9 : Shadow

183 27 0
                                    

Halohaa....

Terimakasih pada readers yang masih setia menunggu updatenya Serendipity😍

Author nggk menyangka kalau bakalan sampek konfiknya.

Dan Author bakal buat konfik yang gak sampai muter-muter capek klo yang njelimet banget🌚

Sok manggah di lanjutkan membaca..🌝

.
.
.

Sebelumnya buat bucinnya Jiminie🌚🌝
Ulala

Sebelumnya buat bucinnya Jiminie🌚🌝Ulala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading..
.

.

Seperti biasa Carissa diantar oleh Ji Min sampai ke sekolahnya. Namun, gadis kecil itu terlihat murung tadi pagi, rewel sekali tidak ingin makan serealnya bahkan susu yang telah disiapkan hanya untuknya. Tapi, dengan bujukan Da Hye dan Ae Rin, ibunya akhirnya gadis itu mau memakan sarapan paginya.

Carissa menatap Ji Min yang tengah menggenggamnya erat, mengantarkan gadis kecil itu hingga didepan pintu sekolahnya. "Ssaem, akan datang kan?" tanya Carissa.

"Samcheon tidak tau Issa-ah."

Gadis kecil itu kembali murung, terdiam dengan wajah semakin muram. Melihat wajah gadis kecilnya itu yang menekuk membuat Ji Min merendahkan badannya untuk menatap Carissa. Mengusap pelan pucuk rambut Carissa dengan sayang. "Bagaimana jika nanti seusai sekolah kita ke rumah sakit? Bertemu mau?" ajak Ji Min

Carissa menatapnya dengan mata berbinar senang. "Kajja, Issa ingin mengunjungi nenek juga..." ucapnya terlihat senang. Ji Min tersenyum sambil mengacak rambut Carissa pelan karena gemas.

"Baiklah samcheon akan tunggu sampai Issa sepulang sekolah."

***

Hwa Eun merapikan selimut yang menyelimuti tubuh nenek Kang. Hari ini dia izin tidak mengajar, mengingat kondisi neneknya yang memburuk. Untungnya ibu kepala sekolah Choi mengizinkannya untuk beberapa hari kedepan.

Dokter Seok Jin datang bersama seorang perawat. Mereka kembali memeriksa keadaan nenek Kang yang terbaring. "Bagaimana dengan keadaan nenek saya hari ini dok?" tanya Hwa Eun setia menggenggam jemari sang nenek, berharap tidak ada hal buruk tentang sang nenek.

"Perlu diingat sel-sel kanker nyonya Kang hampir menjalar ke daerah paru-paru. Jika tidak segera di tindak ini akan berakibat lebih buruk." ucap Seok Jin seusai memeriksa keadaan nenek Kang.

Hwa Eun mengangguk, lalu menatap wajah pucat sang nenek yang belum siuman dari kemarin malam. "Tolong dok, buat nenek saya sembuh, apa pun itu," pinta Hwa Eun.

Hi, Hwa ; Serendipity. [on revisi]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang