17 : Meet

133 31 0
                                    

Jangan lupa vote...

**

Pertemuan Carissa dan Ji-Min membuat haru. Gadis kecil itu langsung saja memeluk Ji-Min erat, syukur jika Carissa masih bisa ditemukan di Seoul yang luas dan ramai ini. Hwa-Eun menatap senang, setelah melihat Carissa tersenyum padanya dan beralih memeluknya.

"Terimakasih, Yoo-Ki-ssi," ucap Ji-Min pada Yoo-Ki. Pria itu hanya tersenyum kecil saat melihat ketiganya yang bertemu. Ikut senang jika wali gadis itu menjemputnya. Raut muka Carissa juga menunjukkan rasa senangnya pada Yoo-Ki.

"Terimakasih samcheon baik hati," ucap Carissa. Yoo-Ki hanya menangguk.

"Terimakasih Yoo-Ki.. Valleta.." ucap terimakasih Hwa-Eun dengan wajah senang. Seakan perasaan khawatir Hwa-Eun pada gadis kecil itu musnah dalam sekejap. Tersenyum manisnya mengarah keduanya yang tengah menatap ketiganya.

Sebelah tangan Yoo-Ki bertautan dengan tangan Valleta berharap dia tidak akan melakukan hal bodoh kembali setelah Hwa-Eun memintanya untuk melupakan segala tentang kehidupan mereka yang lalu, dan meyakinkan pada Hwa-Eun untuk percaya kalau dirinya sudah mencintai Valleta sepenuh hati.

"Aku senang melihat kalian bertemu, apa kabar eonni? Lama tidak jumpa ya," sapa Valleta padanya dengan lembut. Wanita itu tetap sama lembutnya dari pertama mereka bertemu, Hwa-Eun bisa mempercayai Valleta untuk menggantikan posisinya saat ini. Di sisi orang yang paling dicintainya. Sejujurnya Hwa-Eun menyimpan rasa, tapi berhubung ada Ji-Min hadir selama ini, dirinya bisa melupakan perasaan itu pada Yoo-Ki perlahan. Hwa-Eun juga berharap jika Yoo-Ki sama melakukannya.

"Baik, bagaimana dengan kalian?" tanya Hwa-Eun balik saat mereka tengah duduk di ruang tamu. Menatap satu sama lain. Rumah ini ternyata tidak berubah sama sekali semenjak dirinya pergi. Valleta tersenyum kecil sembari melihatnya perutnya yang setengah membuncit.

"Ya sama dengan eonni, bahkan kami akan bertambah personil keluarga," ucapnya senang. Hwa-Eun terdiam dan menatap perut Valleta yang memang sedikit membuncit, wah dia baru tahu. Akhirnya dari sekian lamanya Yoo-Ki akan mempunyai momongan. Pasti hati pria itu bahagia. Syukurlah jika seperti itu, berarti Yoo-Ki sudah melupakan semua tentang egonya terhadap perasaan padanya.

"Selamat ya," kata Hwa-Eun tersenyum, meski pahit terasa di hatinya. Hwa-Eun tidak ingin mengacau, sudah jelas jika Yoo-Ki lebih bahagia dari pada dirinya.

Yoo-Ki diam-diam melihat dua wanita yang tengah mengakrabkan diri kembali. Memang sudah lama tidak bertemu dan tahu-tahu mendapat kabar gembira. Mereka sama-sama cantik terlihat dari bagaimana Hwa-Eun dan Valleta tersenyum.

"Oh, Aku sudah memasak makanan cukup banyak. Aku tidak tau kenapa memasak makanan sebanyak ini, mungkin aku merasa kalian akan datang," ucap Valleta sambil berjalan mendahului keempatnya untuk berjalan ke arah dapur.

"Biar aku bantu untuk menyiapkannya," kali ini Hwa-Eun tidak akan tega jika Valleta sendirian yang menyiapkannya, dia memang tamu tapi jika seperti ini Hwa-Eun juga tidak enak. Walaupun tadinya Valleta menolaknya, menyuruhnya duduk di salah satu kursi tetap saja Hwa-Eun tidak bisa. Dirinya bersikeras untuk membantu.

"Aku ikut Ssaem!'' pinta Carissa, melepaskan diri dari genggaman Ji-Min untuk beralih menuju Hwa-Eun yang sudah ikut ke arah dapur.

Akhirnya kedua wanita dan satu gadis kecil itu berkutat di dapur. Hwa-Eun dan Valleta tengah memanaskan kembali makanan sedangkan gadis kecil itu membantu menata buah-buahan yang baru saja dipotong kecil-kecil dan ditata rapi diatas mangkuk.

"Terimakasih sudah membantuku, sebaiknya tadi eonni dan Issa duduk saja," ucap Valleta.

Hwa-Eun menggeleng pelan, dirinya asik mengaduk kuah sup ayam. "Tidak, aku juga ingin membantumu sungguh. Aku tidak akan tega jika melihatmu yang seperti ini, apa Yoo-Ki tidak mempekerjakan asisten rumah tangga?" tanya Hwa-Eun ingin tahu.

Hi, Hwa ; Serendipity. [on revisi]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang