue tau kenapa lo gak pernah mengiyakan permintaan gue untuk jangan pergi"
Prilly menggeleng pelan, mengusap kasar wajahnya yang telah penuh dengan air mata.

"Sekarang gue tau, KALO LO GAK PERNAH CINTA SAMA GUE"
Kini Prilly berteriak, membuat Ali tertegun melihat reaksi Prilly yang sedari tadi menahan tangisnya.
Tidak peduli seisi rumah dapat mendengarnya.
Kali ini Prilly sudah tidak bisa lagi menahan kecewa karena orang yang sangat dicintainya.

"Lo selalu minta buat gue jangan pergi, nyatanya lo yang pergi ninggalin gue!!"
Dada Prilly naik turun, dia ingin meluapkan semuanya malam ini.
Dia tahu Ali tidak benar-benar mengatakan hal laknat seperti tadi. Dia tahu Ali tengah berbohong kepadanya

"Lo selalu ngelindungin gue dari orang-orang yang mau nyakitin gue. Nyatanya lo sendiri yang nyakitin gue kak...!!!"

"Kenapa lo buat gue jatuh cinta kalo pada akhirnya lo sendiri yang nyakitin gue!!!"

"Kenapa setelah gue bergantung sama lo, lo malah nyuruh gue buat pergi. Kenapa???!"
Ali melangkah mencoba menghampiri Prilly, namun saat itu juga Prilly mundur sampai dirinya berhenti di pembatas kamar.

My Senior My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang