10. Musik

2K 145 2
                                        


Ali berjalan bersisian dengan gadisnya, melihat jam sudah menunjukkan waktu pulang sekolah, Ali bermaksud mengantar Prilly.
Mereka melangkah perlahan, seperti slow motion dalam sebuah adegan.
Jemari mereka saling bertautan, seolah ada lem besi disana, susah dilepas.

Sebenarnya jarak antara kelas Prilly dengan areal parkir sangatlah dekat.
Tapi sepertinya membutuhkan waktu sepuluh menit untuk sampai ketempat itu.
Ali berulah lagi, katanya dia lebih suka jalan memutar.

"Kenapa kita lewat sini kak?"
Prilly mulai mengeluh

"Disana rame, kita lewat sini aja"

Prilly berdecak "bukannya tambah jauh kalau kita lewat sini"

Ali terus melangkah menggenggam tangan mungil itu, tidak menanggapi ocehan disebelahnya, namun sudut bibir Ali terangkat menyembunyikan kebahagiaan disana.
Akhir-akhir ini dia sangat susah menghabiskan waktu dengan Prilly.
Entah mengapa, hari ini dia ingin sekali berlama-lama dengan gadis yang tidak pernah bisa diam itu.

"Oh...aku tau!"
Satu alis Ali terangkat saat Prilly tiba-tiba berhenti.

"Jangan bilang, kaka pengen lama-lama bareng aku, makannya lewat jalan sini, iya kan ayo ngaku"

Skakmat

Ali semakin salah tingkah melihat senyum jahil Prilly. Ia mencoba tenang dan kembali memasang wajah datarnya.

Ali mencubit gemas pipi chubby gadis itu "Pede banget sih kamu, aku cuma gak suka lewat depan, rame"

"Ciyeee....ciusss?"
Prilly menggoda dia dengan tertawa.
Ali memutar bola matanya, merangkul Prilly dan membawanya dibawah ketiak, sehingga anak itu meronta.

"Aahhh...kak lepoasiiinn"

"Apa_? Kamu ngomong apa sih"

Ali semakin tertawa saat Prilly mencoba melepaskan kepalanya yang diapit dibawah ketiak Ali.
Mereka berjalan cukup jauh, dan akhirnya sampai diparkiran.
Disana sudah ada Alvin, Rendra dan juga Royan yang setia menunggu Ali.

Rendra yang melihat kebersamaan dua sejoli itu segera masuk ke dalam mobil.
Dia tidak betah melihat kemesraan mereka.
Alvin yang mengerti itu segera menghampirinya.
Dia mengetuk kaca mobil, Rendra yang mendengar itu segera membuka
"Kenapa?" Tanyanya singkat

"Lo mo kemana?"

"Pulang!"
Lagi-lagi Rendra menjawab seadanya masih dengan wajah yang sedikit ditekuk.

"Pakai mobil gue???"

"Hah_"
Rendra bingung mengamati sekitarnya. Ternyata interior mobil itu bukan seperti yang ada di mobilnya.
Dan itu berarti dia menaiki mobil yang salah.
Dia merutuki kebodohannya.
Pesona Prilly membuatnya kehilangan kesadaran.
Namun saat ini apa yang ada dalam diri Prilly, ada orang lain yang memilikinya.

Rendra keluar dari mobil Alvin dan pindah pada mobilnya sendiri.
Roy yang melihat itu hanya terkekeh.
Sosok Prilly membawa pengaruh besar pada sahabatnya. Semoga saja dirinya tidak terbawa arus.
Ali yang selalu dingin bisa tertawa lepas hanya karena menjahili gadisnya.
Dan Rendra yang memiliki sifat angkuh dan tidak peduli dengan apapun, sangat mudah teralihkan perhatiannya hanya karena gadis itu.

"Kamu pakai ini"
Ali menyerahkan jaket dan juga helm yang selalu dia bawa untuk Prilly.

"kak, aku lupa"
Prilly memukul pelan dahinya. Ali yang yang sudah ada diatas motornya turun, merasa heran dengan tingkah Prilly.

"Kenapa lagi"

Prilly menghembuskan nafas kasar "Aku lupa, aku harus ikut latian sore ini"

Dahi ali mengernyit, mengambil helm dari tangan Prilly.
"Latian apa?"

My Senior My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang