10 : Jealous

176 29 0
                                    

Kali ini Ji Min menatap minumannya sembari mengaduk-aduk seperti banyak pikiran membuat Carissa menatapnya jadi bingung. Kemungkinan yang ada di isi kepala Carissa adalah gurunya, kini kepala kecilnya menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari keberadaan Hwa Eun.

"Samcheon dimana Ssaem? Katanya kita akan makan es krim bersama. Kok Cuma Samcheon yang datang?" tanya Carissa memelas sambil meletakkan kepalanya ke meja mencoba melihat wajah Ji Min dari bawah.

"Ssaem sedang ada urusan, sebentar lagi juga akan kembali," ucap Ji Min sambil mencoba menghapus belepotan es krim di wajah Carissa dengan tisu.

Ae Rin menatap putrinya dengan senyuman yang terpatri jelas di wajah cantiknya, Carissa ternya sudah mengenal Hwa Eun jauh lebih cepat dari yang dia kira. "Ibu tinggal dulu ya sayang, bermain dengan Samcheon mu okey." ucap Ae Rin.

"Oh ya Ji Min operasi Nyonya Kang akan di laksanakan lima jam lagi ini pesan dari dokter Jin Seok, tolong katakan pada Hwa Eun." lanjut Ae Rin sambil mencium pucuk kepala Carissa lembut sebelum meninggalkan cafetaria.

Carissa menatap punggung ibunya yang menjauh dari mejanya, lalu beralih menatap Ji Min "Samcheon, jangan diaduk terus." protes Carissa membuat Ji Min menghentikan kegiatannya dan menatap Carissa sambil tersenyum pogah.

"Bagaimana kalau kita ke taman?" ajak Jin Min tiba-tiba, Carissa terdiam sejenak berpikir lalu mengangguk sebagai jawaban atas ajakan itu.

"Sekalian cari ssaem."

"Iya."

"Tapi habiskan ini samcheon."

Ji Min terkekeh, mengangguk sebagai jawabannya. "Iya, habiskan ini dulu lalu kita ke taman mencari ssaem."

***

Hwa Eun terduduk di kursi taman rumah sakit sendirian, tatapan matanya tak berpindah pada pasien anak-anak kecil yang bermain ataupun pasien lansia yang sedang menghirup udara segar. Namun, pikirannya bertolak belakang dengan pengelihatannya. Gejolak karena memikirkan apa yang baru saja terjadi.

"Hwa-ya!" seseorang memanggil Hwa Eun dari belakang, membuat Ji Min dan dirinya melihat dan memastikan siapa yang memanggilnya.

Min Yoon Ki, pria itu datang lagi dan tiba-tiba saja. Membuat Hwa Eun dan Ji Min terkejut. "Hwa Eun-ssi aku ke tempat Issa dulu ya," pamit Ji Min. Pria itu seolah tahu Yoon Ki akan mencari Hwa Eun.

Seharusnya Hwa Eun juga ikut pergi menemui Carissa untuk menepati janji makan es krim bersama, tapi sepertinya tidak bisa, Hwa Eun hanya mengangguk saja, tetapi saat melihat raut wajah pria Ryu itu ada sesuatu yang tidak pernah Hwa Eun ketahui. Ji Min seolah memberikan ekspresi berubah padanya ketika mantan suaminya datang.

"Maaf atas kemarin malam, Hwa-ya. Aku terbawa emosi," ucap Yoon Ki pelan memecahkan lamunan Hwa Eun dari kepergian Jin Min

Hwa Eun menoleh,melihat Yoon Ki di depannya. Ia mencoba menanggapi ucapan pria Min ini dengan tenang. "Tidak apa Yoon Ki-ssi, tapi tolong jangan temui aku," ucap Hwa Eun.

Yoo Ki tersenyum masam dan mengangguk paham. "Ya, kau bukan siapa-siapa bagiku. Tapi kau adalah orang membuatku pertama kali jatuh cinta."

Deg.

Pertahanan Hwa Eun terhadap kalimat Yoon Ki barusan membuat hatinya kembali sesak. "Yoon Ki..."

"Dengar, aku sudah memutuskan sesuatu. Aku akan mencoba mencintai Valleta dan juga aku tetap melindungimu dari apapun yang kemungkinan terjadi Hwa-ya."

Hi, Hwa ; Serendipity. [on revisi]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang