"Cukup kak_" Tangan Prilly mengisyaratkan untuk Ali berhenti melangkah.
"Kita harus akhiri semuanya" Tanpa sadar air mata prilly mengalir begitu saja.
Membuat Ali ingin berteriak."Maksud kamu apa??!"
Ali masih mencoba bersabar."KITA HARUS PUTUS"
Deg.
Ali mematung mendengar kata laknat itu.
Bagaimana bisa Prilly sangat mudah mengatakan tiga kata yang membuat dunianya seakan berhenti saat itu juga.
Tidak, ini tidak benar.
Bukan ini yang ia harapkan datang kesini.prilly pergi begitu saja, Ali yang menyadari itu bermaksud mengejar, namun ada seseorang yang menghalanginya.
"Woy bangun!!."
Sayup-sayup Ali mendengar suara itu.
Suara yang familiar di telinganya.Tepukan dipipinya membuat Ali tersadar dan terbangun dari tidurnya.
Ternyata tadi hanya mimpi.Ali terbangun dan mendapati Alvin tengah berdiri di pinggiran tempat tidur yang ia tempati.
"Vin, lo ngapain?"
"Yee, si begok, seharusnya gue yang nanyak, lo ngapain tidur dirumah gue?"
Ali melihat sekeliling. Benar saja, dia berada dirumah Alvin dan tidur dikamar anak itu.
Dengan bangun perlahan dan mengumpulkan kesadarannya, Ali melihat Alvin membuat si empu rumah mengerti kalau sahabatnya saat ini tengah kacau."Kenapa lagi sih?"
Ali mencoba mengingat kejadian kemarin.
Dia melihat Prilly dengan Royan pergi bersama.
Entah apa yang membuat mereka sedekat itu. Yang Ali tahu, Prilly tengah belajar musik dan membutuhkan orang untuk mengajarinya.Mungkin itu yang membuat mereka terlihat akrab.
Mengingatnya saja membuat Ali pusing, ditambah kepalanya selalu pening saat memikirkan sesuatu.
Ini pasti akibat pukulan seorang Juna terhadapnya.
Ali tidak tahu harus berbuat apa. Dan berakhirlah dia dirumah Alvin yang kebetulan tengah ditinggal pemiliknya."Mending lo mandi dulu deh, sepet gue liat muka lo" Celetuk Alvin
"Gue langsung pulang, gue mo sekolah"
"Lo mo mati!!" Alvin mulai mengoceh melihat tingkah Ali.
"Sekarang udah jam 11 siang. Kalo kakek liat, lo bisa abis"Dengan masih memakai seragam sekolah, Ali keluar dari kamar diikuti Alvin dibelakangnya.
"Kapan lo balik" Ali mengambil air di kulkas yang tidak jauh dari ruang makan.
"Tadi malem"
Alvin duduk memperhatikan keadaan Ali yang sangat berantakan. Baju kusut, rambut acak-acakan ditambah ada memar yang membiru di dahi anak itu."Kenapa lagi lo sama Prilly"
Ali terdiam, dia bingung harus mulai bercerita dari mana."Gue kemaren liat Roy sama cewek lo di toko alat musik langganan kita dulu"
"Hem"
Ali meneguk habis air yang tadi ia tuang."Baru gue tinggal dua hari udah pada berantakan semua"
Ali menunduk, dia malas jika berhadapan dengan Alvin yang akan mulai menceramahinya.
"Dahi lo kenapa?"
Alvin melihat Ali yang terus memijit pelipisnya yang memar."kecedot"
Ujar Ali asalAlvin bernafas jengah "Udah deh, lo gak pinter boongnya!"
"Ck, gara-gara Juna kemaren" Jujur Ali
KAMU SEDANG MEMBACA
My Senior My Love
Fanfic"Kenapa gak bilang" Suara itu semakin lirih disetiap katanya. Prilly tak kuasa. tangisannya tumpah di dada Ali. Membuat Ali perlahan memeluk gadis itu dengan salah satu tangannya. Mencoba menenangkan meskipun dirinya perlu di tenangkan. "Maaf" Satu...