24 : Lost Flowers

182 31 0
                                    

Aku merindukanmu hehehe..

Aku merindukanmu hehehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cuz reading..

Selamat membaca..

.
.

Dimalam itu juga Hwa Eun harus menyelesaikan masalahnya, pergi ke Seoul bersama Yoo Ki dengan izin sang nenek. Hwa-Eun sebenarnya tidak ingin pergi dengan pemuda Min itu tapi Yoo Ki tetap memaksanya. Hwa Eun bahkan sudah menahan mati-matian untuk tidak emosi saat bertemu dengan seseorang yang selama ini membohonginya.

"Aku tahu kau kecewa dengan Jenna, dan aku juga minta maaf karena menyembunyikannya darimu" Hwa Eun tetap menulikan pendengarannya, tetap menatap pemandangan luar dari jendela mobil. Sungguh Hwa Eun menyesal, mendapati dirinya dikhianati oleh sahabatnya sendiri.

"Aku tidak ingin kau terus meminta maaf Yoo Ki-ah," ucap Hwa Eun dengan hati bergetar menahan tangis.

Yoo Ki mendengar ucapan Hwa Eun yang seperti itu mengingatkannya pada malam dimana dirinya menemukan wanita itu di tengah hujan.

***

Hwa-Eun mengetuk bahkan memencet bel rumah Jenna dengan tergesa-gesa. Mereka sampai tepat pukul tiga pagi. "Hwa Eun-ah tolong tenanglah" pinta Yoo Ki. Hwa Eun tidak menghiraukan ucapan Yoo Ki, yang dia ingin adalah menampar wanita penghianat yang selama ini membohonginya.

"Jenna buka!" teriak Hwa Eun, bahkan nafas wanita itu memburu. Menggedor pintu rumah Jenna dengan sedikit memaksa. Tiba-tiba saja pintu itu terbuka menampakkan Jenna dengan pajamas yang melekat di tubuhnya.

"Oh temanku Hwa Eun, lama tidak berjum-"

Belum Jenna melanjutkan kalimatnya, Hwa Eun tiba-tiba menamparnya keras. Bahkan Yoo Ki yang ada di belakang wanita itu pun terkejut, pasalnya baru pertama kali dia melihat Hwa Eun seperti ini.

"Hwa Eun!" teriak Yoo Ki. "Apa yang kau lakukan?" Yoo Ki berusaha menahan Hwa Eun untuk tidak meluapkan emosi wanita itu untuk menampar Jenna yang kedua kalinya.

"Biarkan saja. Dia pantas mendapatkan itu!"

Pipi kanan Jenna memerah panas akibat tamparan Hwa Eun, wanita itu meringis dan menyeringai kecil di sela-sela kesakitannya. Benarkan dia memang pantas mendapatkan tamparan atas apa yang dia perbuat. Memang sakit tapi lebih sakit bagaimana Hwa Eun yang sakit hati. Ujian wanita itu dia yang memberikannya.

"Kenapa kau menamparku? Apa aku seakan bersalah?" tanya Jenna seolah dirinya tidak tahu apapun.

Hwa Eun kembali tenang saat dirinya tahu jika memang Jenna adalah wanita licik. Tidak tahu menahu bagaimana bisa sahabatnya itu berubah sedemikian rupa. Apa karena dia pernah merebut sesuatu dari Jenna? "Jangan kau mengatakan jika kau merasa tidak melakukan apapun" jawab Hwa Eun.

Jenna tertawa pelan dan menepuk bahu Hwa Eun dengan pelan. "Ya, aku yang melakukan itu semua. Kecuali, tentang kecelakaan orang tuamu dan perusahaannya. Aku minta maaf bukan aku yang melakukan hal keji semacam itu"

Hi, Hwa ; Serendipity. [on revisi]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang